LOVE SHOT [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ]✔

chapter 15.

📸📸

"Dokter bilang cuma butuh istirahat aja, jangan dipakai buat banyak gerak dulu takutnya makin bengkak."

"Huufftt syukurlah kalo ga terlalu parah, tadi udah di kasih tau juga sama pak produsernya lo disuruh istirahat dulu sampe bener-bener sembuh tu kaki."

"Iyaa tadi gue udah di telfon juga. Lo masih di lokasi?"

"Iyaa, lagi baru selesai take mau makan dulu."

"Ajak si Jaemin noh, makan bareng kalian."

"Iddiieehhh liat ntar lah."

"Hahahah"

"Dahlah lo istirahat sana, byeee"

Sambungan panggilan itu terputus tepat ketika Haechan datang dan duduk disampingnya.

"Udah?"

"Udah, ayo naik punggung gue."

"Lah ngapain? Gue jalan aja."

"Denger ga tadi dokternya bilang apa? Kaki lo jangan dipake buat banyak gerak dulu untuk sementara, lo mau kaki lo nambah bengkak?"

"Bawel deh lo, buruan kalo gitu."

Haechan menggeleng, berjongkok di hadapan Renjun.

Renjun taruh kepalanya pada bahu Haechan. "Jadi belanja kan?"

"Dengan kondisi lo kayak gini?"

"Yaelah gue ga kenapa-napa, atau ga lo gendong aja gue keliling supermarket. Gimana?"

"Enak banget lo, gaada. Kalo mau lo tunggu aja di mobil."

"Ck, tapi beliin gue eskrim ya?"

"Hm."

●●

"Kenapa?"

"Gue mau nugget yang pedes itu dongg."

"Yang waktu itu gue beli?"

"Iyaa."

"Bentar gue cek dulu, ada apa ga."

Haechan berjalan kearah tumpukan frozen food tersimpan.

"Kosong, yang sayur ini aja mau ya?"

"Kok bisa kosong sih?"

"Ya mana gue tau gila, emangnya lo pikir bapak gue yang produksi tu nugget apa."

"Coba liat dong, puter kamera lo. Gue mau liat ada nugget apa ajaa."

"Males, lo liat aja muka gue yang ganteng ini."

"Idiiiieeehhhh, jangan lupa es krim gueee yaaaa. Bye!"

Sambungan telfon nya terputus, Haechan kantongi lagi ponselnya.

Melihat sebentar nugget pedas yang Renjun mau itu. Tapi pada akhirnya ia tetap memilih mengambilkan nugget sayur untuk Renjun.

Berjalan kearah rak cemilan dan mengambilkan cemilan kesukaan Renjun tidak lupa dengan es krim pesanan pria mungil itu.

Setelah ia rasa tidak ada lagi yang ia butuhkan, segera ia bawa langkahnya ke arah kasir.

🏹🏹