Sembilan belas

996 52 6
                                    

•••

Pagi yang cerah ini keluarga Ganendra tengah melakukan aktivitas wajib di pagi hari yaitu sarapan pagi.

"Pa nanti kai ada jadwal kelas musik nanti pulangnya agak telat dan jemput jeje juga di rumah kembar" ucap kai sembari memotong daging

"Iya semangat latihanya" ucap arsen

"Jeje berangkat bareng siapa nak? " tanya arsen pada putra bungsu nya yang sedang minum susu hangat

Dari semalam jevanka merasa tubuhnya tidak enak seperti meriang tapi ia tidak mau bilang papa , karena kalau ia bilang pasti tidak di bolehkan sekolah dan akan di marahi papa nya karena membantah main hujan kelamaan.

"Bareng kakak aja" ucap nya, ia tidak mau bareng papa arsen karena hanya kakak kai nya saja yang tau kalau ia tidak enak badan

"Oke, ingat ya uang jajan kalian papa potong. Papa udah nyuruh mbak nyiapin bekal buat kalian berdua"

"Iya pa" ucap kai dan jevanka

15 menit berlalu untuk sarapan, ketiga lelaki berbeda usia itu tengah berada di halaman depan rumah.

"Kai berangkat dulu ya pa" Pamit kai sembari mencium punggung tangan arsen

"Hati hati jangan ngebut"

"Jeje berangkat pa" ucap jevanka sambil menyalami papa nya

Arsen merasakan hawa berbeda saat putra Bungsu nya mencium tanganya, lalu ia tahan tangan mungil itu saat hendak di tarik pemilik. "Kamu sakit dek? "

"E-engak, jeje baik" ucap jevanka gelagapan

"Tapi kok hangat gak kaya biasanya"

"Ya-ya kan kena sinar matahari pa" elak nya

Arsen menatap matahari sebentar lalu menganguk. "Sekolah yang pinter jagoan papa" ucap arsen lalu mencium dahi kai dan jevanka

Kai berjalan ke mobil lalu membuka pintu mobil dan menyuruh jevanka masuk, kemudian ia juga masuk ke dalam mobil.

"Dadah pa~" ucap jevanka sembari melambaikan tanganya dari kaca mobil

"Daahh" ucap arsen.

Setelah mobil yang di kendarai kai berjalan meninggalkan perkarangan rumah, arsen pun langsung berangkat ke kantor nya.

Di dalam mobil kai.

"Gak usah sekolah ya dek, kakak anterin ke rumah oma nanti biar di periksa sama ante vio" ucap kai, ia khawatir sama adiknya ini

Jevanka mengeleng sembari menyandarkan kepala nya di kepala kursi mobil, kai yang melihat itu menurunkan sedikit kepala kursi itu agak kebawah.

"Jeje baik kak, ngak sakit cuma meriang haching " ucap jevanka dengan di akhiri bersin

Kai mengambilkan selembar tisu lalu mengusap hidung munggil itu yang mengeluarkan lendir bening.

"Tuh kan bersin, udah ah gausah sekolah kita ke rumah oma" ucap kai

"Ngak mau kak, jeje mau sekolah~" ucap jevanka

KAIZO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang