66

583 55 0
                                    

Paginya. Jaehyun kini tengah berkemas bawaannya untuk segara pulang ke rumah, dan pastinya Jaehyun tidak sendiri, ia ditemani sahabat setianya yang juga memasukkan baju baju kedalam tas yang cukup besar. Setelah di rasa sudah beres, mereka saling menatap.

"Kau siap untuk pulang?"

Jaehyun mengangguk tegas. Segala administrasi telah di bayar lunas sebelumnya, jadi mereka tinggal berjalan keluar menuju mobil yang telah menunggu kedatangan mereka.

Sampai di luar, Doyoung membantu memasukkan tas besar Jaehyun kedalam bagasi. Jaehyun membuka pintu dan mempersilahkan sahabatnya masuk terlebih dahulu. "Ayo masuk. Biar ku antar kau pulang." Ucapnya. Doyoung menggelengkan kepalanya, menolak penawaran Jaehyun. "Tidak terimakasih, aku kemari dengan mobil ku sendiri." Balasnya.

Tentu Jaehyun sedih mendengarnya, padahal ia ingin berlama-lama bersama sahabatnya. "Baiklah kalau begitu. Mau bagaimana lagi. Pastikan kau pulang dengan selamat! Dan jangan lupa untuk menghubungi ku jika sudah sampai!"

Doyoung mengukir senyumannya "seharusnya aku yang bilang begitu, tapi baiklah! Aku akan menghubungi mu jika sudah sampai!"

Lalu keduanya saling melempar senyuman, dan Jaehyun masuk kedalam mobilnya. Mesin dinyalakan, sebelum mobil itu melaju, jendela diturunkan oleh Jaehyun dan ia memberikan lambaian tangan pada Doyoung. "Aku duluan!"

"Hm!"

Lalu mobil melesat meninggalkan rumah sakit dan Doyoung di sana. Jaehyun menikmati perjalanan pulangnya. Kembali menurunkan jendela dan menghirup udara yang cukup segar. Jaehyun tidak lagi memikirkan tentang dua janin yang tidak bisa ia pertahankan, ia telah menerima dan mengikhlaskan kepergian mereka. Jaehyun berpikir mungkin belum saatnya untuk memiliki bayi dan menjadi orang tua. Ia harus melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum itu.

Sesampainya di kediamannya. Mobil terparkir di depan halaman, lalu Jaehyun keluar dari sana. Supir membuka bagasi dan membawa tas Jaehyun ke dalam. Jaehyun menyusul, dan ternyata kedatangannya di sambut oleh kedua orang tuanya. Yunho, juga Boa.

Meski Yunho memasang wajah tersenyum ramah dan memeluk dirinya, Jaehyun tidak lupa dengan apa yang telah ayahnya itu lakukan pada dirinya. Beralih dari sang ayah, kini Boa juga memeluk Jaehyun. "Selamat datang kembali, anakku!" Ucapnya dengan lembut.

Jaehyun tidak mempermasalahkan ibunya, tapi dengan sang ayah. Diam diam Jaehyun menyimpan rasa dendam pada Yunho. "Hm! Jaehyun telah pulang!" Jawabnya.

"Nah! Berhubung kau sudah pulang, bagaimana kalau kita merayakan kedatangan mu!" Ujar Yunho dengan suara lantangnya. Yunho mempersilahkan Jaehyun berjalan terlebih dahulu bersama dengan Boa. Mereka berjalan menuju ruang makan yang di sana terdapat seorang wanita yang pernah menjalin hubungan dengan Jaehyun.

Jaehyun terdiam ditempatnya begitu mendapati Seulgi duduk sendirian di sana. Matanya melihat ke arahnya, tapi sorot itu tidak nampak seperti dulu. Seulgi juga tersenyum ke arah Jaehyun, dan senyum itu juga tidak terlihat seperti dulu lagi. Setelah lama tidak bertemu, Jaehyun merasa ada yang berbeda dengan Seulgi.

Boa menuntun Jaehyun untuk kembali melangkah, dan duduk berhadapan dengan Seulgi. Begitu Jaehyun duduk, Boa dan Yunho turut bergabung bersama mereka. Berbagai macam makanan dihidangkan, Yunho langsung mempersilahkan mereka semua untuk menyantap makanan yang telah disajikan.

Seulgi mulai memotong kecil kecil daging steak di atas piringnya lalu memasukkan kedalam mulut. Tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya dentingan sendok yang terkena piring sebagai iringan musik mereka. Kedua mata Jaehyun tidak luput dari Seulgi yang nampak berbeda.

Acara makan bersama telah selesai, dan kini waktunya mereka menikmati hidangan penutup. Satu persatu cangkir kosong itu terisi dengan cairan berwarna coklat kemerahan, dengan asap putih dari menguap dari sana. Seulgi menyeruput sedikit tehnya "teh ini terasa begitu enak." Ujarnya.

Our Hyung (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang