18 || Kebahagiaan Yang Hancur

18 12 0
                                    

"Ah! Iya ada!!"-Jawab Fu Nie

"Maaf sepertinya saya harus kembali ke tempat tinggal saya, bisakah anda masuk kedalam ruangan dahulu?"-Tanya Xiun Jie

"Tuan sedang sakit dan lemah, lebih baik tinggal disini terlebih dahulu. Terlebih lagi saya lihat tuan seperti seorang bangsawan, saya yakin pelayan pelayan tuan akan mengurusi tempat tinggal tuan."-Jawab Fu Nie seraya menuntun Xiun Jie untuk masuk kedalam rumah kosong itu

Sekali lagi, Fu Nie berharap dengan keadaan baru di hutan bambu ini Xiun Jie dapat benar benar menumbuhkan rasa cinta pada Fu Nie secara alami walaupun ia buta. Walau Fu Nie terlihat senang, ia tetap bersedih hati harus kehilangan teman perjuangan melawan aura silumannya yangmengganas yaitu Biu Tun.

"Boleh saya tahu nama anda?"-Tanya Xiun Jie seraya meraba raba sekitarnya.

"Ah, saya.... Qiu Thai Cen dari Klan Peri Surgawi yang kebetulan menemukan anda dipinggir danau"-Bohong Fu Nie sembari menggenggam tangan Xiun Jie.

"Ah begitu... Bisakah anda pergi ke Paviliun Tian Shi Fang dan memberitahukan salah satu istri saya tentang keberadaan saya?"-Tanya Xiun Jie

"Ah... (Apakah itu Mei Ma? Bahkan disaat seperti ini ia masih memerdulikkan Mei Ma...) Itu... Saya tidak bisa mengakses Paviliun Suci semudah itu tuan, sebaiknya pulihkan diri anda dan kembali ke Paviliun Suci nanti"-Jelas Fu Nie

Hari hari berlalu, kesenangan dan kebahagian tak berhenti diantara mereka, perlahan lahan bunga yang telah lama layu itu mulai bermekaran lagi dan bersemi diantara mereka.

"Xiun Jie, mau ku gantikan penutup mata mu?"-Tanya Fu Nie

"Tentu, terimakasih tawarannya"-Jawab Xiun Jie

Mendengar jawaban kekasih hatinya, ia perlahan menarik simpul dari penutup mata Xiun Jie. Perlahan lahan ia melepas penutup mata itu, cahaya matahari masuk menyinari mata Xiun Jie. Pria itu perlahan lahan membuka matanya, menghadap pada kaca. Ia telah sembuh, ia melihat sosok Fu Nie dengan hanfu sederhana nya juga ikatan rambut biasa.

"Mau saya buka saja atau mau ditutup lagi?"-Tanya Fu Nie seraya menyisir rambut panjang Xiun Jie

"Tidak usah"-Jawab Xiun Jie

Ia terkejut melihat sosok Fu Nie yang tersenyum halus dan anggun, selama ini sosok yang ia kira kira adalah Mei Ma ternyata adalah orang yang selama ini dia abaikan dan benci.

Hari hari berlalu, hati dingin Xiun Jie perlahan melembut dan jatuh cinta pada Fu Nie begitupun sebaliknya. Mereka menikmati hari hari yang indah itu bersama, tiada lagi perbedaan kasih sayang antara Fu Nie dan Mei Ma. Seluruh kasih sayang Xiun Jie seluruhnya untuk Fu Nie sekarang, namun kebahagiaan tak bertahan lama.

"(Bahkan Bunga yang telah layu inipun bisa mekar kembali ya??)"-Batin Xiun Jie seraya menatapi Fu Nie yang tengah tertidur.

BRUKK!!!

DUAK!!!!

DRUGGG!!!!

Menyadari kebisingan diluar, Xiun Jie segera berjalan keluar untuk mengecek apa yang terjadi.

"XIUN JIE SAYANG KU!!!"-Teriak Mei Ma seraya berlari ke arah Xiun Jie dan memeluknya

"Mei Ma?"-Kaget Xiun Jie

"Xiun Jie kembali lah ke Paviliun Besar! Mari memerintahnya bersama ku!! Yaa???"-Ucap Mei Ma seraya menatap Xiun Jie dengan mata nya yang menjijikan.

"Mei Ma, menjauhlah terlebih dahulu aku sesak."-Ujar Xiun Jie

"Xiun Jie sayangku, apakah kamu diurus dengan baik disini? Apakah wanita yang tak kau cintai itu menyiksamu?"-Tanya Mei Ma sembari melihat lihat keadaan Xiun Jie

"Mei Ma, aku akan kembali ke Paviliun Besar namun bukan sekarang. Aku masih membutuhkan Fu Nie. Ia yang mengurusku selama aku sakit, ia sepenuhnya tulus."-Jawab Xiun Jie

"Kau sudah tidak mencintaiku lagi Xiun Jie? Kau lupa apa yang aku Punya?"-Ancam Mei Ma

"Aku masih mencintaimu Mei, bersabarlah sebentar lagi. Aku akan segera kembali ke paviliun besar"-Belai Xiun Jie

"Xiun Jie."-Dingin Mei Ma

"Baiklah, aku kembali ke Paviliun"-Jawab Xiun Jie

"Kau tahu? Aku sudah membunuh semua pengkhianat Paviliun Besar!! Mereka layak menerima itu!"-Ucap Mei Ma kegirangan

Xiun Jie berjalan menjauhi rumah gubuk kecil itu sembari menengok ke belakang menatapi Fu Nie yang tertidur pulas.

Sementara itu tak lama dari kepergian Xiun Jie, Fu Nie terbangun dari tidur lelapnya. Tanduk penghubung keluarganya kini berbunyi keras seakan ada hal buruk yang terjadi di Laut Selatan.

"HAH!!"-Teriak Fu Nie

Wanita yang panik itu segera melihat lihat sekitar, ia sadar bahwa Xiun Jie telah menghilang. Ia panik mencari cari kemana mana, hingga dihalaman utama gubuk itu terdengar suara sihir yang cukup kuat.

ZRINGG!!!

ZRINGGG!!!!

ZRINGGG!!!!

"Xiun Jie??"-Ucap Fu Nie seraya berlari ke arah halaman.

Yang ia dapati hanyalah penjaga Paviliun besar yang terlihat telah dimanipulasi, matanya merah dan sihirnya mendadak menjadi kuat. Penjaga itu menatap marah kepada Fu Nie yang tengah kebingungan.

Sebuah cahaya hitam sepintas kini melesat didepan Fu Nie, muncul sesosok wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Mei Ma.

"Lihatlah siapa yang menyambut kita? Tampaknya dia tak sabar untuk melihat hal yang telah kita kerjakan"-Ejek Mei Ma

"Mei Ma?? Apa yabg kau lakukan pada Xiun Jie??!!"-Bentak Fu Nie

"Kekasih ku itu aman, yang tak kau pikirkan adalah keluarga mu. FU NIE."-Ucap Mei Ma yabg lalu tertawa terbahak bahak.

"Apa yang kau lakukan? JAWABLAH!!!!!"-Teriak Fu Nie, seluruh hutan bambu bergema dengan suaranya. Gemuruh angin berhembus kencang mengangkat surai rambut Fu Nie yang berwarna Hitam kebiruan.

"Selamat, apakah kau siap dengan gelar baru mu? Akan kuberikan! Permaisuri Yatim Piatu!!! Atau lebih baik Permaisuri Yang Kesepian?"-Jawab Mei Ma seraya menunjukkan keenam sisik kehidupan keluarganya.

"Ayah... KAKAK?!!!!"-Ucap Fu Nie, wanita itu terjatuh berlutut di tanah matanya dipenuhi air mata yang tak karuan.

"Kurasa tugas ku memberikan kabar sudah selesai, ayo pergi pengawal"-Ucap Mei Ma dan lalu wanita itu menghilang bersama pengawalnya.

"Kurasa tugas ku memberikan kabar sudah selesai, ayo pergi pengawal"-Ucap Mei Ma dan lalu wanita itu menghilang bersama pengawalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah... Ibu... Kakak... Sekarang bila aku ingin tertawa dan terhibur, aku harus kemana???"-Lirih Fu Nie


Ia teriak, menangis, dan tersiksa sendiri diatas kebahagiaan Xiun Jie. Rasa sakit itu membuat perkembangan aura Silumannya semakin meningkat dna meledak, hingga energi spiritual Xiun Jie tak dapat menahannya lagi. Fu Nie, wanita baik hati dan ceria, hangat dan semangat. Kini menjelma menjadi iblis yang tersiksa, rasa dendam dan marah menekan energi spiritual Xiun Jie.

"Lihatlah Mei Ma, permainannya belum dimulai."-Ucap Fu Nie.












.












.












.












To Be Continued....

The Phoenix Of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang