mencoba mengingat

71 6 0
                                    

Mild pun pulang lebih dulu, kini di kafe hanya tersisa Gulf seorang, jam sudah menunjukan jam setengah 11 malam,namun kaki Gulf enggan melangkah untuk keluar dari kafe, dingin..Gulf yang sedang duduk di taman belakang mencoba berfikir keras,

Dia itu sebenarnya siapa sih, kenapa gue selalu merasa nyaman merasa dekat sama si kampret itu, terus kenapa gue harus mikirin dia coba, begoo banget dah otak gue, gue mikirin cowok, yang baru gue kenal, sumpah kalo gue pulang ke condo minyak wangi nya si Mew masih nempel di ranjang gue, apa gue ganti seprei aja ya,tapi gue males,tpi gue juga ga mau nyium bau dia, ahhhh brengsek banget sih pala gue ni-batin gulf

Gulf mengacak-acak rambutnya, wajah stres trlihat diwajahnya, semakin hari Gulf semakin rekat dengan mimpi-mimpi itu, Gulf menundukan kepala diatas meja,

Lihat aku...aku disini!!!
Kafe ini favoritku, jangan lupa kalo kamu lewat,mampir ya,untuk membeli es coklat kesukaanku,

Gulf terbangun sesaat dengan nafas berderu tak beratur, ia tertidur di bangku, ia menyadari bahwa ia masih di kafe, Gulf pun segera beranjak untuk pulang, jam sudah menunjukkan jam 12 malam lewat 15menit, lagi-lagi gulf bermimpi orang yang sama, jalanan kota Bangkok mulai sepi karna sudah tengah malam, Gulf trus berjalan tanpa henti menuju condonya, sampailah Gulf di condonya, saat Gulf membuka pintu,entah prasaan Gulf atau memang penciuman Gulf yang tajam, namun ruang kamarnya terasa wangi coklat panas yang baru diseduh, Gulf tidak takut hanya saja aneh rasanya mencium wangi coklat panas ditengah malam, namun Gulf tak memperdulikan itu,Gulf segera mandi dan menuju ranjang nya, sisa parfume Mew masih menyengat di batal Gulf, Gulf awalnya merasa risih namun kantuk sangat membuatnya malas bergerak, untuk sekedar berdiri dan mengambil sarung batal baru dilemari, hanya hitungan detik Gulf tertidur pulas, dengan ditemani lampu tidur bergambar Bintang, keesokan hari nya Gulf kuliah masuk siang, jadi ada waktu untuk bersantai lebih dulu dikamar, jam 8 Gulf sudah siap mandi dan makan sepotong roti sisa semalem ia bawa dari kafe, Gulf menuju ke kafe, karna phi earth memberi freelance pada Gulf soal pekerjaan,bukan berarti gulf bisa semena-mena keluar masuk kafe, dia tetap harus bertanya lebih dulu pada sang pemilik, tibalah gulf dikafe
"Phi gue masuk pagi ini ya"
"Hmmm" earth yang sibuk dengan ponselnya,tak menyadari Gulf datang,
"Phi gue mau tanya" ucap gulf ragu
"Hah?Mau tanya apa lu"
"Lu punya kafe ini udah lama phi?" Tanya Gulf pada earth,
"Lumayan sih lama,eh tapi ga tau juga ya,soalnya ini bekas kafe milik om gue, kakak nyokap gue,om gue punya istri, istrinya om gue punya om apa Tante gitu, taudah gue pusing pokoknya ada lah dari keluarga gue, kenapa,random banget jir pertanyaan lu pagu²?" Tanya Earth bingung,
"Oh gitu..gue cuma tanya aja, ya walaupun gue ga ngerti lu ngomong apasih phi,,,hahayyy" Gulf trtawa meledek Earth, earth pun berlalu pergi begitu saja meninggalkan kafe,
Gulf mulai bekerja, menyalakan mesin kopi, dan mulai mempersiapkan segalanya, kafe di buka jam stngh 9,karna hari ini hari Jumat maka aga siang, biasa jam 7/8 buka, bell di meja kasir berbunyi tanda Sorang ingin memesan,
Kringg...kringgg...kringgg
"Apa kafe ini udah bisa pesan?" Suara dari balik punggung Gulf mengintrupsi ia yang sedang membereskan peralatan kopi, Gulf pun berbalik menghadap arah suara itu, siapa yang pagi-pagi sudah bertamu ke kafe, tidak tahu apa Gulf sedang sibuk,
"Silahkan mau pesan apa" Gulf berbalik dan melihat orang itu, ternyata ia adalah Mew, senior dikampus sekaligus teman earth,
"Lu lagi...tumben banget pagi gini ke kafe? Mau ketemu phi earth ya?" Tanya gulf,
"Ngga, gue kesini mau sarapan, karna mau ngampus pagi" ucap Mew tersenyum
"Oh ok..lu mau pesen apa?" Tanya gulf
"Disini ada coklat panas ga?" Deg.. pertanyaan Mew membuat Gulf terhenti sejenak untuk bernafas, kenapa semua ini selalu membuat Gulf bertanya²,
"Gulf..gulf...hei.." Mew mengaburkan lamunan gulf, Gulf pun tersentak oleh suara Mew,
"Ehh..ehh..Iyah mew..kenapa?mau apa tadi?" Ucap Gulf gelagapan
"Gue pesen coklat panas ada ga?" Ucap mew lagi,
"Oh ada ada, tapi lu harus nunggu bentar, karena mesin air panas nya belom panas" ucap gulf
"Oh ya udah ..gue duduk dulu disitu klo gitu,nanti kalo udh siap panggil gue ya" Mew pun pergi dari tempat Gulf dan duduk di meja, Gulf memandang sesaat Mew yang duduk,tepat 1 meja dari tempat ia, Gulf pun segera membuatkan coklat panas, coklat panas ini jarang sekali dikeluarkan oleh Gulf atau earth, bhkan pelanggan jarang membeli minuman ini, apa ini semua secara kebetulan,fikir Gulf..Gulf pun selesai membuat coklat panas Mew, Gulf menekan bell, Mew pun terpanggil dan mnghampiri Gulf
"Ni pesanannya.." ucap gulf menyodorkan coklat panas dalam gelas plastik,
"Makasih ya" ucap Mew sembari menyodorkan uang kertas,
"Duh ga ada kembaliannya, masih pagi ga ad kes"
"Yudh lu pegang aja duitnya, nanti siang gue kesini lagi" ucap Mew lalu pergi begitu saja, Gulf pergi melihat Mew keluar, selalu bertanya-tanya kepada diri nya sndiri,apakah dia mengenal Mew sebelumnya?? Pertanyaan itu selalu ada di kepalanya, lantas apa hubungannya minuman coklat panas dengan mimpi Gulf semalam, apa hanya sebuah kebetulan belaka,
Saat Gulf sedang di dapur beberapa karyawan yang lain pun datang, termasuk mild
"Ai satt...kenapa lu ngagetin guesih di dapur?" Ucap mild saat berpapasan langsung dengan Gulf yang sedang mngepulkan asap rokok ke wajah mild
"Sat kayanya gue harus banyak mikir ni" ucap Gulf serius, mild yg mndengar pun lngsung duduk d bangku,
"Emang lu mau mikir apaan?bukanya lupa ga bisa mikir?" Ucap mild sebarangan,
"Kayanya gue ga bakal bisa ngejar beasiswa S2 gue deh" ucap Gulf lesu, sebenarnya Gulf mau mncritakan keresahan dia, namun berbicara dengan mild diwaktu jam kerja gini tidak akan nyambung, Gulf hnya bisa mengalihkan arah ceritanya,
"Gulf lu psti bisaa, wlwpun lu cmn pelayan kafe biasa, lu harus tetep bisa jadi dokter," ya cita-cita Gulf ingin jadi dokter tapi ia malah masuk jurusan teknik di S1 satu nya,
Namun gulf tetap menjalankan semuanya dengan senang hati, orang tua Gulf di Chiang Mai sangat mendukung semua keputusan yang Gulf ambil, bahkan kedua adiknya pun sangat senang Gulf mandiri, dan mau keluar dari zona aman nya,

takdir terpendam (MEWGULF+THARNTYPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang