Positif

828 69 6
                                    

"Lo sore ini ada janji main basket?" Tanya Anna pada Jihoon yang ada di sebelahnya.

"Ada," jawab Jihoon santai sambil masih fokus membantu Anna mencari buku yang ia cari di toko buku yang sekarang mereka datangi.

"Terus lo kenapa nemenin gue ke sini, sih?"

"Ya gak apa-apa."

"Ji, gue bisa sendiri. Lo pasti udah ditungguin temen-temen lo."

"Ini bukan?" Tanya Jihoon sambil menyodorkan buku yang ia temukan pada Anna, tanpa menanggapi ucapan Anna.

"Bukan," jawab Anna sekenanya.

"Ji lo kenapa, sih?"

"Kenapa?"

"Perasaan akhir-akhir ini lo nempel mulu sama gue."

"Dih, ge-er."

"Iya, kan? Kemana-mana lo ikut gue. Istirahat di kantin juga lo makan di samping gue. Dan sekarang? Sekarang lo di sini. Padahal lo selalu menomor satukan basket dibanding gue."

"Masa?"

CTAK

"Sakit, bego!" Sentak Jihoon sembari mengusap kepalanya yang dijitak Anna.

"Otak lo geser, ya?"

"Tangan lo tu geser. Asal jitak orang!"

"Yaa, lo aneh sih!"

"Emang salah kalau gue jagain lo?"

"Kenapa jagain gue?"

"Biar gue bisa pantau lo."

"Astaga! Gue bukan anak kecil, Ji."

"Ck, cari toko buku lain. Buku yang lo cari gak ada." Ucap Jihoon yang mulai jengah ditanyai terus oleh Anna. Lelaki itu pun berjalan mendahului Anna.

Ketika mereka sudah di samping motor Jihoon, Anna menarik tangan Jihoon agar menghadapnya. Dia masih belum puas dengan jawaban Jihoon.

"Ji,"

"Apa lagi?"

"Ada apa sih, Ji? Kita sahabatan udah lama. Gue tau banget kalau ada yang berubah sama sikap lo. Ada yang lo sembunyiin dari gue?"

"Lo mau tau jawabannya?" Tanya Jihoon dan menghadap Anna sepenuhnya dengan raut serius. Membuat Anna semakin penasaran.

"Iya, kenapa?"

"Gue lagi di posisi pengecut, Na."

"Maksud lo?"

"Gue takut sama diri gue sendiri yang gak bisa jaga, lo."

Jawaban Jihoon membuat Anna terperangah. "Ji,"

"Gue pernah bilang sama lo. Ketakutan terbesar gue adalah gagal jagain lo. Dan itu udah terjadi."

"... Dan gue gak mau gagal lagi. Kali ini gue bakal jaga lo dengan apapun yang gue punya." Sambung Jihoon. Lelaki itu berbicara dengan sungguh-sungguh dan menggenggam kedua bahu Anna.

"Ji, gue udah bilang itu bukan salah lo. Lo udah jagain gue selama ini."

"Kalau gue jaga lo dengan baik, gak mungkin lo bakal ngerasain hal se-mengerikan itu."

"Ji, udah. Oke? Gue mau lupain itu. Gue lagi usaha. Jadi tolong, lo percaya sama gue, ya? Gue bakal baik-baik aja." Ucap Anna menenangkan. Jihoon pun hanya menghela napas dan mengangguk pelan.

"Udah, ah! Gue mau makan es krim." Celetuk Anna berusaha mencairkan suasana.

"Oke,"

"Lo yang bayarin ya?"

Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang