Getting worse

875 71 4
                                    

Seperti biasa, hari ini di kantin pun, Jihoon sudah duduk di samping Anna. Setelah malam di mana Jihoon mengatakan akan menikahi Anna, hubungan mereka tidak merenggang, namun Anna merasa Jihoon sedikit dingin padanya.

Perlahan Anna memberikan sosis dari piringnya ke piring Jihoon. Anna tau Jihoon sangat suka sosis. Melihat itu, Jihoon pun sekilas menatap Anna lalu mengembalikan sosis itu ke piring Anna.

"Buat lo," ucap Anna dan berniat memberikan sosis itu lagi. Tapi dicegah oleh Jihoon.

"Yang butuh banyak gizi itu lo. Sekarang lo gak sendiri."

Naya terkesiap sejenak memahami perkataan Jihoon. Memang ia sekarang tidak sendiri, ada janin yang harus ia jaga. Tapi ini hanya sepotong sosis, kan?

Tidak lama setelah itu, Jihoon berdiri dari duduknya, hendak pergi.

"Mau ke mana?" Tanya Anna.

"Gue ada urusan," setelah mengatakan itu, Jihoon pergi begitu saja meninggalkan Anna.

Anna menghela napas pelan. Ia mencoba mengerti posisi Jihoon. Selain Anna, Jihoon pasti merasa semua ini berat untuk dijalani.

Maaf, Jihoon.

»»««

Hari ini mereka pulang sekolah lebih awal. Mereka hanya mengurus berkas kelulusan di sekolah.

Jihoon dan Anna pun memutuskan untuk ke rumah pohon. Di sini, Anna hanya melihat Jihoon dari rumah pohon. Lelaki itu sedang asik sendiri bermain basket.

Hingga hujan perlahan tiba, tetapi Jihoon tetap bermain basket. Membuat Anna khawatir.

"Ji, udah mainnya woi! Hujan!" Teriak Anna, namun Jihoon bagai orang tuli. Lelaki itu tetap fokus bermain basket.

"Jihoon!!!" Teriak Anna untuk mengalihkan fokus Jihoon. Tetapi lelaki itu hanya melirik sekilas padanya, dan lanjut bermain.

Geram melihat sikap Jihoon, Anna pun turun dan menghampiri Jihoon.

"Ji-"

"Ngapain lo turun? Hujan, bego!"

"Lo yang bego! Gue udah teriak-teriak supaya lo naik malah main terus!"

Dengan wajah yang menahan amarah Jihoon pun mendorong Anna perlahan untuk kembali ke rumah pohon. Tetapi Anna menolak keras.

"Enggak mau!"

"Anna, lo bisa sakit!"

"Terus lo kebal gitu?! Gak bakal sakit, iya?!" Bentak Anna yang sedikit muak dengan sikap Jihoon akhir-akhir ini.

Akhirnya Jihoon menggendong Anna di pundaknya, seperti membawa karung beras. Lelaki itu membawa Anna kembali ke rumah pohon.

Setelah menurunkan Anna, dapat perempuan itu lihat, raut wajah Jihoon masih dingin dan terlihat marah.

"Anna, kalau lo sakit, yang sakit gak cuma lo. Tapi janin lo juga kena dampaknya! Lo mikir sampai situ gak, hah?!" Bentak jihoon.

"Lo kira dengan sikap lo yang kayak gini gak bikin gue sakit, Ji?" Ucap Anna lirih dengan menatap tepat di iris Jihoon.

"Anna, lo gak bisa egois-"

"Egois? Kalau gue egois, gue udah gugurin janin ini."

"Anna!"

"Toh, semua hancur kan gara-gara janin ini? Orang tue gue marah, lo juga berubah dingin sama gue!"

"Anna, stop it!" Perintah Jihoon dengan tegas karena ia tidak suka perkataan dan pikiran Anna.

Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang