"Maaf ya, mama gak bisa jenguk kamu lama." Ucap mama nya Jihoon sembari mengusap surai Anna dengan lembut. Saat ini, Anna sedang duduk di kasur rawat inap nya.
"Gak apa-apa, ma. Mama dateng aja Anna udah seneng banget. Makasih ya, ma." Ucap Anna tulus dengan senyumnya. Senyuman manis Anna pun tak luput dari netra Jihoon yang berdiri di sampingnya.
"Jenguk menantunya yang sakit tuh wajib, cantik. Apalagi kamu ngandung cucu mama. Lain kali lebih perhatiin kesehatan kamu ya. Sebagai calon ibu, kamu juga berhak sehat dan bahagia." Mama nya Jihoon mengucapkannya dengan sangat tulus, Anna bahkan hampir menangis mendengarnya.
"Makasih ya, ma. Anna janji untuk terus sehat. Maaf bikin mama khawatir."
"Sini peluk dulu. Aduh, cantik.. manis...Mama kan khawatir karena sayang sama kamu, nak."
Anna tersenyum penuh haru di pelukan mama nya Jihoon. Detik itu juga, Anna berkomitmen pada diri sendiri untuk menjaga diri dan janinnya sebaik mungkin.
"Mama pulang, jagain Anna. Awas aja sampai Anna sakit lagi!" Peringat mama pada Jihoon dengan raut yang dibuat garang.
"Siap, ma." Jawab Jihoon dengan mantap.
Sepulangnya mama, Anna menatap Jihoon yang sedang membereskan buku-bukunya ke tas. Selama Anna dirawat 2 hari ini, Jihoon tetap belajar di rumah sakit.
Jauh di dalam lubuk hati, Anna sebenarnya sangat ingin segera kuliah. Tapi dengan mempertimbangkan kehamilannya, baik Anna, Jihoon, maupun keluarga kedua belah pihak sudah sepakat agar Anna menunda dulu untuk melanjutkan ke jenjang kuliah.
"Ji," panggil Anna.
Jihoon hanya berdehem sebagai respon karena masih sibuk membereskan buku.
"Latihan soal ujiannya susah, kah?"
Jihoon pun menatap sekilas pada Anna, membuat lelaki itu paham apa yang ada di pikiran Anna. Dulu, saat masih kelas 11 SMA, Anna sempat bercerita pada Jihoon tentang dirinya yang ingin segera kuliah kedokteran, lulus, lalu bekerja, sehingga bisa menaikkan status sosial keluarganya.
Setelah selesai membereskan bukunya, Jihoon mengambil tempat untuk duduk di kursi yang ada di sebelah brangkar. Lelaki itu menatap tepat di manik mata Anna, membuat perempuan itu bertanya-tanya.
"Kenapa?" Tanya Anna.
"Latihan soalnya susah."
"Beneran?"
"Iya, makanya gue belajar biar bisa ngajarin lo taun depan pas mau tes masuk kuliah."
Anna pun terdiam mendengar jawaban Jihoon.
"Ji-"
"Thanks lo udah mau bijak untuk rawat calon anak kita. Gue respect dan bangga sama lo. Jadi, gue bakal ngajarin lo taun depan supaya bisa masuk fakultas kedokteran kayak yang lo mau."
Mendengarnya, Anna pun tersenyum dan mengangguk. "Karena lo udah berusaha keras kerjain soalnya, gue juga akan berusaha sebaik mungkin supaya anak kita sehat."
Mendengar kata "anak kita" yang pertama kali keluar dari mulut Anna selama ini, membuat hati Jihoon menghangat.
"Makanya gak boleh mikir berlebihan lagi." Ucap Jihoon.
"Siap!" Mereka pun saling menunjukkan tawa.
"Bandel banget, sakit terus." Ucap Jihoon sembari mengusak gemas pucuk kepala Anna.
》》《《
Setelah di rawat selama 3 hari di rumah sakit, akhirnya Anna sudah dibolehkan pulang. Anna senang karena selain Jihoon, orang tuanya juga mengantarkan ia pulang. Semenjak menikah dengan Jihoon, orang tuanya mulai memperlakukan Anna dengan baik. Anna tidak peduli dengan alasan berubahnya sikap kedua orang tuanya. Yang terpenting, mereka memperlakukan Anna dengan baik saja sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️
Jugendliteratur"Biarin gue tanggung jawab atas lo dan anak yang lo kandung!" "Apa?! Enggak! Ini bukan anak lo!" sentak Anna, tak habis pikir dengan penuturan lelaki di hadapannya. "Terus apa, Na? Lo mau berjuang sendiri? Sakit sendiri?!" "Itu urusan gue. Lo-" "Ngg...