Home

731 69 4
                                    

"Gimana kabar lo, Ra?" Tanya Anna dengan sedikit canggung. Di hadapannya kini sudah ada sahabat satu SMA nya dulu, Yura.

Pada saat Jihoon mendeklarasikan kehamilan Anna di lapangan sekolah saat itu, Yura menjadi salah satu orang yang menyaksikannya. Sejak saat itu, Yura menjauh dari Anna. Baru setelah 2 bulan ini, Yura mengajak Anna bertemu di private room suatu restoran sushi kesukaan mereka berdua dulu.

"Baik. Lo sendiri?" Tanya Yura balik dengan ekspresinya yang datar sejak tadi.

"Baik juga,"

Setelah jawaban Anna, suasana kembali hening. Mereka sama-sama terdiam, dengan pikiran mereka sendiri-sendiri.

"Anna," panggil Yura memecah kesunyian. Anna pun mendongak menatap Yura.

"Kehamilan lo gimana?"

Anna terdiam sejenak karena merasa ini adalah topik sensitif. Anna bahkan dulu beranggapan, Yura pasti memandangnya jijik karena hamil di luar nikah. Yura juga tidak datang di pernikahannya dengan Jihoon.

"Dia sehat. Makasih lo udah tanya." Ucap Anna dengan senyumnya mencoba mencairkan suasana.

"Udah berapa bulan?"

"Jalan 5 bulan, Ra."

Yura pun mengangguk sebagai respon.

"Lo gimana? Udah mulai berlajar buat ujian masuk kuliah?" Tanya Anna mencoba memunculkan topik bahasan baru.

"Belum,"

"Belum? Kenapa?"

"Gue gak mau kuliah sendirian."

"Maksudnya?"

"Gue mau nunggu kuliah bareng lo." Ucapan Yura seketika merubah mimik wajah Anna.

"Kenapa nunggu gue?"

"Gue kan sahabat lo."

Perlahan, mata Anna berkaca-kaca. Ia bahkan tidak bereksptasi Yura akan mengatakan hal seperti itu. Di pertemuan yang pertama kali semenjak mereka menjauh ini, Anna sudah menyiapkan hatinya jika Yura akan memarahinya.

"Ta-tapi gue kuliah tahun depan."

"Gak masalah."

"Yura-"

"Gue cuma minta satu hal, Na."

"Apa?"

"Jangan sembunyiin hal apapun dari gue lagi." Ucap Yura dengan suara yang mulai bergetar dan bulir air mata yang siap turun kapanpun.

"Ra-"

"Lo tau, Na? Waktu Jihoon ngasih tau kehamilan lo di lapangan sekolah, gue ngerasa sakit hati banget. Gue ngerasa bukan sahabat yang baik buat lo, sampai lo bahkan ragu dan mutusin gak terbuka sama gue."

"Gak gitu, Ra-"

"Apapun alasan lo, jujur gue kecewa saat itu sama lo, Na. Coba aja lo jujur dan cerita dari awal sama gue, pasti Jihoon udah babak belur gue smackdown karena hamilin lo. Brengsek tuh cowok!" Ucap Yura sambil terisak, ia sudah menangis mengingat kejadian dulu. Ia merasa bodoh tidak bisa membantu sahabatnya. Apalagi, ia juga tidak bisa menjaga sahabatnya dari Jihoon.

Anna yang melihatnya pun tersenyum simpul dengan bulir air matanya yang juga sudah turun di pipi. Anna terharu dan senang bukan main. Akhrinya, ia bisa mendengar celotehan sahabatnya itu lagi. Anna pun beralih duduk di sebelah Yura. Ia memeluk Yura erat, mereka saling menangis dalam pelukan itu.

"Maaf, Ra."

"Gue yang minta maaf, Na. Gue merasa gak berguna jadi sahabat lo."

"Enggak, gue aja yang gak bersyukur punya sahabat kayak lo."

Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang