Jihoon melamun di ruang kerjanya. Ia teramat pusing dengan situasi akhir-akhir ini. Pekerjaannya memang sudah mulai membaik, tapi rumah tangganya tidak menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih positif.
Tidak, ia tidak menyerah akan Anna. Cintanya masih sebegitu dalamnya pada Anna. Tapi, jujur Jihoon penat. Hal ini sudah berlangsung cukup lama, namun tidak ada perubahan yang berarti.
TOK TOK
Ketukan pintu memecah lamunan Jihoon. Jihoon pun mengusap wajahnya sendiri dan mencoba menstabilkan perasaannya. Ia harus professional jika urusan pekerjaan.
"Iya, masuk."
Sekretaris nya masuk bersama dengan perempuan yang ia kenali sebelumnya. Jihoon cukup terkesiap melihatnya.
"Permisi, pak. Ini Lena perwakilan dari perusahaan L&Q. Seperti yang dijadwalkan, hari ini Anda ada meeting dengan Lena untuk membicarakan kerja sama perusahaan, pak." Jelas sekretaris itu.
Jihoon pun mengangguk memahami penjelasan sekretarisnya itu. "Oke, berkas tambahan dari meeting kemarin, tolong kamu kirim ke e-mail saya." Titah Jihoon.
"Baik pak, kalau begitu saya permisi." Ucap sekretaris itu lalu pergi meninggalkan ruangan itu setelah mendapat anggukan dari Jihoon.
Lena pun melangkah mendekati meja Jihoon.
"Hi, long time no see!" Sapa Lena dengan senyum lebarnya.Jihoon pun melangkah menuju sofa yang ada di ruangan itu. Menghiraukan sapaan Lena. Tidak tumbang, Lena mengikuti langkah Jihoon lalu duduk tepat di samping Jihoon.
"Ini kantor, Len." Peringat Jihoon. Lena pun berdehem lalu memilih mengalah untuk bergeser duduk sedikit lebih jauh dari Jihoon.
"Jihoon, kita temenan lho. Lo kok cuek banget-"
"Kenapa lo?" Tanya Jihoon dengan ekspresi dinginnya.
"Ha?"
"Kenapa lo yang wakilin perusahaan bokap lo."
"Yaa, gue kan anaknya."
"Kontrak kerja sama ini eksklusif, bukan main-main asal lo tau."
"Iya Jihoon... gue tau. Gue serius kok." Ucap Lena dengan senyum yang tak pernah luntur dari tadi.
"Lo tau apa tentang kerja sama ini?"
"Gue tau semua dan mulai sekarang, gue yang akam handle kerja sama antara perusahaan bokap lo sama perusahaan bokap gue."
Jihoon pun mengalihkan pandangannya dari Lena. Dia muak dengan senyum dan tingkah laku perempuan itu.
"Oke, kita mau bahas dari mana?" Tanya Lena bersemangat.
Setelahnya mereka membahas kerja sama antar perusahaan. Hingga akhirnya mereka sepakat akan kerja sama itu. Di tandai dengan mereka yang saling menandatangani MoU.
"Senang bekerja sama dengan anda, Park Jihoon." Ucap Lena sumringah sembari menjulurkan tangannya. Dengan berat hati, Jihoon menyambut uluran tangan itu.
"Ok, kita lunch yuk!" Ajak Lena.
"Len, kita cuma bahas kerja sama. Lo jangan ngelunjak."
"Lah? Emangnya partner kerja gak boleh lunch bareng?"
"Gak perlu." Ucap Jihoon lalu kembali duduk di kursi singgah sananya.
"Come on, Ji! Lo harus chill dikit gitu, lho. Nikmatin kehidupan lo."
Jihoon mengabaikan ucapan Lena. Ia memilih untuk mengerjakan berkas yang ada di mejanya.
"Anna segitunya bikin lo stress, Ji?" Pertanyaan Lena membuat Jihoon menghentikan aktifitasnya. Lelaki itu menatap tajam Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️
Подростковая литература"Biarin gue tanggung jawab atas lo dan anak yang lo kandung!" "Apa?! Enggak! Ini bukan anak lo!" sentak Anna, tak habis pikir dengan penuturan lelaki di hadapannya. "Terus apa, Na? Lo mau berjuang sendiri? Sakit sendiri?!" "Itu urusan gue. Lo-" "Ngg...