"Anna,"
Panggilan itu sontak membuat Anna menoleh ka arah suara. Anna berdiri perlahan, seolah ia masih belum tersadarkan dengan apa yang ia lihat sekarang. Perempuan itu perlahan berjalan mendekat.
"Na, kamu ngapain disini? Bahaya-"
GREP
Perkataan orang itu terhenti saat Anna tiba-tiba memeluknya erat dan menangis sejadi-jadinya.
"Anna, hey..." ucap orang itu sembari hendak melepas pelukannya namun Anna enggan melepasnya.
"I'm okey, Na. Hm?... are you that worried?"
Anna hanya mampu menjawab pertanyaan orang itu dengan anggukan. Ia tidak sanggup berbicara, takut tangisannya semakin membeludak di tengah keramaian saat ini. Siapa lagi, tentu orang itu adalah Jihoon.
Jihoon pun tersenyum dan mengusap punggung Anna menenangkan. Ia juga sesekali mencium puncak kepala Anna. Ada rasa lega di hati Jihoon setelah mengetahui Anna masih mengkhawatirkannya.
Anna perlahan menguraikan pelukannya dengan Jihoon.
"Astaga... tangan sama kepala kamu kenapa? Huwaaaa!!" Ucap Anna lalu menangis lagi melihat tangan kanan dan kepala Jihoon yang di perban.
Melihat Anna menangis, Jihoon malah tertawa kecil. Bagi Jihoon hal itu malah terlihat menggemaskan.
"Kok ketawa siiiih?!!"
"Aku gak apa-apa, sayang."
"Gak apa-apa gimana sih?! Orang luka sampai diperban gitu kok!"
"Ya kan udah diobatin sama dokter yang dateng pakai ambulans tadi."
"Beneran gak apa-apa?" Tanya Anna yang masih tidak percaya sembari mengusap air mata di pipinya seperti anak kecil. Sangat menggemaskan bagi Jihoon. Jihoon bahkan setengah mati menahan tawanya. Takut Anna marah lagi.
"Gak ada luka lain selain ini. Kamu tenang aja." Ucap Jihoon sembari mengusap air mata Anna yang masih terus mengalir. Diperlakukan seperti itu, Anna malah semakin menangis.
Jihoon menyampirkan jas yang sejak tadi ia bawa ke pundak Anna.
"Kok gak bawa jaket? Dingin,"
"Tadi bawa, kayaknya ketinggalan pas naik taksi tadi deh." Ucap Anna yang masih tersendat dengan isakannya sendiri.
"Stt, udah... don't cry." Ucap Jihoon. Jihoon pun memeluk Anna kembali agar bisa menenangkan istrinya.
》》《《
Saat ini Jihoon dan Anna berada di rumah sakit. Tadi saat akan pulang ternyata Jihoon mengeluhkan kepalanya yang pusing. Jadi dokter memutuskan agar Jihoon tes EEG yang dijadwalkan besok siang. Oleh sebab itu, malam ini Anna menemani Jihoon yang harus rawat inap di rumah sakit.
Keadaan sedikit canggung saat ini bagi Anna. Bagaimana tidak? Kemarin ia baru marah-marah minta pisah, eh paginya nangis-nangis tidak mau pisah.
"Na," panggil Jihoon pada Anna yabg terlihat kikuk duduk di kursi yang ada di samping brankar Jihoon.
"Hm?"
"Aku mau makan."
"Oh... i-iya. Nih," Ucap Anna sembari memberikan piring berisi makanan dari rumah sakit.
Jihoon hanya melihat piring tanpa ada niat menerimanya. Anna pun menaikkan satu alisnya seolah bertanya.
"Suapin,"
"Hah?" Tanya Anna cengo.
"Duduk sini terus suapin." Ucap Jihoon sembari menepuk space kasur di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️
Roman pour Adolescents"Biarin gue tanggung jawab atas lo dan anak yang lo kandung!" "Apa?! Enggak! Ini bukan anak lo!" sentak Anna, tak habis pikir dengan penuturan lelaki di hadapannya. "Terus apa, Na? Lo mau berjuang sendiri? Sakit sendiri?!" "Itu urusan gue. Lo-" "Ngg...