Pantulan dirinya sendiri di kaca adalah satu-satunya objek yang Anna lihat saat ini. Ia melihat dirinya yang sudah dirias dengan gaun putih yang melekat di tubuhnya. Tanpa ekspresi, pikirannya sedang sangat berantakan.
CKLEK
"Anna," panggil mama dari Jihoon setelah memasuki ruangan di mana Anna berada. Seketika Anna melirik ke arah wanita dengan paras yang awet muda itu.
"Anna sayang," ucap beliau setelah mengambil posisi duduk di samping Anna. Wanita itu mengusap lembut rambut Anna. Merapikan helain rambut perempuan itu.
"Maafin mama, ya." Sambungnya.
"Kenapa minta maaf?" Tanya Anna dengan suara yang serak karena sejak kemarin ia menangis. Menangisi jalan hidupnya yang tidak sesuai ekspektasi.
"Maaf mama gak bisa didik Jihoon. Mama gagal mendidik Jihoon jadi lelaki yang baik. Maafin Jihoon karena ngelakuin hal sejahat itu ke kamu, nak." Ucap mama dengan mata yang berkaca-kaca.
Naya pun menunduk, enggan menanggapi ucapan wanita yang dalam kurun waktu kurang dari 1 jam lagi akan menjadi mertuanya. Anna menahan tangis.
Sebenarnya ini alasan terbesarnya menangis terus. Jihoon tidak salah dan lelaki itu tidak seharusnya bertindak sejauh ini hanya karena dirinya. Bahkan papa-nya Jihoon mengurus berkas sekolah agar Anna tetap lulus dan mendapatkan ijazahnya.
"Tante, ha-harusnya... Anna yang minta maaf." Ucap Anna dengan terbata-bata menahan tangis.
"Enggak, nak. Ini jelas salah Jihoon. Jihoon memang sudah seharusnya bertanggung jawab atas kamu dan anak kamu. Mama janji, mama akan selalu ada buat kamu. Kalau kamu butuh apapun, bilang mama ya."
Mendengarnya, Anna pun menatap mama dengan rasa bersalah yang semakin dalam. Terlebih, secara tidak langsung, beliau ingin Anna memanggilnya mama sama seperti Jihoon.
Anna tidak bisa membendung tangisnya lagi, setelah mama memeluknya dengan sayang. Rasa hangat menjalar ke hatinya perlahan. Bahkan ibu kandungnya sendiri jarang sekali memeluknya dengan setenang ini.
Mama perlahan melepaskan pelukan mereka lalu tersenyum menenangkan pada Anna. Anna pun ikut tersenyum tipis.
"Mama sayang sekali sama Anna. Titip cucu mama, ya. Pastikan dia sehat di sini." Ucap bunda sembari mengusap perlahan perut Anna yang mulai terlihat membesar di balik gaunnya.
"Iya, tan-"
"Eh, jangan tante dong. Mama. Oke? Kan menantu mama yang paling cantik."
"Iya, mama."
"Nah, gitu. Udah jangan nangis ya. Aduh, make-up nya harus di benerin ini. Bentar mama panggilin dulu MUA nya di depan, ya."
Anna pun mengangguk sebagai jawaban. Ia melihat punggung wanita itu yang menjauh keluar dari ruangan. Naya kembali menunduk murung.
Hatinya bertanya-tanya, apakah ia tega membohongi wanita sebaik mama? Apakah wanita selembut itu akan murka kepadanya jika tau hal yang sebenarnya terjadi?
》》《《
Acara dimana Jihoon dan Anna mengikat janji suci berjalan dengan khidmat dan lancar. Akad pernikahan dilaksanakan secara privat dan hanya dihadiri oleh beberapa anggota keluarga dan sanak saudara saja. Sesuai dengan permintaan dari Jihoon dan Anna. Terutama, Anna.
"Capek?" Tanya Jihoon yang melihat Anna meluruskan kakinya di sofa ruang rias. Sesekali perempuan itu memijit kakinya perlahan.
"Lumayan," jawab Anna sekenanya. Jujur, Anna benar-benar lelah. Semenjak hamil, ia mudah sekali capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️
Teen Fiction"Biarin gue tanggung jawab atas lo dan anak yang lo kandung!" "Apa?! Enggak! Ini bukan anak lo!" sentak Anna, tak habis pikir dengan penuturan lelaki di hadapannya. "Terus apa, Na? Lo mau berjuang sendiri? Sakit sendiri?!" "Itu urusan gue. Lo-" "Ngg...