Pagi ini, Jihoon dan Anna memulai hari seperti biasa. Anna membuat toast untuk menu sarapan mereka kali ini.
"Lo harus banget ya baru dateng kemarin terus langsung kerja hari ini?" Tanya Anna pada Jihoon yang sedang memakan toast-nya dan duduk di hadapan Anna.
Jihoon sudah tampak rapi dengan setelan kemejanya dan jas hitam yang ia sampirkan di kursi yang ada di sampingnya.
"Biar cepet beres, Na."
"Tapi gak harus buru-buru, kan? Lo pasti masih capek."
Jihoon pun meletakkan alat makannya lalu tersenyum curiga pada Anna. Membuat Anna menaikkan satu alisnya dengan maksud bertanya.
"Lo khawatir sama gue, Na?" Ucapan Jihoon pun dihadiahi lemparan tisu kering oleh Anna.
"Gak usah ge-er!"
"Tinggal bilang khawatir, susah amat." Sindir Jihoon sembari memakan satu suap terakhir dari toast itu. Tentu dengan senyum songong-nya.
"Yaudah sana kerja, ah!" Ketus Anna sembari mengibaskan tangannya sebagai tanda mengusir Jihoon.
Senyum Jihoon semakin lebar setelah berhasil membuat Anna kesal. Lelaki itu pun bangkit dari kursinya, mengambil jas, lalu memakainya. Ia berjalan menuju kursi dimana Anna duduk.
Lelaki itu mengusap kepala Anna sembari menunduk hingga wajahnya sejajar dengan Anna.
"Lucu banget istri gue khawatir." Ucap Jihoon dengan senyum manisnya. Hal itu cukup membuat Anna diam terpaku. Keterdiaman Anna membuat Jihoon semakin gemas. Lelaki itu pun mencium bibir Anna sekilas.
CUP
"Gue berangkat, bye!" Ucap Jihoon sembari berjalan pergi keluar apartement.
Sepeninggal Jihoon, Anna pun mengerjapkan matanya. Kesadarannya mulai kembali. Ia perlahan tersenyum merasa geli sendiri dengan tingkah Jihoon. Tapi... Anna suka itu.
Anna senang saat Jihoon melakukan itu. Anna senang Jihoon selalu membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Anna senang semua perasaan mendebarkan yang entah sejak kapan Anna nikmati dan menjadi semacam... candu(?)
Entah, yang pasti sekarang Anna sedang salting dan menutup mulutnya agar tidak teriak-teriak sendiri. Perasaannya benar-benar membuncah. Dan kali ini, karena seorang Park Jihoon?
"Woah! Luar biasa!" Gumam Anna.
》》《《
Anna yang bosan berada di dalam aaprtement pun, akhirnya berinisiatif untuk keluar apartemen. Ia berakhir dengan duduk di salah satu bangku taman yang masih satu area dengan apartement-nya.
Anna menikmati udara LA yang lumayan masih sejuk di jam itu. Banyak burung yang terbang di udara. Pemandangan taman yang asri dengan beragam warna bunga di sana.
Merasa sangat nyaman dengan kehidupannya saat ini, Anna benar-benar bersyukur. Ia mengusap perutnya yang lumayan sudah terlihat. Anna semakin menerima kehadiran janin itu dalam hidupnya.
"Sehat-sehat ya, nak. Bunda sama ayah Jihoon udah gak sabar ketemu kamu." Gumam Anna dengan senyum yang merekah.
Atensi Anna berpindah setelah mendengar segerombol orang yang mungkin sebaya dengannya. Mereka tampak bahagia bercanda dengan teman-temannya. Mungkin mereka akan berangkat kuliah. Apartment Jihoon dan Anna memang dekat dengan kampus.
Anna sebenarnya sudah mulai menerima ia tidak kuliah tahun ini. Tapi jujur dalam hati terdalam Anna, ia selalu mengkhawatirkan Jihoon. Dengan segala beban yang ada pada lelaki itu untuk membangkitkan perusahaan papa nya kembali, Jihoon juga harus membagi waktunya untuk kuliah. Belum lagi, Jihoon masih sering melakukan apapun untuk Anna. Meskipun sebelumnya Jihoon sudah membiarkan Anna membantunya, tapi nyatanya Jihoon selalu diam-diam melakukan pekerjaan rumah. Hingga akhirnya Anna tetap tidak banyak membantu pekerjaan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You, Enough! [PARK JIHOON] || END✨️
Novela Juvenil"Biarin gue tanggung jawab atas lo dan anak yang lo kandung!" "Apa?! Enggak! Ini bukan anak lo!" sentak Anna, tak habis pikir dengan penuturan lelaki di hadapannya. "Terus apa, Na? Lo mau berjuang sendiri? Sakit sendiri?!" "Itu urusan gue. Lo-" "Ngg...