Chapter 01.
My parents say we shouldn't be together,
because I'm too young to know about forever
...
"Memangnya nggak ada laki-laki lain selain dia. Banyak kan di sekolah juga yang seumuran sama kamu. Kenapa harus sama laki-laki tua begitu."
Sudah hampir satu tahun hubungan Taehyung dengan lelaki yang sengaja ia tegur saat pagi di mana masuk sekolah itu terjalin. Awalnya betul-betul hubungan biasa antara kakak dan adik mengingat usia mereka yang cukup panjang berjarak. Sekitar 9 tahunan di mana Jeongguk sudah menamatkan studinya dan bekerja tetap disalah satu perusahan sebagai staf biasa. Bukan jabatan penting tapi katanya Jeongguk sudah punya hunian sendiri dan mandiri sejak zaman dia berkuliah dari dua tangan orang tuanya. Sudah bisa menghasilkan dan dia yang balik memberi bantuan uang pada orang tuanya. Meski tak banyak, sisihan gaji yang ia putar sana sini salah satunya ia peruntukkan bagi orang tuanya.
Taehyung tahu Jeongguk baik. Terlalu baik bahkan sampai masa-masa sulitnya setahun terakhir Jeongguk ikut saksikan. Berangkat dan pulang sekolah, pekerjaan rumah, atau ketika dia merengek ingin pergi main keluar saat bosan bukan lagi teman yang beri rengekan melainkan lelaki ini. Lelaki yang ia desak untuk meminangnya sebagai pacar karena gengsinya terlalu tinggi untuk mengajak duluan.
Teman-teman mendukung.
Dua kakak lelakinya mendukung.
Tapi tetap saja hubungan ini tak akan bisa mulus bagai lintasan jalan karena ujian bisa datang dari jalan yang tak diundang. Penolakan yang ia dapat dari dua orangnya ketika mereka tahu si bungsu, kecil perempuan mereka malah menjalin hubungan dengan lelaki yang bahkan usianya saja melebihi dua kakak lelakinya.
Gila. Taehyung sudah gila kata Taeseok. Dibelakang, isi diskusi yang ia lakukan dengan sang istri selalu tak jauh dengan kekhawatiran juga rasa takut dan tenang hubungan kecil perempuannya malah terjalin langgeng saat ia berkali-kali meminta untuk hentikan.
Taehyung melirik sinis ayahnya berani dan kembali memberi perhatian pada tv yang menayangkan berita pagi didepan.
Hari minggu. Pagi yang sejuk, dan waktu istirahat mereka sekeluarga setelah lima hari kemarin menekan diri untuk mengisi kegiatan. Tapi lihatlah sepagi ini diwaktu tenangnya ia malah dibuat buruk dengan perintah yang sungguh Taehyung bosan mendengarnya.
"Banyak. Yang seumuran sama adek banyak bisa adek pacarin. Tapi kan ini soal perasaan 'yah. Nggak bisa dipaksa. Adek sukanya sama pacar adek sekarang."
"Ayah takut kamu diapa-apakan. Kamu nggak pernah tahu isi otak laki-laki kalau sudah bersama perempuan itu seperti apa. Apalagi dia laki-laki matang melihat kamu yang baru tumbuh dan cantik seperti ini. Wajar menjadi kekhawatiran bagi ayah suatu saat laki-laki yang kamu anggap baik itu akan menunjukkan sifat buruknya juga. Dia pasti hanya mencari waktu." Taeseok duduk tegap dengan kacamata di atas sofa yang lain di ruang tv. "Kalau sudah terjadi bagaimana? Kamu sendiri yang bermasalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary the Jungie Family; How did This Family Begin?
Fanfiction"ᵀʰᵃⁿᵏ ʸᵒᵘ ᶠᵒʳ ᵇᵉⁱⁿᵍ ᵃ ᶜʰᵉʳⁱˢʰᵉᵈ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ ⁱⁿ ᵐʸ ʲᵒᵘʳⁿᵉʸ, ᵃⁿᵈ ᵗʰᵃⁿᵏ ʸᵒᵘ ᶠᵒʳ ᵍʳᵃᶜⁱᵒᵘˢˡʸ ⁱⁿᶜˡᵘᵈⁱⁿᵍ ᵐᵉ ⁱⁿ ᵗʰᵉ ᵇᵉᵃᵘᵗⁱᶠᵘˡ ˢᵗᵒʳʸ ᵒᶠ ʸᵒᵘʳˢ." *** 19 tahun usianya kala itu saat desakan keluarga dan keadaan mengharuskannya untuk pergi dari rumah dan mempertang...