Chapter 11.
"For every empty part, there is always a replacement part that will complete."...
Jam empat pagi Jeongguk sudah bangun dan pergi kebelakang untuk mandi. Sama sekali tidak ada kata malas-malasan dia langsung turun dengan keranjang cucian yang langsung ia cuci dengan mesin, menunggu kering ia kembali naik ke atas membersihkan seluk beluk kamar yang ukurannya jauh lebih besar dari pada di kamar pribadi yang ada di apartemen.Sudah satu minggu ini Jeongguk membawa si kecil pergi menginap di rumah orang tua. Selain ada yang temani saat dia tinggal bekerja, di sini Taehyung juga ada yang bantu urusi. Sesekali ibunya juga senang membantu atau mengajak keluar untuk mencari angin dan membeli jajanan. Orang yang sedang mengeram itu banyak maunya, dan Jane tahu betul itu.
Jeongguk membuka lemari mengambil baju seragam yang ukurannya lebih besar dari baju seragam yang Taehyung tinggalkan di rumah. Wajar dan tak aneh karena lonjakan berat badannya juga naik secara signifikan, perutnya sudah membentuk bulat agak sulit untuk disembunyikan. Mengurangi kemungkinan akan tercium kebenarannya oleh orang jadi Taehyung membatasi pergi ke sekolah selain untuk hal yang penting saja. Sebelum masa ujian sudah sering meminta absen dengan alasan sakit, ujian itu juga separuhnya menyusul dan dikerjakan sendiri di ruang guru dan tak mau melibatkan diri dalam aktivitas apapun yang berkaitan dengan kontribusi anak kelas tiga sebagai salam perpisahan.
Aneh dan janggal. Apalagi teman-temannya yang peduli juga kesusahan untuk datang karena Taehyung tidak izinkan barang untuk menjenguk saja. Takut menular, jika memang ingin bertemu nanti saja kalau sudah agak baikan.
Baju seragam itu Jeongguk bawa dan mulai rapikan dengan setrika. Hari ini seragam yang masih terlihat baru itu akan dipakai untuk terakhir kali setelah itu Taehyung tak ada lagi alasan untuk pergi ke sekolah.
Graduation. Anak-anak kelas tiga akan melepas diri sedang adik tingkat naik kelas dan menyambut para murid baru. Sebetulnya keadaan ini membuat Jeongguk merasa bersalah. Pada saat pacar kecilnya jelas dibuang sang ayah tepat didepan mata, desakan rindu bau tanah tempat tinggal, belum sekarang pun salah satu hari besar setelah hari pernikahan tak ada jaminan jika keluarga di sana akan datang. Memang Taehyung tidak sendiri karena ia selalu temani, tetapi bukan akan lebih baik jika anggota keluarga di sanalah juga mengambil peran pada saat ini.
Tahun pertama, tahun kedua dan tahun terakhir sebagai puncak dia perpisahan masalah datang menghadang karena perbuatannya sendiri. Jika saja kemarin dia tak egois dengan mengedepankan nafsu, barangkali bulan-bulan kebelakang kemurungan yang sudah sering Jeongguk tidak akan terlalu banyak.
Sedang untuk dikatakan menyesal pun terlalu jahat dikatakan. Jika kesalahan ini ia sesali bukankah itu mengartikan hadirnya eksistensi bayi itu juga ikut ia sesali. Bayi yang tak punya kesalahan apa-apa harus ikut menanggung perbuatan yang dibuat orang tuanya.
Selesai menyetrika seragam Jeongguk gantungkan di atas lemari beserta pakaian yang akan ia pakai untuk menemani hari besar ini. Mereka akan pergi berdua tanpa mengikutsertakan anggota keluarga yang lain. Toh orang-orang di sini juga punya kesibukannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary the Jungie Family; How did This Family Begin?
Fanfiction"ᵀʰᵃⁿᵏ ʸᵒᵘ ᶠᵒʳ ᵇᵉⁱⁿᵍ ᵃ ᶜʰᵉʳⁱˢʰᵉᵈ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ ⁱⁿ ᵐʸ ʲᵒᵘʳⁿᵉʸ, ᵃⁿᵈ ᵗʰᵃⁿᵏ ʸᵒᵘ ᶠᵒʳ ᵍʳᵃᶜⁱᵒᵘˢˡʸ ⁱⁿᶜˡᵘᵈⁱⁿᵍ ᵐᵉ ⁱⁿ ᵗʰᵉ ᵇᵉᵃᵘᵗⁱᶠᵘˡ ˢᵗᵒʳʸ ᵒᶠ ʸᵒᵘʳˢ." *** 19 tahun usianya kala itu saat desakan keluarga dan keadaan mengharuskannya untuk pergi dari rumah dan mempertang...