Sejak malam dimana Doyoung sadar, mereka serempak mikir ada yang aneh sama anak itu. Mungkin awalnya mereka mikir Doyoung begitu karena efek dari pingsan lama nya, makanya lebih banyak diam dan melamun. Tapi makin hari makin aneh, udah masuk gak wajar
Kaya sekarang, dimana Doyoung yang tetiba jejeritan dikamar. Sampe Mashiho yang notabenenya jadi reman sekamarnya dilempar botol parfum. Kasian si kawaii kepalanya benjol gede:(
"Udah, Bang. Mungkin Bang Doyoung gak mau diganggu. Itu benjol lo, dikompres dulu biar kempes. Itu kalo dilihat Bang Asahi bisa dipencet tuh"
Haruto narik Mashiho yang tadinya mau nyamperin Doyoung. Dia kasihan juga lihat Mashiho, selalu jadi sasaran empuk Doyoung kalo ngamuk
"Ini lo dilempar apa sih sampe benjol begini? Gemes banget gue lihatnya" Haruto ngompres kepala Mashiho dengan hati hati
"Botol parfum kaca" Haruto pengen banget ketawa, tapi dia masih ingat dosa, "Kenapa lo mesem gitu? Mau ketawa lo?"
Haruto menggeleng, "Nggak. Suudzon aja lo kerjaannya"
"Itu Doyoung kenapa ya, To? Gue makin prihatin sama dia. Makin hari makin aneh. Kasian, badannya kurus banget, makan gak mau, cuma minum doang. Mana terakhir kali dia makan mintanya yang aneh, dia minta kembang melati ke gue"
"Gue juga gak tau, Bang. Jangankan Bang Doyoung, anak yang lain juga ikutan aneh sekarang. Mana kita udah gak bisa hubungin oranglain, kaya media komunikasi kita sama orang luar diputus gitu aja"
"Gue takut kita mati disini, To dan gak ada satupun orang yang tau"
.
."Jadi gimana?"
Seongmin jadi makin sering kerumah itu. Dia tulus bantu mereka. Karena sekarang cuma Seongmin yang percaya sama mereka
Terakhir kali waktu mereka coba minta tolong ke oranglain tentang apa yang mereka alami, gak ada satupun yang percaya. Mereka bilang gak ada blok E yang dimaksud. Perumahan itu cuma sampe blok D, gitu kata orang orang
Sekarang mereka bingung mau percaya yang mana. Dan akhirnya cuma Seongmin yang tulus bantuin
"Doyoung makin aneh, Seong. Lo lihat ajalah sendiri. Kasian gue lihatnya. Kaya, hidup segan mati tak mau"
"Apa banget bahasa lo, Bang" Jeongwoo ketawa denger celetukan Jihoon. Sedangkan Seongmin izin menemui Doyoung, sebab dia punya firasat buruk sama anak itu
"Bang, gue mau ngasih tau sesuatu tentang apa yang gue dan Bang Seongmin tau tadi. Ini agak gak masuk akal, tapi kali ini gue percaya"
Haruto narik napas bentar, "Tadi gue udah cari tau tentang rumah ini sama orang yang pernah tinggal di komplek ini—"
"—Kata orang, dulunya disini itu rumah dinas. Terus salah satu warga disini melakukan praktik perdukunan. Dan yang jadi korban tumbal nya satu keluarga yang dulu nempatin rumah kosong di blok sebelah, rumah yang 11 tahun kosong karena pembantaian. Mereka korban pertama. Tapi gak lama praktik itu tutup setelah pelakunya ketahuan. Tololnya lagi gak ada yang klarifikasi kalo keluarga itu korban praktik ilmu sesat, ngebiarin rumor tentang mereka dibantai menyebar—"
"—Sejak hari itu rumah dinas itu jadi sepi, mereka pada takut setelah kejadian naas itu. Dan makin hari gak ada lagi yang nempatin sampe akhirnya kosong gak dihuni. Rumahnya jadi terbengkalai. Sampe akhirnya 2 warga disana inisiatif renovasi ulang bangunan itu. Rumah dinas itu dibongkar abis dan diganti sama komplek yang sekarang kita lihat—"
"—Mereka kerjasama mendirikan komplek ini. Tapi di tahun awal, gak ada yang mau nempatin karena rumor rumah dinas itu masih ada, cuma mereka berdua yang huni. Tapi salah satu dari mereka yang ternyata murid di praktik ilmu perdukunan dulu, dia mulai gunain ilmu yang dia punya buat kepentingan komplek ini. Ya, awalnya cuma buat komplek ini biar rame penghuni, tapi lama kelamaan dia gelap mata sampe ngehalalin segala cara buat ngedapetin apa yang dia mau—"
"—Mereka awalnya cuma pegawai biasa. Tapi salah satu dari mereka naik pangkat. Belum lagi dia yang mulai bisa beli ini itu, bikin rasa iri muncul sama salah satunya. Hal itu yang bikin dia ngelakuin cara bodoh ini. Di tahun tahun berikutnya, komplek ini mulai rame. Tapi dia masih gak puas. Sampe akhirnya dia tumbalin orang satunya buat dirinya sendiri. Dia naik pangkat berkat itu. Dia sukses, bahkan setelah keluar dari tempat kerjanya dia bisa bangun usaha sendiri. Karena gak memungkinkan ngelakuin persekutuan itu dirumahnya sendiri, akhirnya dia jadiin rumah disebelahnya buat nampung peliharaannya—"
"—Rumah ini, rumah yang kita tempati ini. Adalah rumah yang dia jadiin tempat menampung peliharaannya. Tapi masih bisa dihuni manusia. Terbukti sama beberapa kali orang yang nempatin rumah ini, tapi selalu berakhir hilang tanpa kabar. Itu karena mereka dijadiin tumbal, entah nyawa atau raga yang diambil. Asal kalian tau, halaman belakang itu dulunya kolam tempat buang mayat, terus diganti jadi halaman tempat ngubur si mayat karena bau nya mulai kecium. Seiring waktu kuburan itu udah rata sama tanah—"
"—Karena rumah ini udah jadi sarang mereka, otomatis energi negatifnya kuat. Hal itu yang bikin jin dan sejenisnya dari tempat lain datang kesini dan tinggal disini. Itu juga yang bikin rumah ini jadi suram dan akhirnya gak ditempatin. Rumah ini terbengkalai. Dia nutupin keadaan rumah ini dari orang yang gak dijadiin target—"
"—Sampe akhirnya kita datang. Salah satu dari kita yang punya bau wangi, bikin mereka tertarik. Ada juga yang emang dari awal punya aura beda, kaya Junghwan yang punya penjaga leluhur yang bikin dia disukai makhluk halus. Dia, dia nandain kita sebagai target tumbalnya. Untung besar lah dia, orang kita banyak gini. Mana biasanya yang jadi tumbal enak itu yang bau nya beda, kaya Jeongwoo, Junghwan, sama Bang Mashi. Makanya gak heran kenapa Bang Mashi waktu itu hilang, dia punya bau harum—"
"—Rumah yang harusnya dilihat secara kasat mata, rumah kotor gak layak huni, tapi kita yang ditandain malah melihat sebaliknya. Belum lagi Bang Mashi yang kondisinya lemah gampang dihasut, makanya cepat ngeiyain rumah ini tanpa cari tau lebih jauh lagi. Kita dijadiin target tumbal. Tapi karena adanya penjaga Junghwan, dia dan peliharaannya gak bisa leluasa. Mereka takut sama nenek nenek yang jaga Junghwan, karena aura nya kuat. Tapi sebagai gantinya, istri sama anaknya yang dia jadiin tumbal sementara—"
"—Taehyun sama mamanya, dia udah gak ada. Yang selama ini kita lihat, itu cuma tipuan biar kita gak curiga sama dia—suaminya sendiri yaitu Pak Agung. Asal lo tau, makanan yang selama ini kita terima itu buatan Pak Agung, bukan istrinya. Makanan itu bukan sembarang makanan. Makanan itu yang bikin kita halusinasi berat, seakan semuanya berjalan normal padahal lambat laun jiwa kita diambil sama dia. Dia gak bisa bunuh kita langsung, sebagai gantinya kita yang waras ini dijadiin gila biar jiwa kita kosong. Jiwa itu dia ambil buat dijadiin budak peliharaannya, dan raga kita yang nantinya perlahan mati dijadiin tumbal—"
"—Dia gak hilang, tapi sembunyi. Dia jalanin aksinya ditempat lain. Biar orang gak tau kebusukannya, dia pura pura menghilang. Tapi buat kita yang dijadiin tumbal, kita bisa lihat dia bolak balik kerumahnya. Dia bukan pulang kerja itu, tapi mantau kondisi kita gimana. Terbukti kan sama Bang Jae yang tiba tiba meninggal tanpa sebab? Bang Jae itu lemah, mentalnya udah dirusak makanya gampang dihilangin sama dia. Rumah ini dan penghuninya terus minta tumbal, mereka gak bakal puas"
Haruto nangis waktu selesai ceritain apa yang dia tau. Terlalu banyak hal ngagetin buat dia. Niat awal merantau buat nuntut ilmu malah berujung kena sial sampe bikin satu orang meninggal
Brak!! Pintu kamar dibuka, disusul grasak grusuk dari Seongmin, "Doyoung, Doyoung gak napas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssstt! They're here! ✓
Fiksi RemajaSemuanya berjalan normal, sebelum akhirnya menempati sebuah rumah yang direkomendasikan salah satu dari mereka. Keanehan dan gangguan terus mereka dapatkan. "Tidur aja, ya. Jangan noleh lagi sampe ada yang buka pintu." ... "Merinding gue, Shi. Peras...