- ERLAN - 13

14 2 0
                                    

"Sebuah rasa memang sering kali muncul tanpa diminta. Sayangnya, terkadang rasa itu muncul dan singgah pada orang yang tidak tepat."

- Someone -

***

Saat ini, Naura sedang berada di kamarnya. Tak ada kegiatan berarti, ia hanya tiduran di kasur dengan tangan yang sibuk menyecrool sosial medianya. Sesekali ia akan mengubah posisinya menjadi miring, atau duduk, dan kemudian terlentang. Benar-benar tidak ada pekerjaan.

Lama-kelamaan ia jadi bosan. "Ck, Naura mandi dulu aja deh!" gumamnya sembari beranjak dari kasur menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Di dalam kamar mandi, ia melakukan aktifitas mandinya seperti biasa. Tak lama, hanya sekitar lima belas menit ia kini sudah mengenakan piyama handuk dan sedang sibuk mengeringkan rambutnya di depan kaca besar yang ada di dalam kamar mandinya.

Sesekali ia bersenandung ria sambil menatap pantulan dirinya melalui cermin di depannya itu. "Kak Gardian udah pulang belum ya? Akhir-akhir ini kak Gardian jarang pulang banget, Naura jadi kangen ... huh!" dengusnya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

Memang, kakaknya itu sudah jarang pulang ke rumah. Padahal ia ingin sekali bermain dengan kakaknya seperti dulu, tapi semenjak kejadian satu tahun lalu, kakaknya mulai berubah. Jadi lebih pendiam, dingin, dan lebih misterius.

Sekadar info, Gardian adalah kakak angkat Naura semenjak hampir dua tahun yang lalu. Dan ada satu lagi fakta yang mungkin tidak banyak yang tahu, Gardian adalah adik kembar dari Geral. Ya, Geral anggota The GAJE, teman sekelasnya. Ah ya, bahkan Geral saja tak mengetahui tentang Gardian yang menjadi kakak angkatnya.

Bagaimana menjelaskannya? Itu benar-benar sangat rumit. Satu lagi, yang Naura tahu, hubungan antara Geral dan Gardian itu tidak baik-baik saja, ada satu masalah yang membuat mereka berdua saling benci satu sama lain. Ini jelas lebih rumit lagi, jadi ia memilih tak ikut campur akan hal itu.

Sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja Naura dikagetkan oleh shower yang menyala sendiri. Naura menoleh, ia mengernyit heran. "Perasaan Naura udah matiin showernya deh," gumamnya.

Ia menghela napas, memilih menghentikan acara mengeringkat rambutnya, dan ingin berjalan untuk mematikan shower. Namun, langkahnya terhenti saat shower itu tiba-tiba mati dengan sendirinya.

"Perasaan Naura aja kali ya? Tapi tadi bener-bener nyala kok showernya ..." herannya. Memilih tak peduli, ia hendak melangkah keluar dari kamar mandi, tapi saat sudah membalikkan badan ... shower tadi kembali hidup, kemudian mati lagi.

"Hihihihi ..." dibarengi dengan suara tawa anak kecil.

Naura jadi meneguk ludahnya dengan susah payah. Ia tak berani membalikkan badannya lagi. Tubuhnya kaku tak bisa digerakkan, jantungnya berdegup sangat kencang. "Enggak Naura, bukan apa-apa, bukan apa-apa," ucapnya pelan, mencoba berpikir positif, meskipun perasaan takutnya memuncak saat ini.

Bahkan saat ini matanya sudah mulai berkaca-kaca. Ia jadi teringat film horor yang ia tonton bersama kakaknya bulan lalu.

"Oke, Naura tinggal buka pintu terus keluar dari sini. Nggak boleh mikir yang aneh-aneh!" monolognya. Ia berusaha menggerakkan tangannya, memegang gagang pintu dan memutar knopnya.

"Nananana~ hihihihi ... "

Kricik kricik

Byur

Air mata Naura sudah membanjiri kedua pipinya. Suara anak kecil itu dan suara seseorang memainkan air semakin menjadi. Saat ini Naura sudah tak bisa berpikir positif lagi.

ERLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang