02

10.2K 862 11
                                    


"Gue mau sekolah! Lo sapa larang, larang gue?! " Leon yang memakai seragam sekolah kayak anak pentolan kini tengah sesi debat bersama sang pemilik mansiok, Arthur.

Arthur menatap datar anaknya, 2 bodyguard berjaga dibelakang si bungsu, pagi ini Arthur dikejutkan dengan Leon yang berbeda dari sebelumnya, sekarang jadi banyak bicara dan nakal.

"Saya ayahmu, kau masih butuh istirahat jangan keluar" ucap arthur tegas.

"Masa bodo, gue mau pergi" leon berlari secepat sasuke menuju pintu utama mansion.

"Kunci seluruh pintu, perbanyak penjagaan" ucap Dareen membuat para bodyguard bergegas, bahkan lari mereka melebihi leon.

"Sudah tuan" ucap salah satu bodyguard yang dipercaya oleh Arthur.

"Buka om! Lari lo cepet banget hah... " ucap leon didepan pintu yang tertutup itu.

"Nakal, kembali ke kamarmu" ucap Dareen berdiri dibelakang leon.

"Ini orang-orang titisan setan semua yak? " batin leon

"Ck" Leon memandang sinis Dareen sengaja menabrak bahu lebar daren dengan sisi kepalanya karna tinggi nya jauh berbeda dengan abang satunya itu.

Dareen hanya diam saja, tak ada rasa sakitpun di bahunya karna leon tadi.

Dikamar....

"Njir mereka upacara ya? Baris gitu mana tegak-tegak lagi" leon memandang para penjaga yang berbaris di seluruh luar mansion memakai pakaian hitam berdiri tegak.

"Bosen cukk, coba aja gue jadi naruto dah tuhh terbang loncat-loncat di atap, ehh tapi kayak monyed ga sih? " leon memulai melantur, dia bahkan naik ke kursi belajarnya bertingkah seperti naruto.

"Jurus bayangan! "

'Cklek

Leon seketika jadi patung, disana, didepan pintu ada keempat abangnya yang menatapnya datar.

"Anjing! Malu bangett cukk" leon masih dalam posisinya, berdiri dengan tangannya seperti melakukan jurus.

"Apa?! Gue tau gue ganteng" ucap leon menahan malu, telinganya terlihat memerah saking malunya.

Sementara keempat lelaki berbeda umur itu menahan diri untuk tak menggigiti manusia seperti rubah yang berdiri dikursi itu.

Leon turun dari kursi membalikkan badan agar tak menatap keempat abangnya itu, dia malu bangett sampe mau loncat ke sumur.

"Ayo ikut" ucap Nicholas

"Kemana? Males ah" tanya Leon berbalik

"Biar kamu gak bosan" sahut Arsen

"Malessssss" ucap leon

Arsen yang gak sabar menggendong leon seperti karung di pundaknya kemudian berjalan diikuti ketiga kakaknya.

"Oy, oy! Turunin gue! " leon berontak turun sembari memukul-mukul pundak Arsen

"Kok pada beda sih sikap 4 abangnya si leon? Padahal guegak ngubah apapun lohh! Yahh kehidupan adem gue... " batin leon lirih

Kelima kakak beradik itu pergi meninggalkan mansion setelah izin pada Arthur, entah kemana mereka membawa nya, leon malas untuk bergerak.

Skip, sesampainya ditujuan yang tempatnya cukup ramai diiringi teriakan histeris membuat leon yang tadinya terduduk lesu dimobil kini duduk tegak melihat keluar.

'Deg

"Hukuman mu Foxie" keempat kakak leon menyeringai lalu turun dari mobil dengan Arsen yang menggendong leon keluar dari mobil

Cakra To LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang