08

7.3K 593 1
                                    


"Tidak boleh"

Leon seketika menatap Arthur, ia memegang erat tas besarnya yang berisi berbagai barang itu.

"Yahh... Boleh ya? Bolehhhhh" leon memelas tak memperdulikan tatapan tajam dari Nicholas.

Arthur menghela nafas tak tahan dengan keimutan yang keluar dari si bungsu, pagi ini tiba-tiba si bungsu sibuk menyiapkan berbagai barang untuk berkemah.

"Kenapa tidak bilang kemarin hm? " tanya arthur, lalu leon menatap dareen juga justin yang menampilkan raut wajah datar.

"Salahin kakak tuh! Pokoknya leon mau! Leon gak pernah ikut kemah yah" pinta leon kekeh, asal kalian tau, cakra saat dulu memang tak pernah mengikuti acara kemah-kemah seperti ini karna ada surat izin yang membutuhkan tanda tangan orang tua, sedangkan orang tuanya tak mau mengurusi apapun yang berhubungan dengannya, apalagi meminta tanda tangan, cakra seperti meminta tanda tangan pada V BTS saja.

Arthur menghela nafas, ia tak rela jika pisah 3 hari dengan si bungsu yang menggemaskan ini.

"Udara malam tidak baik untukmu" sahut Arsen

"Jangan ikut campur" ucap leon kesal

"Yah! Tinggal tanda tangan doang pliss" mohon leon membuat arthur lagi-lagi menghela nafas.

Arthur mengambil kertad di tangan leon lalu mengambil pulpen dan menaruh tanda tangannya disana.

Mata leon berbinar, akhirnya setelah sekian dari banyaknya drama.

"Makasih, makasih ayah! " leon memeluk lengan arthur kemudian tersenyum manis.

Keempat manusia yang memperhatikan itu mengepalkan kedua tangannya, sial ini terlalu lucu bagi mereka.

"Barang-barangmu akan disiapkan lagi, tunggu sebentar" ucap arthur kemudian menyuruh pelayan untuk mengambil tas yang berisi barang-barang leon.

Arthur dalam hati mengutuk sekolah itu, Bisa-bisanya mereka mengadakan kemah-kemahan seperti ini.

"Sudah selesai tuan" leon berdecak kagum melihat tas besarnya.

"Leon berangkat! " pamit leon berlari menuju pintu utama mansion.

Disekolah, sudah ada  beberapa bus yang berjajar rapih juga murid yang ikut serta untuk kemah.

"Halo bertiee! Kangen akuhh ya? " Rendra melambaikan tangannya sembari menggeret tas nya bersama jendra dibelakang.

"Gak kenal, gak kenal, gak kenal" gumam leon berjalan menjauh dari si kembar yang menuju padanya.

"Oyy! Kenapa ninggalin watashi?! " teriam rendra mengundang beberapa tatapan mata pada pemuda itu.

"Semua harap berkumpul" suara pak Rendi yang berasal dari pengeras suara terdengar.

"Seperti Tahun-tahun sebelumnya, kita akan melakukan program kemah untuk menambah wawasan kita di alam bebas..." guru yang bertanggungjawab mengadakan perkemahan ini menjelaskan terlebih dahulu dan tak didengar oleh beberapa murid termasuk leon.

"Kalo gak salah ada scene dimana Riona kesandung terus pincang dibantu sama si Xander, penyebabnya itu si Rani" leon melirik rani yang berada di barisan depan sedang ber bacot ria dengan temannya.

"Anda benar, tapi sepertinya kejadian itu tidak akan terjadi tuan" fox menyahut.

"Kalo gue bantu biar alurnya lancar gimana? " tanya leon pada fox untuk memberikan pendapat.

"Itu terserah tuan, tapi jangan lupakan misi anda, itu akan berlaku 5 hari lagi tuan"

"Hah?! Kok dibatas? Woyy fox! Aelahh" leon berdecak kala Fox menghilang.

Cakra To LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang