"Iuwhhh, Rendra babi, tai kuda! " leon melepas jaketnya yang terkena muntahan Rendra.
Tadi dari belakang Rendra berjalan sempoyongan kearahnya dan muntah di punggung jaketnya, sekarang anak itu menampilkan wajah watadosnya.
Leon melemparkan jaketnya pada Rendra kemudian membawa tasnya dengan perasaan dongkol.
"Ck mana gak bawa jaket cadangan, Rendra babi, monyet, dugong" leon mengumpati Rendra di tiap langkahnya menuju barisan dimana ada teman-teman kelasnya.
"Tuan, hari ini cuaca akan berangin sebaiknya anda menggunakan pakaian tebal agar tidak sakit" ucap sistem
"Lo nambah profesi jadi peramal cuaca ya? Lagian gue udah gak punya jaket lagi" leon berbaris di paling depan atas suruhan teman sekelasnya.
"Lo pendek jadi harus paling depan biar keliatan" ucap ketua kelas beberapa detik lalu.
"Cihh emang gue doang yang pendek?! Nohh guru bahasa pendek juga" omel leon pelan .
"Mohon perhatian!! Silahkan kalian berdirikan tenda di sekitar sini, jangan terlalu jauh, setelah selesai ganti pakaian menjadi pakaian olahraga kalian akan melakukan sebuah aktivitas di siang hari kemudian lanjut ke malam hari" jelas guru memakai pengeras suara.
Semua murid membubarkan diri lalu menyiapkan tenda per kelompok, bisa bebas bersama siapa saja.
"Kenapa.... Harus sama ni orang" leon yang sibuk memasang tenda melirik Xander yang sama melakukan aktivitas sepertinya, ia melirik lagi pada 4 pemuda yang dua diantaranya adalah si kembar yang asik adu bacot dua lagi bahas game ml.
"Woyy! Kerja ngapa!! " teriak leon menaruh kedua tangannya dipinggang.
"Hahh? Sejak kapan lo cupu ngatur-ngatur?" tanya seorang pemuda berdiri menatap remeh pada leon.
"Sejak jaman hokage ke-4 kenapa?!" sarkas leon
Pemuda dengan rambut yang bergelombang itu tertawa kemudian menatap kesal pada leon.
"Lo, sekalinya cupu tetap cupu, masih untung gue masih tau batasan buat gak bunuh orang cupu kek lo! " ucapnya
"Lo pasti anteknya si heri bener kan? " tanya jendra menyudahi sesi adu bacotnya
"Lo! " balas pemuda yang berambut agak panjang lurus.
"Cih mentang-mentang amnesia, sikap lo jadi gini gak akan ngaruh sama gue CUPU" leon sontak melempar asal palu yang ia pegang kemudian menghampiri pemuda dengan rambut bergelombang itu lalu menarik kerah bajunya.
"Cih mentang-mentang banyak duit, sikap lo jadi kayak babi lepas, gue gak akan terpengaruh asal lo tau babi!! " ucap leon kesal.
"Dih nge-copy" gumam Rendra menonton drama itu, ia mengambil camilan milik jendra dan memakannya.
"Lo!! " kepalan tangan melayang ke arah pipi leon.
'Hap
"Belum makan ya? Lemes amat kayak cewek" sindir leon menggenggam erat tangan pemuda itu.
"Bangsat! "
Leon melepas kepalannya kemudian berbalik menuju tenda yang telah berdiri.
"Gua mau pindah" ucap leon mengangkat tasnya, ia tak mau berurusan dengan anak buah dari pembully nya.
"Pindah" Xander menatap tajam kedua pemuda yang sontak meneguk ludahnya kasar.
"Sekaramg " tekan Xander, sontak kedua pemuda itu mengambil tas dan pergi..
"Lo harusnya gak usah kek gitu, lo ikut campur sama urusan gue" ucap leon kembali menyimpan tasnya.
"Misi" leon melirik dengan ekor matanya.
"Anu... Gue bawa ini buat... " riona menghentikan ucapannya, mata gadis itu menatap wajah Xander yang sangat tampan.
"Adegan ini sama seperti di novel, Riona memberi sebuah makanan untuk Xander atas dasar ucapan terimakasih karna menolong sang tokoh utama saat memindahkan buku ke perpustakaan" leon mengangguk menyetujui.
"Cuma dia bicara lo-gue sekarang" gumam leon
Leon memalingkan wajahnya saat Riona beralih menatap nya.
"Pas banget ada orang nya, nih gue bikin capek-capek buat bayi unyu gue" Riona berjalan melewati Xander.
"Lah kok gue? " gumam leon bertanya.
"Sepertinya anda tidak perlu lagi memikirkan alur tuan, ini sudah sepenuhnya berantakan, anda seperti sang tokoh utama" ucap fox disamping leon
"Buat gue? " Riona mengangguk kemudian pergi begitu saja.
"Hmm bodoamat, yang penting makanan gratis hehe" leon membuka bekal itu.
Xander tersenyum tanpa sadar melihat leon yang duduk manis mulai memakan makanan pemberian Riona.
"Tuan! "
'Uhuk
Xander dengan sigap memberikan air lalu duduk disebelah leon.
"Anjir! Kaget gue asu" fikir leon
"Maafkan saya, tuan misi telah berhasil!sekarang anda memilili point dan hadiah anda" jelas fox antusias
"Hah? Heh? Kok bisa? Gue gak lakuin apa-apa kho Fox! " fikir leon tak percaya.
"Misi berhasil saat anda membuka bekal dari tokoh utama tuan! Saya menyadari tadi, Xander tersenyum meski tidak terlalu terlihat" jelas fox senang.
"Huh, gue yang jalanin kenapa lo yang seneng ? Xander senyum ke gue cuma buka bekal doang? Chh mudah banget kayak dapetin boneka capit"leon berdecih membuat xander yang selalu menatap rubah kecil disamping nya heran.
" memikirkan apa? "Tanya xander, leon merespon dengan menengok kan kepala nya.
"Oh, gkda apa-apa" leon kembali makan dengan tenang setelah menceramahi sedikit pada Fox untuk tak muncul tiba-tiba.
"Oyy upin-ipin! Bangun noh tenda! Capek gue" teriak leon setelah menyimpan bekas bekal di Sampingnya, leon setelah kenyang akan bermalas-malasan tak akan melakukan kegiatan apapun.
"Dengan tidak senang hati yang mulia" ucap rendra membungkuk kemudian ia berbalik dan kabur ke tempat lain.
Jendra berbalik mengambil ancang-ancang untuk berlari juga.
"Ettt! Wahai kacung sebaiknya patuhi perintah yang mulia" leon menarik tudung jaket jendra sebelum pemuda itu ikutan kabur.
Jendra menghela nafas saat diseret oleh leon dan memegangi palu yang diberikan leon.
"Latihan biar pasangan lo mau selamanya sama lo" leon tersenyum manis.
"Aww! " setelah menginjak kaki jendra leon pergi ke tempat lain, berjalan-jalan melihat sekitar tanpa mngetahui jika Xander terus menatapnya selayaknya CCTV.
Bukan hanya xander, beberapa orang yang bersembunyi memperhatikan pergerakan leon dengan alat komunikasi yang tersambung di masing-masing telinga melaporkan apapun yang mereka lihat.
"Wihh ada lubang, pas banget nihh" leon menyeringai kecil melihat lubang yang besar dan cukup dalam di penuhi tanaman rambat juga kayu-kayu di pinggirnya.
"Buat supres kali ya" gumamnya kemudian leon mulai merancang sedemikian menutup lubang itu menggunakan kayu panjang dan menutup mya lagi dengan daun-daun.
"Hmm... Tandain gk ya? " leon berfikir sejenak kemudian menggeleng.
"Ntar mereka berdua tau" leon berlalu pergi setelah melihat lagi kebelakang.
Ia berencana membuat sikembar masuk kesana, salahkan jiwa cakra yang sangat jahil dari dulu, pernah cakra menjahili temannya dengan mendorongnya ke danau buaya, padahal sudah ada peringatan namun cakra malah ketawa pas temennya kecebur dan ketar-ketir naik ke permukaan takut ada buaya yang memakannya.
"Gue gak jahil! Cuma iseng doang"
TBC
Semoga suka~ vote ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakra To Leon
Ngẫu nhiênCakra, anak yang di benci oleh keluarganya sampai tujuh turunan mati oleh sang adik yang baru saja berumur 7 tahun. Cakra mati? Tidak! Apa yang terjadi? Baca aja kalo mau tau ^3^