05

8.5K 706 5
                                    


"Kasian banget huhu~lo asnemia, pasti yang pertama kali lo inget itu gue yakan? " Celoteh Rendra duduk di meja milik leon.

Leon yang asik main game terganggu sama manusia setan di depannya, Rendra terus-terusan ngomong tanpa henti semenjak keluar dari kantin, kalo Jendra mah beda lagi, dia gak banyak ngomong tapi sering psychal touch sama dia, entah tiba-tiba nyentuh rambut, pipi, pinggang bahkan pantatnya!

"Yang satu kayak ibu-ibu satu lagi kek om-om haus sentuhan" ucap leon membuat Rendra yang berceloteh diam begitu juga Jendra yang mainin tangannya.

"Ngomongin gue?" tanya si kembar bersamaan

"Merasa ya? " sindir leon

"Minggir" sontak ketiganya noleh mendapati Xander yang memasukkan tangan ke saku celananya.

Rendra lantas menaikkan kakinya ke meja leon sedangkan jendra menyingkir lalu duduk di kursi Rani yang ada di sebelah leon

(Note: mereka duduknya sendiri-sendiri)

"Ehh babi! Kotor mejanya anjing! Turun gak lo! " kesal leon karna bekas sepatu Rendra tercetak dimejanya yang bersih.

"Santai elah, ini tuh debu dari sersesil yang di Spongebob itu lohh" bukannya turun Rendra malah seperti sengaja menaikkan kakinya lagi dan membentuk sebuah bekas sepatu di meja leon.

'Bugh

'Duaghh

"Anjir, sakit banget mamih! Liat nih ada siluman kurama bullu gue! " adu Rendra pada Rani yang baru saja tiba.

"Jijik goblok! " Rani menoyor kening Rendra kemudian menyingkirkan jendra yang duduk di bangkunya.

Xander di belakang yang memperhatikan hanya menampilkan raut wajah datar berbeda dengan batinnya yang berkali-kali menyebut didepannya lucu, lucu, lucu, lucu, lucu.

"Apa liat-liat?! " sarkas leon pada Xander yang tertangkap menatapnya.

"Ada mata" ucap Xander singkat

"Dihh sok irit" leon berbalik kedepan dimana Rendra yang kini sibuk membersihkan meja kotornya menggunakan kertas yang sudah basah oleh air minum milik Arin, gadis yang duduk didepan Rani, Tanpa izin Rendra mengambil nya lalu menuangkannya ke kertas.

"Sudah saya bersihkan yang mulia, tolong kasih saya sepeser uang untuk membayar para lont3" ucap Rendra sembari mengadahkan tangannya.

'Pakk

"Maaf, tangan lo beracun, bisa mokad gue" ucap leon menepuk tangan Rendra menggunakan buku tebal dimejanya.

"Emang amnesia bikin cara bicara berubah ya? " tanya jendra tiba-tiba.

"Nah iya, lancar banget lo ngomong kasar" sahut Rendra menyetujui.

"Kan gue selalu denger lo pada ngomong kasar sama gue" ucap Leon terdengar menyindir mereka.

"Hah? Perasaan gue gak pernah kasarin lo ye kan jen? " Jendra mengangguk

"Dikelas kita gak ada yang ngatain atau kasarin lo bayik, si Heri noh kelas sebelas sama kacungnya yang bully lo dari kelas 10 selalu ngatain lo" ucap Arin menjambak rambut Rendra karna air minumnya abis karna tumpah-tumpah, Rendra nuanginnya terlalu bar-bar sampe tumpah ke lantai.

"Aw, aw sakit Rin! Aw" ringis Rendra

"Terus kenapa lo pada gak bantuin? " sontak mereka tak menjawab, Rendra yang mengeluh sakit juga diam.

"Itu... "

"Maaf anak-anak ibu telat" perkataan Rani terhenti kala guru tiba, mereka kembali ke bangku masing-masing dan mulai belajar kembali.









pulang sekolah...

Bagaikan putri dijemput pangeran, sudah ada 4 mobil terparkir di depan gerbang dengan 1 pemiliknya yang bersender di depan mobil menunggu sang adik kecil di sana.

"Mampus, pasti di katain" gumam leon mengintip di dekat pohon besar, asa Nicholas, justin, Dareen juga Arsen di depan sana seperti menunggu seseorang?

"Kok gue ngumpet? Siapa tau yang ditunggu si Riona, eh tapi kan mereka belum ketemu satu sama lain, eh tapi alurnya berantakan siapa tau ketemu sekarang" serius mendumal leon tak tau jika ke empat lelaki tampan itu mulai memasuki area sekolah ditatap oleh siswi yang ingin pulang.

"Ngapain?"

"Lagi ngumpet  dari harimau" balas leon tanpa melihat ke belakang.

"Harimau darimana? "

"Dari san-" leon bungkam, keempat kakaknya sudah ada dibelakang sembari melipat kedua tangannya didada menatap tajam pada dirinya.

"Kakak-kakak nunggu siapa nih? Pasti pacarnya ya? " tanya leon bercanda

"Yeah, it's you" jawaban justin membuat leon menjatuhkan rahangnya, ia segera berlari menuju luar gerbang.

Justin melihat itu tersenyum, lebih ke menyeringai tepatnya.

Disisi leon....

"Tuan kecil! " leon sontak noleh ke depan dimana ada 1 orang berbaju hitam melambaikan tangan padanya.

"Gue? " leon menunjuk dirinya dan orang itu mengangguk.

Saat hampir dekat orang itu membuka pintu mobil, tanpa basa-basi leon masuk tanpa curiga ke mobil orang berbaju hitam itu, ciri-ciri orang mudah di culik.

Leon mengatur nafasnya baru berlari tidak lebih 2 menit ia sudah capek, apa dosa pemilik tubuh ini sungguh banyak ya?

"Pak! Kok masih diluar? " tanya leon membuka pintu kaca mobil

Orang itu, menunduk pada leon kemudian berbalik menunduk lagi pada seseorang yang berjalan bersama ketiga lelaki dibelakangnya.

"Itu si justin kan? Ngapain ngobrol? Ehh kok malah kesini?! "Panik leon

Sedangkan justin, tersenyum kecil setelah menyuruh suruhannya pergi setelah menangkap rubah kecilnya.

"I win" ucap justin pada ketiga kakak juga adiknya.

Sementara 3 orang itu menggeram kesal, sialan justin itu sudah mengambil start duluan.

Justin merubah raut wajahnya menjadi dingin juga aura yang dikeluarkan sungguh mencekam, leon sempat meneguk ludahnya kasar saat justin duduk di kursi kemudi.

"Gimana? Seneng sekolah tanpa izin? " tanya justin memulai topik sembari fokus menyetir.

"Itu.... " leon tak bisa menjawab.

"Jawab" ucap justin dengan suara rendah.

Leon merasa ingin menangis saja, bulu kuduk nya berdiri saat tangan justin bertengger dikepalanya.

"Hukuman menantimu rubah kecil" justin tersenyum yang terlihat mengerikan di mata leon.

"Gue harus mintol nih sama Arthur, gue gak mau kena hukuman-hukuman gitu siapa tau ntar gue langsung mokad lagi" batin leon, matanya menatap ke jalanan yang ramai kendaraan juga berbagai stand makanan.

Sekitar 10 menit mobil masih berjalan, leon mengernyit heran, kenapa gak sampe-sampe? Ingin bertanya namun ragu karna kakak kedua leon terlihat tak mau di ajak bicara.

30 menit kemudian akhirnya mobil berhenti di sebuah restoran, justin membuka pintu mobil begitu juga leon.

"Kenapa malah kesini? Padahal tadi banyak restoran-restoran atau warung makan" ucap leon pelan.

"Kau kira ini restoran? "






















TBC

Semoga suka~ vote ya!

Cakra To LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang