04

9.1K 735 5
                                    


Mengetahui nama lelaki itu leon terkejoed, jadi lelaki ini lah tokoh yang disukai tokoh utama?

"Ohh... Gak nanya" ucap leon mencoba biasa saja meski jantungnya Jedag-jedug

"Aduhh my baby disuruh tunggu malah ilang" Rani muncul ditengah-tengah leon yang masih mencerna kejadian.

Rani melewati Riona begitu saja naik ke tangga dan berdiri di tengah-tengah dua pria itu.

"Ehh lo! Apain bayik gue?!" Xander menaikkan sebelah alisnya.

"Berkenalan"

"HAH! " para murid yang menonton ternganga, heol! Seorang Xander yang irit ngomong bisa berbicara seperti itu pada seseorang lebih dari satu perkataan yang terlontar di mulutnya.

"Oke udahan dulu sesi kenalannya, gue gak bolehin lo maen sama bayik gue dadah" Rani segera menyeret leon naik ke lantai 2 dimana kelas 11 berada mengabaikan berbagai tatapan yang tertuju padanya.

"Bentar! " sontak Rani berhenti, mereka berada di depan kelas sekarang

(Note:Leonard dan Rani sekelas ya, di 11 IPS 1)

"Kenapa lo ngacuhin Xander? Bukannya lo suka ya? " tanya leon heran, kenapa rani dengan beraninya berbicara seperti tadi pada Xander yang notabene nya orang yang disukai di novel, harusnya Rani bersikap sopan dan erhmm selalu mendekati xander dimana saja seperti anjing yang mengikuti tuannya.

"Hmm? Gue? Gue mana mau sama modelan Freezer kulkas kaya dia" ucap rani santai sembari masuk kelas diikuti leon.

"Fiks alurnya berantakan" gumam leon duduk di bangkunya.

"Kenapa? Lo mau deket sama dia? Jangan deh entar lo di anuin" ucap Rani terdengar ambigu di telinga teman sekelas yang mendengar.

"Ran, ini adek lo? Kok sekelas sama kita? Bukannya masih Smp ya? " tanya seorang gadis yang duduk didepan Rani

Leon mendengar itu mendelik, keningnya mengerut tanda dirinya sedang kesal.

"Ah ya, ini adek pungut gue, tadi ketemu dijalan, nyasar ni anak" ucap Rani memanas-manasi.

"Kawaii! Jadi adek gue aja" ucap gadis itu menatap binar pada leon yang berada di dekat jendela.

'Brak

"Gue Leonard goblok! Lo pada gak kenal gitu sama gue yang ganteng nan handsome ini?! " teriak leon menggema di kelas.

"... "

"Ohh, Leonard, leonard... Kok gak asin ya?" ucap Rendra, pemuda yang duduk di jendela yang mengarah ke koridor.

"Asing bego! " koreksi orang yang duduk dibelakang Rendra.

"Aahh! " pekik Rendra

"Anjir, lo dianuin setan ya? Desah gitu" ucap jendra, kembaran Rendra yang duduk paling belakang.

"Ih amit-amit, lo si kutbuk leon yak?? Ya ya? Bener kan? Bener dong kan lelaki selalu benar" celetuk  Rendra yakin

"Sinting" ucap Rani

"Hooh! Kenapa? Mau bullu gue? " sarkas leon

"Bully baby bukan bullu, bullu itu yang nempel di mulut" koreksi Rani percaya diri

"Bukan anjir! Emang ada bullu di mulut?! Yang bener tu di kuku! " gadis di depan Rani berbicara keras seolah dirinya benar.

'Brakk

"Salah! " ucap lelaki yang berada di dekat pintu kelas menggebrak mejanya.

"Bulu itu disini... " lelaki itu menunjuk dari perut kemudian turun kebawah.

Cakra To LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang