06

7.8K 700 5
                                    


"Ini adalah tempat khusus tuan justin" ucap Fox muncul di bahu leon.

"Khusus apaan? Ada makanan nya ya? " sontak Fox mendatarkan wajahnya, tuannya ini polos atau bodoh?

"Jawab" ucap leon tentu dalam fikiran, jika berbicara menggunakan suaranya pasti kakak satunya ini akan bingung? Atau mungkin tidak peduli.

"Tempat ini meskipun seperti restoran namun dalamnya berbeds tuan, isinya hanya berbagai alat untuk menyiksa" jelas Fox

"Perasaan gak ada adegan gini dah"

"Saya muncul karna alur telah berhasil di rubah tuan, saya bertanggungjawab untuk anda seperti melakukan misi dengan hadiah sebagai imbalan jika berhasil" jelas sistem itu

"Daritadi kek muncul, jadi gue gak akan bingung mikirin alurnya" protes leon

"Masuk" ucap justin karna adiknya hanya berdiri di samping mobilnya.

"Ruang penyiksaan? Apa dia psychology ya? Gue salah apa?!! " pekik leon pelan sembari berjalan mendekat karna mata justin seolah menyuruhnya untuk mengikuti nya.

Mata leon disambut sebuah ruangan merah dari lampu juga terdapat kursi seperti raja? Dan kursi besi, meja panjang, meja kecil yang terletak disamping kursi raja itu dan 3 buah tiang besi kokoh ohh jangan lupakan berbagai alat yang tak leon mengerti, meski beberapa.

Dan tunggu, leon melihat ada dua orang dewasa memakai topeng polos warna hitam menyeret tiga orang yang sepertinya seumuran dengannya? Tengah tak sadarkan diri dengan pakaian yang robek-robek.

"Nah kan gue bener, huhu... Kabur ajalah " baru saja berbalik badan seorang yang bertopeng dengan tubuh lumayan besar berdiri didepan pintu dan mengucinya.

"Kemari" Leon tanpa membantah menghampiri justin yang duduk di kursi seperti Raja itu.

Justin memegang pinggang leon kemudian mendudukkan tubuh adiknya di pangkuannya.

"Apaanih! Lepasin gue gak nyaman" leon menggerakkan-gerakkan tubuhnya.

"Diamlah sebelum kau berubah posisi menjadi disana" justin menunjuk satu orang yang tengah diikat di tiang besar dengan mulut yang dibekap juga matanya yang ditutup kain.

Leon merinding, ia langsung duduk anteng meski tak nyaman.

"Mulai" perintah justin langsung dilaksanakan oleh 3 orang bertopeng hitam itu, mereka masing-masing membuka pakaian yang di pakai ketiga pemuda yang masih tak sadarkan diri .

"Gak ada kotak-kotak nya, buncit banget kaya orang hamil padahal isinya lemak doang" dumal leon membuat justin terkekeh gemas, ia mengacak-acak rambut adiknya.

"Eh itu Kancutnya ngapain dibuka goblok! " pekik leon karna salah satu dari pria bertopeng itu membuka dalaman yang menutupi privasi pemuda yang hampir sepenuhnya telanjang.

'Dor

"Dasar bodoh! " ucap justin menyimpan pistolnya kembali setelah menembak mati pria bertopeng yang notabene adalah bawahannya.

"Mulai lukis" dua yang masih hidup mengambil pisau bedah, cutter juga pisau tajam,leon menanti-nanti apa yang dilakukan mereka.

Tak berselang lama muncul satu pria bertopeng yang sama mulai melakukan perintah justin pada pemuda yang kulitnya memerah dengan bekas luka.

"Apa yang lo bertiga lakuin? " tanya leon saat 3 pria bertopeng itu mengambil masing-masing satu pisau bedah.

"Stttt, perhatikan" justin menaruh satu jari nya di bibir leon.

"D-dimana?" salah satu dari pemuda yang berada di tengah sadar mengangkat kepalanya.

Pria bertopeng yang didepan pemuda itu mulai menggores kulit dada pemuda itu dengan pisau bedah, sangat lihai dan rapih seperti membedah pasien.

"Argh! Sakit! Lepasin gue anjing!! " ucap pemuda itu saat merasakan perih dan sakit saat dadanya seperti di bedah sesuatu.

"Sepertinya tuan justin ingin memperlihatkan bagaimana cara menyiksa orang yang sudah mengusiknya tuan, 3 pemuda itu berencana untuk meracuni tuan justin saat menunggu anda didepan gerbang" jelas Fox karna melihat tuannya bingung juga takut melihat pemandangan itu.

"Gue gak peduli lagi sama alur yang berantakan ini, mau resign aja lah" Fox tertawa cekikikan mendengar fikiran tuannya.

"Tunjukin biodata gue, kan biasanya ada tuh di cerita-cerita" Pinta leon lewat fikiran.

"Tentu tuan"

"Memproses..... "

Leon sedikit menunduk saat sebuah hologram muncul didepannya.

Nama:Leonard Jason Rowland
Gender:pria
Ketampanan:60%
Kelucuan:85%
Kelicikan:50%
Ketertarikan:75%

Poin:0

Misi yang dituntaskan:0

"Anjir ketampanan kok 60%? Terus gue juga gak ada Lucu-lucunya tuh" protes leon pada sistem.

"Ini memang yang seharusnya tuan, tidak bisa diubah, jika anda ingin menambahkan persenan itu, anda harus membayarnya dengan 5.000 poin" jelas Fox

"Hah?! " reflek leon membuat justin menaikkan sebelah alisnya.

"Kau sepertinya menikmati ini" ucap justin berbisik di telinga leon

"A-apa? " leon memandang kedepan dimana ketiga pemuda yang tadinya tidak terlalu banyak luka kini terlihat organ-organnya keluar, pemuda yang berada di tengah seperti tengah berbicara tanpa suara karna lehernya pemuda itu hampir tidak menyatukan semua dengan tubuhnya.

Leon merasa perutnya bergejolak, secepat itu mereka melakukan hal kejam seperti ini? Kenapa ia tak mendengar jeritan tadi? Apa karna terlalu asik berkomunikasi dengan sistemnya?

"Ughh" leon menutup mulutnya kala hidung nya mencium bau amis yang berasal dari ketiga pemuda yang sekarat itu.

'Puk

'Puk

"Hmm? " justin mendekat kan wajahnya saat orang yang duduk dipangkuan nya menepuk-nepuk pahanya.

Leon menatap justin berkaca-kaca itu membuat justin menyeringai, lihatlah kelucuan adiknya sangat enak dipandang.

Leon mulai emosi, ia turun dari pangkuan justin menuju yang berwarna hitam disana tanpa berfikir apa yang ada disana, ia sudah tak tahan ingin mengeluarkan isi perutnya.

'Brak

"Huekkk" leon memuntahkan apa yang ditahannya didepan pintu, ia kemudian menatap horor melihat isi dibalik pintu hitam ini.

Ada toples yang berisi jantung yang masih berdetak, kepala-kepala tersusun rapih di rak dan apa-apaan ini? Ada seorang wanita tengah menggerogoti tubuh tanpa kepala di tengah ruangan itu.

"Gue mau pindah! Gue gak mau ke novel yang ganti genre jadi psychopath ini! Hiks mama... " batin leon berteriak, tubuhnya melemas,justin yang mengikuti dari belakang menangkap tubuh adiknya lalu membawanya keluar dari ruangan itu.

"Ini belum seberapa, jika bahasa gaulmu masih terdengar ditelinga kakak, maka siap-siap melihat semua nya, kakak dengan senang hati memperlihatkan seisi ruangan ini yang kau sebut restoran" jelas justin panjang lebar menggendong koala adiknya.

"Memang benar ini restoran, restoran kanibal lebih tepatnya" leon meremang seketika.

"Kayaknya gue salah masuk novel ya, gue harap ini mimpi pliss tuhan kenapa engkau menghidupkan ku lagi di sebuah novel mengerikan ini? " Fox yang mendengar itu menggeleng pelan.

"Ini kenyataan tuan, tuhan memang membuat anda hidup dengan cobaan karna anda adalah manusia"



















TBC

Semoga suka~ vote ya!

Cakra To LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang