Selesai mendirikan tenda dan bersalin menjadi pakaian olahraga leon lagi-lagi baris paling depan atas ketua kelas tentunya.
Leon merengut tak suka, kenapa? Karna jika didepan pasti akan selalu di perhatiin bahkan bisa jadi eksperimen dadakan didepan.
"Kamu! Kedepan" Nah kan! guru menunjuk leon.
Leon mau tak mau kedepan dan guru beserta anggota osis menggunakan leon sebagai contoh untuk aktivitas apa saja bahkan memimpin pemanasan.
"Kicik banget! "
"Leonard beda banget sumpah"
"Manis"
Leon mendengus, ia kembali melakukan pemanasan sembari berhitung, setelah selesai guru menggunakan pengeras suara untuk mengumumkan informasi lagi.
"Untuk aktivitas siang ini, kalian akan berkeliling mencari hewan ini disekitar perumahan, sapalah para warga yang ada, jangan cuek-cuekan dan angkuh mengerti?! " jelas guru yang di 'iya' kan oleh para murid.
(Note:mereka harus cari capung merah ini y)"Hhah gampang itu mah, 5 menit langsung dapet" ucap leon enteng melihat gambar hewan itu lagi.
"Kalian akan banyak menemukan nya di sekitar sawah atau ladang,oke sekarang berpencar dan kembali pada pukul 2 tidak ada protes" jelas guru dan mereka pun membubarkan diri mulai mencari apa yang difoto, jarak mereka berkemah tak jauh dari sawah atau ladang yang dimaksud, cukup berjalan 7 menit dan sampai.
Leon berjalan bersama si kembar karna mereka diharuskan membuat kelompok 3 orang untuk mencarinya.
"Leon, gue denger ada kodok sama ulet di sawah, gue gak mau ah" ucap rendra berhenti setelah sampai, beberapa murid berjalan memasuki pinggiran sawah satu persatu karna jalan nya hanya bisa untuk satu orang.
"Gak usah nakutin gue, gue mau cepet-cepet rebahan" leon berjalan berssma jendra meninggalkan rendra yang mendengus karna ditinggal.
Di perjalanan, leon melihat sana-sini mencari capung merah namun tak ada, sudah 6 menit mencari namun ia tak menemukan apa-apa, hanya ulat... Tunggu. ..
Leon melirik ke daun padi yang menjuntai didepannya, ada sesuatu berwarna orange bergerak dibawah daun padi itu.
"Waaa! "
"Anjing! " kaget leon saat jendra memegang kedua bahunya mengagetkan dirinya.
"Ehh itu hilednya nempel!" pekik jendra mundur melihat ulat yang nempel di baju leon
Leon sontak melihat ke bajunya dam benar saja, ulat yang baru sana ia lihat menempel di bajunya dan bergerak keatas.
"Woy jendra babi! Bantuin gue woy! Ihh! Pergi lo hiled!! " heboh leon panik saay ularnya bergerak cepat
Leon melihat nya seketika merinding, melihat bulunya saja leon merasa takut.
"Takut gue juga!! Ehh itu makin naik cok! " pekik rendra tak kalah heboh
"Jendra, jendra! Plis jendra! " leon kalang kabut, telapak tangannya mendingin karna takut juga dahinya yang berkeringat.
"Takut gue juga!! Ihhh" bukannya membantu jendra malah melewati leon kedepan dan menjaga jarak.
'Bruk
"Jendra anjing! Tai babi!! " umpat leon sekeras-kerasnya karna jendra lewat kedepan dan mendorongnya sampai terjatuh ke sawah yang berlumpur.
"Eh, sorry" jendra malah cengengesan
"Hueee gue penggal kepala lo ya! " leon berdiri menatap nanar kedua tangannya yang berlumpur juga celananya yang sama seperti itu.
"Noh ulatnya dah hilang" ucap jendra menunjuk kaos olahraga leon dan benar saja ulat yang tadinya nempel kini sudah hilang.
"Jendra!! Tanggung jawab lo! " jendra sontak berlari diikuti leon.
"Eh itu cupang! ! " pekik Rendra saat keduanya telah sampai.
"Capung bego! " koreksi jendra ngos-ngosan.
'Dugh
"Anjir kotor leon! " jendra melihat punggung kaosnya yang di tempelin lumpur oleh leon tentunya.
"Salah sapa dorong gue?! " marah leon
"Gak ikutan, yeee" ejek rendra pada kembarannya
"Ren tangkep gih, kan lo yang pertama nemu" suruh leon.
"Watashi? " Rendra menunjuk dirinya
"Hooh" Rendra menghela nafas, ia ingin kabur namun jendra menahan sisi bajunya agar tak kabur lagi bahkan menampilkan wajah jahilnya karna caping itu terletak di daun padi yang cukup jauh.
"Cepetan! " desak leon tak sabar, ia tak nyaman dengan lumpur-lumpur yang menempel.
"Sabar kanjeng ratu, raja baru ingin turun" ucap rendra menggulung celananya, melepas sepatu kemudian turun menginjak lumpur perlahan.
"Kek nginjek ta*i " ucap rendra kemudian berjalan agak susah.
"Cupang, sini meow, meow, meow, guk, guk! " leon dan jendra menghela nafas capek dengan melakukan rendra.
"Kembaran lo keluaran RSJ ya? " jendra parahnya mengangguk
"Lagi nyebar noh foto si rendra bahkan tulisannya Dicari pasien kabur dari Rumah sakit kami jika menemukan nya harap hubungi 081234567 akan kami beri hadiah sebesar 100 M. " ucap jendra.
"Parah banget lo" leon tertawa pelan
"Nihh dapet! " Rendra menaikkan tangannya yang memegang ekor capung yang sedang memberontak.
"Eh jangan dipegang-"
"Aww! Atittt" pekik Rendra alay, capung itu mengigit jarinya ingin kabur namun rendra kembali menahannya.
"Pegang sayapnya bego, ekornya tuh sensitif" ucap jendra setelah rendra naik.
"Ye meep gue gk tau" ucap rendra malas, jarinya masih nyut-nyutan woy!
"Emang pada dasarnya bego" sahut leon
"Heh-"
"Kalian udah dapet? Kesiniin" ucap salah satu anggota osis membuka toples untuk menyimpan capung ketika melihat ketiga cecunguk yang saling adu bacot.
"Hati-hati kak beb, nanti gigit" ucap rendra memasukkan capungnya ke toples yang dibawa .
"Najis" ucap anggota osis itu dan pergi begitu saja.
"Aduh sakit hati gue" Rendra memegang dadanya dramatis.
"Balik ah, gak nyaman gue" leon berbalik karna sudah menyelesaikan suruhan guru yaitu menangkap capung.
Sementara di sisi lain, seseorang yang sedari tadi memperhatikan interaksi trio curut itu tersenyum gemas apalagi pada leon yang marah-marah pada rendra, sangat menggemaskan.
"Sangat menggemaskan, bagaimana jika kamu mendesah di bawahku? Akan seperti apa reaksimu? Pasti sangat menggemaskan"
TBC
Semoga suka~ vote ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakra To Leon
RandomCakra, anak yang di benci oleh keluarganya sampai tujuh turunan mati oleh sang adik yang baru saja berumur 7 tahun. Cakra mati? Tidak! Apa yang terjadi? Baca aja kalo mau tau ^3^