Bagian Tiga : Training camp

1 0 0
                                    

***

Training camp.

SMA Lentera mengadakan pelatihan anggota baru atau training camp, dengan tujuan supaya dapat mengasah kemampuan siswanya. Dalam kegiatan ini, siswa akan menginap di sekolah selama kurang lebih dua sampai tiga hari, di mulai dari hari Jum'at, Sabtu, sampai Minggu. Acara ini menghadirkan panitia ekskul supaya dapat melancarkan kegiatan. Selama itu siswa diminta mengikuti semua arahan dengan tertib.

Sesuai arahan, hari ini training camp benar akan diadakan, mengingat hari ini hari Jum'at, semua guru sepakat star acara ini di mulai dari jam empat sore. Jadi, sebelum jam empat tiba semua peserta ekskul di minta untuk bersiap siap sebelum berangkat. Tak terkecuali Razka, laki laki itu juga kembali ke rumah orang tuanya dengan tujuan mencari perlengkapan. Sekarang Razka tengah duduk santai di sofa sembari memegang ponsel milik Zena setelah mempersiapkan semua kerpulannya. Tinggal berangkat.

Lain hal dengan Zena, gadis itu sudah terlihat sibuk sedari sampai di rumah Razka tiga jam yang lalu, dengan tujuan untuk mencari perlengkapan yang lain katanya. Karena bagi Zena, apapun kebutuhan Zena pasti tersedia di rumah Razka. Buktinya Zena tengah mondar mandir masuk gudang, ruang tengah balik lagi dapur, teras, gudang dan seterusnya. Mencari barang miliknya yang diduga ada di sekitaran sini.

Dirasa empat tempat itu tidak menyimpan barangnya, Zena beralih tempat di ruang tv, berjalan menuju lemari besar sisi tangga. Zena membuka buka pintu lemari, barang barang di dalamnya dan yah. Pasti membuat seisi lemari berantakan. Entah apa yang dia cari sampai sedemikian rusuh.

Dari tempatnya Razka hanya memandang tanpa ekspresi. Sedari Zena sampai di rumah, kegiatannya hanya itu, mondar mandir sampai Razka pulang jum'at-an pun tetap sama, entah apa yang dia cari. Sedangkan Razka hanya menjadi penonton, tidak ada niatan secuil pun untuk bertanya ataupun membantu. Bagi Razka ini urusan Zena sendiri.

"Mana siiiii elaaaaah, gue udah ke sono kemari ini! kaya pelayan Alfamart, ayo lah... tampakkan wujud muuuu... aku sudah lelah mencari..." gumam Zena geram sembari membuka laci lemari. Lama lama Zena geram juga karena barang yang Zena cari tak kunjung ketemu sedari tiga jam lalu. Terlalu lama.

"Tente liat tusuk rambut punya Zena nggak, Zena buntu nggak ada dimana manaaaa?!!" Tanya Zena teriak dari ruang tv dengan harapan Asa yang berada di lantai dua mendengar pertayaannya. Zena buntu, untuk mempercepat waktu Zena akhirnya bertanya pada Asa. Kenapa nggak dari tadi? Wanita berkarir itu memang ada di rumah sejak pagi tadi dan akan berangkat lagi malam nanti. Seperti itu terus kegiatannya selama hidup. Mungkin.

"Ada diatas meja depan Razka" kata Asa sang bunda Razka, dari pangkal tangga. Dengan senyum tipis melihat ekspresi Zena setelah tau bahwa barangnya ada di depan sang putra, barang yang Zena cari selama tiga jam itu. Asumsi Asa bertanya, mengapa putranya diam saja? padahal dia tau letak benda itu dimana. Hal itu membuat hati kecil Asa geli melihatnya, sebelum akhirnya Asa berbalik arah menuju kamarnya lagi.

Zena mendelik menatap Razka, melenggang mendekati meja, menyingsingkan angin di lengannya.

"Innanilahi kenapa lo bisu kresek Indomaret!, gue udah bolak balik kaya setrika di sono, baek dikit ngapa..." omel Zena setelah sampai di depan Razka.

Razka mendongak mendapati Zena mendelik ke arahnya "Gue mana tau, orang lo dari tadi nyari sendiri tanpa ngasih tau gue lo lagi nyari apa, salah lo dong?" balas Razka mutlak. Memang Zena tidak memberi tau dirinya tengah mencari apa. Tentu Razka diam saja saat benda itu ternyata ada di depannya. Persis.

"Seenggaknya lo tanya. Lagi nyari apa Zen. Gituu bukannya nonton, enak lo disini, mana ngotak Atik hp gue, sumpah ya lo!, greget gue ama lo" Zena mengambil paksa ponselnya.

Gedung SMA LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang