___
"Menghargai waktu, perasaan dan keadaan"
***• Hari pertama Training camp
Kegiatan hari pertama telah usai beberapa detik yang lalu. Semua peserta ekskul di minta membersihkan diri kemudian istirahat masuk ke kelas masing-masing ekskul. Begitupun Razka, laki laki itu tengah berjalan di lantai empat sendirian. Ngapain? Nyari kamar mandi. Sebenernya Razka udah Nemu beberapa kamar mandi di setiap lantai. Yang pertama kamar mandi di lantai dasar, kondisinya bersih, wangi, peralatan komplit tapi telah di booking guru ekskul Inggris. Kedua, Kamar mandi pojok lantai dua, lantainya bersih ada sabun dan lainnya tapi bau pup. Ketiga, kamar mandi lantai tiga nomor satu, bersih komplit tapi airnya kecil. Keempat, kamar mandi lantai tiga nomor dua, komplit tapi lagi di pake Daniel. Kelima, kamar mandi lantai Empat nomor satu komplit tapi lagi di pake Hafiz. Sekarang Razka menemukan kamar mandi nomor tiga di lantai empat. Kondisinya, bersih, wangi, penuh komplit. Dirasa sudah menemukan kamar mandi yang sesuai, Razka langsung masuk dan... mandi pastinya.
Menit selanjutnya. Razka keluar kamar mandi dalam keadaan sudah berpakaian, dengan handuk di kalungkan ke leher. Tengah mencuci tangan di wastafel depan kamar mandi, sesekali melihat pantulan wajahnya dari cermin, memang di atas wastafel sekaligus di depan Razka ada cermin. Kotak. Setelah dirasa cukup Razka menghentikan aktivitasnya. Waktu akan melanjutkan niatnya untuk kembali ke kelas. Tepat saat Razka menghadap arah keluar kamar mandi. Disitu ada gadis, pake baju OSIS bersih, rambutnya panjang se-punggung, kulit putih pucat tengah menatap Razka datar, tanpa senyum, tanpa manyun, tampang jahat pun tidak tertera. Pokoknya datar. Razka tidak takut, tidak juga kaget, hanya heran, ini toilet cowok, kenapa cewek bisa ada di sini?
"Cewek ngapain disini?"
"Situ nggak baca mbak itu tulisan di depan gede banget gue rasa, masa iya lo nggak liat."
"Lo denger gue ngomong mbak?"
"Kamar mandi cewek di sana mbak, nyasar kalo lo kesini" Razka menatap cermin sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ada di leher.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik
Ini orang bisu, tuli, sombong apa gimana, gue udah baik banget itu nunjukin kamar mandi cewek, ini malah... diem, batin Razka.
Dirasa gadis di sampingnya tidak merespon, membuat alis Razka saling bertautan kembali menatapnya. Masih sama. Gadis itu masih berdiri tegak menatap Razka datar seperti semula. Untuk memastikan gadis di sampingnya kedip Razka mencoba melambaikan tangannya di depan muka si gadis. Pas. Selama tiga detik. Tapi tetep. Si gadis tidak memberi respon apa apa, kedip pun tidak. Dari situ bulu kuduk Razka mulai berdiri beruntun, hawa dingin seketika memenuhi area depan kamar mandi. Oke. Cukup tau. Razka memberikan senyum simpul miliknya mencoba terlihat tenang. Berjalan santai melewati gadis seolah melewati tiang listrik. Si gadis pun perlahan mengikuti gerak Razka. Yang awalnya berdiri tegak menghadap Razka, kini si gadis memutar badannya perlahan supaya bisa melihat Razka.
Satu langkah
Dua langkah
Tiga langkah
"Akh..." Razka meringis merasakan benda tajam mencakar lehernya sedetik jadi. Bener. Saat tangan Razka menyentuh bagian leher belakang, luka malam itu kembali tergores dan kembali bercucuran darah, kali ini lebih banyak dari sebelumnya. Sontak Razka berbalik badan untuk melihat pelaku. Hirap. Gadis itu pergi, menghilang dari jangkauan manik Razka. Laki laki itu sangat yakin si gadis pelaku pencakaran lehernya ini. Razka termenung sejenak merasakan perih di buatnya.
"Sialan! Yang kemaren masih basah" gumam Razka sedikit tidak trima. Luka kemaren malam belum kering ini sudah di tambah luka baru. Mungkin jika Razka mampu melihat seberapa dalam lukanya, Razka bisa menyimpulkan sangat dalam. Setau Razka kuku setan pasti pajang panjang lebih panjang dari kuku manusia. Oleh sebab itu ketika si kuku menggores benda lunak tentu akan menusuk dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gedung SMA Lentera
HorrorMengisahkan tentang sekumpulan remaja yang tidak sengaja masuk dalam lingkup sekolah makhluk astral. Bermula dari gedung tua yang di ubah menjadi gedung sekolah pemikat hati para orang tua untuk memasukkan anaknya ke dalam lingkup ajaran sekolah in...