***
"Bukti dapat memecahkan"
---
_ Bu Sri _"
Kemaren gue gak sengaja ngerekam ini. Gue pikir ini menarik buat gue jadiin story kebijakan perpus ngasih tetesan air kaya gitu bagus, unik" ujar Ghina setelah Daniel melihat rekaman Video di ponsel Ghina.
Tidak. Ini bukan bagus, tapi aneh.
Daniel mengamati video itu lagi, seketika Daniel teringat sesuatu. Daniel segera mengambil ponselnya dan membuka video yang sama.
Video yang Daniel rekam waktu di perpus bersama Razka. Rekaman tetesan merah yang mereka liat bersumber dari atap perpus.
Kedua rekaman itu sama. Persis.
"Eh lo juga punya. Bagus kan, gue mau ambil lagi soalnya gue suka" ujar Ghina lagi.
"Ini bukan kebijakan perpus. Ini... darah Ghin. Darah netes dari atap perpus" kata Daniel menunjukkan layar ponsel.
Ghina bingung. Gimana bisa jadi darah, di mata Ghina itu tetesan air warna yang memanh di biarkan netes dari sana. Tidak aneh kok, tapi bagus. Tapi kenapa, Daniel malah bilang ini darah.
"Tapi Niel, ini bagus, ini bukan darah, ini Ar warna" imbuh Ghina.
"Bukan air warna. Ini darah" kata Daniel meyakinkan.
Daniel menyuruh Ghina memperhatikannya lagi. Supaya bisa membedakan mana darah mana air warna.
Satu menit setelahnya, Ghina menemukan perbedaan, hal itu langsung membuatnya percaya bahwa itu tetesan darah bukan tetesan air warna.
Mereka berfikir di tempat. Kenapa bisa atap perpustakaan mengeluarkan darah.
"Kalo ini darah, pasti perpus bau anyir?" Ucap Ghina mendapat anggukan dari Daniel.
"Serius Niel?" Lagi, mendapat anggukan dari Ghina.
"Kalo gak percaya, sekarang kita ke perpus" ajak Daniel langsung mendapat pergerakan mereka menuju perpustakaan.
•••***•••
Razka, Zena, Cakra dan Chantika tengah berada di perpus. Mereka sengaja datang ke perpus untuk membuktikan omongan Azka tempo hari. Harusnya Azka juga ada di sini, tapi siapa sangka, laki-laki itu sudah pindah sekolah. Tidak tau apa alasannya. Dan kapan pindahnya.
Saat ini mereka berpencar, Zena di area pintu masuk, Chantika di dekat jendela, Cakra dan Razka di titik turunnya tetesan merah yang Razka liat waktu itu.
Jujur, Razka dan Cakra sangat penasaran akan hal itu. Terlebih setelah Cakra melihatnya, beberapa teori mistis muncul dari mulutnya.
Razka mendongak, di sana tidak ada bekas merah, di lantai pun sama. Jadi, apa mingkin, pihak sekolah membersihkan semua itu setiap hari, setiap tetesan itu turun. Tapi ini perpus. Tidak jarang guru keluar masuk ruangan ini. Apa iya, mereka tidak menyinggung masalah ini saat pengarahan.
"Cak! Ka!" Panggil Daniel membuat Cakra dan Razka membalikkan badan menatap Daniel.
"Kamaren, itu atap keluar darah lagi, Ghina ngerekam itu" ujar Daniel membuat Razka dan Cakra bingung.
Satu detik setelah Daniel berucap demikian. Razka berada ada sesuatu yang jatuh netes di bahu sebelah kirinya, terasa basah.
Razka melihat ke bahu. Ternyata tetes demi tetesan merah itu jatuh tepat di bahunya. Melihat itu Razka langsung mendongak, mendapati atap perpus yang memang tengah meneteskan darah. Bagaikan atap tengah menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gedung SMA Lentera
HorrorMengisahkan tentang sekumpulan remaja yang tidak sengaja masuk dalam lingkup sekolah makhluk astral. Bermula dari gedung tua yang di ubah menjadi gedung sekolah pemikat hati para orang tua untuk memasukkan anaknya ke dalam lingkup ajaran sekolah in...