Bagian Lima : Hari Terakhir

0 0 0
                                    


"Sebelum jadi setan, makhluk itu awalnya hidup, bernamakan manusia punya hati pastinya, jadi pesan saya sebagai setan harusnya punya hati, lebih lebih hati nurani" Zena Gracia Akmajaya.

• Training camp hari Terakhir.

"Malam ini... Malam terakhirrr bagi kitaa..."

Suara Daniel begitu merdu hingga mengundang delikan sinis dari siswa lain yang terpaksa dengar. Cowok itu sangat bahagia sekarang. Karena malam ini, malam terakhir untuk para peserta training camp. Besok paginya mereka langsung cus, pulang ke rumah masing masing berjumpa emak bapak mereka menungkan Rindu di hati. Oleh karena itu, semua peserta tengah mengumpulkan barang barang mereka yang tidak tertata. Contohnya, Daniel. Laki laki itu sekarang lagi ribut nyari gayung miliknya, sesekali nyeriwis lagu dangdut entah apa judulnya. Tidak nyambung. Mengisi heningnya malam katanya. Sebenarnya malam ini nggak terlalu hening hanya saja sepi, karena sebagian siswa di kelas ini memilih tidur lebih awal dari sebagian lainnya.

Mungkin males denger Daniel nyanyi, mungkin ya. Mungkin...

"Brisik niel ini udah malem waktunya orang tidur, ini sekolah keramat bukan konser dangdut. DENGERIN GUE KUDANIEEELLL!!!" Teguran Sandi tidak di respon oleh Daniel.

Nananananannaannananananananaa......

Nananananannaannananananananaa

NANANANANANMAMAMAMNNANANANANA!!!!!!!

Entah gimana ceritanya nada suara nyanyi si Daniel makin lama makin kenceng, sampe Razka yang tidur di pojok sana kebangun. Sangking kerasnya, temen di samping Razka lasak, nendang muka Razka. Bug! Kenceng. Dari situ Razka nggak mau lagi lanjut tidur. Razka memilih bangun terus duduk, dengan posisi masih merem melek khas orang ngantuk berat. Ngumpulin umpatan buat nyemprot si Daniel.

Bug!

Razka tersentak

Punggung Razka di tepuk sama temen di sebelahnya. Razka pikir temennya ini mau ngomong sesuatu, tapi ternyata lasaknya belum kelar. Tapukan barusan ternyata salah satu lasak si temen ini. Razka hanya berdecak singkat sebagai respon, berdiri menuju kursi di dekat Sandi, laki laki itu tengah duduk sembari minum air mineral.

Seger banget keliatannya ya om malem malem gini, minum air. Udah! Lanjut!

"Tidur lagi sono masih malem ini ngapain Lo bangun. Salah waktu kalo bangun sekarang. Itu tuan kudanil lagi konser. Sana! sana! tidur!" usir sandi setelah Razka mendudukkan bokongnya.

"Gak" balas Razka lempeng. Kaya orang linglung habis bangun tidur, yang tangan saling bertautan di taruh di sela sela paha. Menatap lurus.

"Dia mau ikut gue nyanyi San ngapain lo usir. Udah lo duduk anteng meneng ae disitu, biarin gue sama Razka nyanyi. Ayok ka!" Ajak Daniel mendapat gelengan dari Razka. Daniel manyun.

"San, gue mau___" Razka tak lagi melanjutkan ucapannya saat kepala Razka menoleh ke samping, ke arah Sandi. Kebetulan mereka duduk di samping pintu, dan pintu itu kebetulan kebuka. Di situ Razka melihat entitas lain lebih dari sepuluh buah. Banyak bener. Lagi liatin isi kelas ini. Jadi, pintu itu kebuka, otomatis kalo ada yang mau liat ke dalem pasti cuma kepalanya aja yang nongol sebagian. Kerena nggak semuanya bisa masuk, nggak muat itu pintu. Kondisi mukanya keliatan jelas, apalagi kelas Razka dalam keadaan terang. Jelas banget yang Razka liat. Alhamdulillah, semua muka si setan hanya pucat pasi, ada beberapa yang ancur memang, tapi nggak separah yang Razka liat waktu di lorong.

"Mau apa? jarene buyutku. Nek arep ngomong aja setengah setengah" Sandi ngebet.

"Gak" balas Razka menghadap ke depan lagi.

Gedung SMA LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang