12

29.7K 2.9K 100
                                    

Halo apa kabar semuanya?
Ada yang kangen Inay? Hehe,
Jangan lupa vote dan komen, oke?
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.




Benar saja keesokan harinya, Deon langsung berlinang air mata setelah mendengar keadaan Vallen. Bima Adijaya dan Riana Marcela selaku orang tua Deon mencoba menenangkan anak cengeng mereka.

"Vallen yang sakit, kenapa kamu yang nangis?!" Ucap Riana.

"Huhuhu, Mami, Deon sedih."

"Sudah diam, malu sama Vallen." Imbuh Bima.

"Huhuhu, anak kalian Vallen atau Deon sih?" Keluh Deon.

"Tentu saja Vallen, kami menemukan kamu di pinggir jalan. Karena kami kasihan jadi kami bawa pulang," ucap Riana.

"Hwaaa, Vallen, mereka jahat. Ayo carikan Deon orang tua yang baru yang lebih kaya." Deon langsung memeluk Vallen dan mengadu.

Vallen hanya bisa tersenyum geli, ia sudah terbiasa dengan drama keluarga Adijaya. Sedangkan Bima dan Riana juga tidak bisa menahan senyum melihat reaksi anak mereka. Ah, mereka memang sangat suka menggoda Deon.

"Sudah diam, jangan peluk terlalu erat, kasihan Vallen."

Setelah diingatkan sang ibu, Deon langsung melepaskan pelukannya. Ia lupa jika Vallen sedang sakit.

"Tidak apa-apa," balas Vallen.

Deon melihat temannya yang sekarang memakai tambahan kacamata dengan bingkai berwarna hitam. Deon merasa temannya terlihat manis?

"Vall, kamu sekarang terlihat lebih manis dengan memakai kacamata." Celetuk Deon.

Vallen merasa malu setelah Deon mengatakan jika ia terlihat manis, "Jangan bicara omong kosong."

"Serius Vall, aku ngga bohong. Iya kan Mi, Pi?" Deon meminta pendapat kedua orang tuanya. Bima dan Riana mengangguk secara bersamaan. Memang Vallen sekarang terlihat lebih manis setelah memakai kacamata.

"Mulutmu De yang manis."

"Hii ko ngga percaya, omong-omong aku juga mau coba dong."

Vallen melepas kacamatanya dan memberikannya pada Deon. Deon dengan semangat langsung memakainya tapi pandangannya malah terlihat tidak jelas dan ia merasa pusing. Ia langsung melepas kacamatanya. Pandangan langsung jernih kembali tapi masih merasa sedikit pusing.

"Tidak mau, malahan buram dan pusing."

Vallen kembali terkekeh mendengar keluhan temannya. Tentu saja Deon akan merasa pusing jika memakai kacamatanya. Kacamatanya di desain khusus sesuai dengan kondisinya. Dan untuk orang bermata normal pasti mempunyai reaksi kebalikannya.

"Makanya jangan suka coba-coba."

"Kan biar keliatan keren Vall, gimana tadi, aku keren tidak?"

"Tidak tau, jika tidak pakai kacamata semuanya akan terlihat buram dan samar-samar."

"Ah, iya, aku lupa."

"Vallen nanti tinggal di rumah Mami saja, ya?"

"Tidak, Mi, Vallen tidak mau merepotkan."

"Jangan bilang seperti itu, Mami tidak suka."

"Maaf."

"Oke, kami tidak akan memaksa tapi jika ada apa-apa ataupun butuh sesuatu bilang saja, jangan sungkan, oke?"

"Oke, Pi."

Mereka berbincang cukup lama lalu keluarga Adijaya pamit untuk pulang. Lagipula ada si triplet yang menjaga Vallen, jadi mereka tidak perlu merasa khawatir.

Another Cannon FodderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang