Halo semuanya, sehat kan? Jaga kesehatan ya. Perbanyak air minum.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Vallen sudah bisa masuk sekolah seperti biasanya, ia duduk di samping Deon seperti biasanya. Teman sekelasnya langsung mengelilinginya dan menanyakan keadaan Vallen. Mereka melihat saat kejadian di aula. Jadi, mereka tahu bagaimana seriusnya kondisi Vallen saat itu.
"Vallen sudah tidak apa-apa, terima kasih atas perhatiannya," jawab Vallen dengan tersenyum.
"Lain kali, lebih hati-hati."
"Perhatikan apa yang kamu makan, oke?"
"Betul, kamu harus lebih memperhatikan makananmu."
"Baik, Vallen akan mengingatnya."
Tidak lama, bel di dimulainya pelajaran telah berbunyi, semuanya kembali ke meja masing-masing.
Seorang guru masuk dan sang guru juga mempertanyakan kondisi Vallen. Setelah memberikan beberapa nasehat dan saran, pelajaran dimulai seperti biasanya. Vallen mendengarkan pelajaran dengan serius. Deon menopang sebelah wajahnya dan melihat ke depan dengan pandangan yang terkesan mengantuk. Vallen tidak merasa heran, ia sudah terbiasa melihat perilaku Deon yang akan terlihat mengantuk saat pelajaran dimulai. Tapi Deon termasuk dalam siswa yang pintar, meskipun terlihat malas-malasan saat mendengarkan pelajaran, Deon selalu mempunyai nilai yang stabil, walaupun jika dibandingkan dengan Vallen, mungkin jaraknya akan sedikit lebih jauh. Vallen sangat serius dalam belajar sejak kecil, Vallen belajar sangat giat untuk membuat bangga keluarganya, kebiasaan ini akhirnya menjadi sesuatu yang mungkin Vallen sukai setelah dilakukan secara terus-menerus.
***
Di saat pelajaran terakhir, guru tidak masuk. Vallen menghabiskan waktu kosong untuk mengobrol dengan Deon setelah selesai mengerjakan tugas yang diberikan guru. Obrolan itu akhirnya sampai ke kejadian di aula. Vallen sebenarnya cukup penasaran lalu menanyakan tentang apa yang terjadi selanjutnya setelah kejadian ia pingsan di aula. Ia tidak memiliki keberanian untuk bertanya pada keluarganya. Karena baik ayah maupun kakaknya, tidak ada yang menyinggung tentang kejadian itu.
Deon awalnya terlihat ragu-ragu tapi Vallen terus mendesak. Akhirnya, Deon menceritakan kejadian di aula setelah ia pingsan dan juga ucapan dari om Hugo yang didengarnya saat di rumah sakit. Lagipula, Deon memang tidak bisa berbohong pada Vallen jadi ia berkata dengan jujur
"Paman Hugo membuat laporan dan menuntut tante Melani."
"Apa?! Kamu serius, de?"
"Aku berkata jujur, Vall. Itu yang aku dengar saat di rumah sakit."
Vallen seketika merasa pikirannya kosong, bagaimanapun, Melani tetap ibunya. Jadi, ia tetap akan merasa sedih saat mendengar ibunya yang mungkin saat ini ditahan di kantor polisi. Pantas saja keluarga tidak ada yang menyinggung tentang kejadian itu. Rupanya, keluarganya ingin menyembunyikan berita ini. Walaupun Vallen bisa menebak maksud dari keluarganya yang ingin menutupinya. Mungkin mereka ingin menjaga perasaannya. Vallen memang pernah mendengar rumor tentang Martinez yang dingin dan kejam, tapi selama ini Vallen lupa tentang itu. Karena selama Vallen tinggal bersama dengan keluarga Martinez, semuanya memperlakukannya dengan baik dan tidak terlihat seperti rumor yang beredar.
"De, maukah kamu menemani Vallen untuk menemui ibu?"
"Lalu, bagaimana dengan paman Hugo dan yang lainnya, apakah perlu kita izin?"
"Tidak perlu, besok kita libur akhir pekan, Vallen akan izin pada Ayah, Vallen akan bermain dengan kamu, De."
"Aku ikut kamu saja Vall, besok kamu kabar aku lagi, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Cannon Fodder
Ficção AdolescenteVallen terbangun dan mendapati ia kembali ke masa lalu. Ternyata ia bukanlah anak kandung dari keluarganya saat ini. Saat mengetahui itu ia menolak untuk kembali ke orang tua kandungnya. Jadi Vallen selalu membuat masalah dengan keluarganya dan meno...