33

21.5K 2.8K 310
                                    

Halo semuanya, sehat, kan? Sehat donk.
Jangan lupa jaga kesehatan, ya.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Penanganan Vallen berlangsung dengan sangat cepat tapi tetap rapih. Tidak terlihat berantakan dan asal-asalan. Para dokter bekerja di bawah tekanan yang diberikan Hugo, yang berdiri tidak jauh dari ranjang Vallen berbaring. Jadi, para dokter tidak bisa teledor yang akan membuat tuan Martinez akan murka. Mereka bisa melihat dengan jelas, jika remaja yang sedang mereka tangani terlihat sangat penting untuk Tuan Martinez. Jadi, bukan tidak mungkin jika Tuan Martinez akan menghancurkan rumah sakit jika kinerja mereka tidak memuaskan.

Vallen memakai masker oksigen dan jarum infus sudah menembus punggung tangannya. Wajahnya masih terlihat pucat dan dadanya  naik turun dengan tidak teratur.

Waktu terasa berjalan begitu lamban bagi Hugo. Ia merasa khawatir dengan kondisi anak bungsunya. Tidak butuh lama bagi si kembar mengetahui peristiwa yang menimpa adik mereka. Ketiganya langsung meninggalkan kelas dan langsung menyusul ke rumah sakit. Mereka bertemu dengan Gerald yang berdiri tidak jauh dari UGD tapi mereka tidak punya waktu untuk mengurusinya. Mereka perlu melihat adik mereka secepatnya, ada Deon dan ayahnya juga yang duduk di depan ruang UGD.

Pintu terbuka kembali, si kembar langsung masuk dan berdiri di samping ayah mereka. Ketiganya dengan patuh diam, tidak mau mengganggu penanganan medis pada sang adik. Meskipun Hugo  dan ketiga anaknya berdiri dengan diam tapi atmosfer ruangan bertambah semakin berat dan dokter pun merasakan hawa dingin di punggung mereka, semacam mendapatkan peringatan jika mereka tidak baik dalam menangani pasiennya, akan ada sesuatu yang akan menanti mereka.

Setelah beberapa waktu terlewat, dokter akhirnya bisa menghela nafas dengan lega melihat kondisi pasiennya yang terlihat lebih baik jika dibandingkan saat pertama kali datang. Meskipun, Valen terlihat masih kesulitan bernafas tapi wajahnya tidak sepucat sebelum penanganan. Alergi Vallen pada udang benar-benar sangat parah dan reaksinya bisa terlihat sangat cepat, hanya dalam beberapa detik.

Melihat penanganan medis yang telah selesai. Hugo dan si kembar berjalan menghampiri ranjang Vallen, dokter dengan segera menyingkir dan berdiri di sisi ranjang yang lain.

"Bagaimana kondisi putraku saat ini?"

"Kondisinya sudah lebih baik, untungnya pasien bisa segera di bawa ke rumah sakit, jika tidak, mungkin efeknya akan lebih buruk. Pasien akan dipindahkan ke ruang ICU karena pasien yang memiliki alergi berat jadi harus dipantau 24 jam untuk berjaga-jaga apakah masih ada gejala lainnya."

"Lakukan saja yang terbaik, saya tidak mau ada kegagalan," ucap Hugo dengan dingin.

Si kembar juga ikut menatap lurus ke arah dokter, tentu saja si dokter merasa hawa dingin yang kembali merambat di punggungnya.

Deon yang mendengar keadaan temannya, tentu saja merasa sangat sedih. Jika saja, ia yang terlebih dulu mencicipinya, ia pasti akan mencegah Vallen untuk tidak makan pangsit itu. Saat mengingat makanan itu, bukankah makanan itu diberikan oleh Melani? Yang notabene adalah ibu kandung Vallen, Deon benar-benar sangat marah jika mengingatnya. Melani adalah ibu kandung Vallen. Apa Melani tidak tahu, jika kalian memiliki alergi pada udang? Secara tidak langsung, Melani bisa membunuh Vallen.

"Dari mana Vallen mendapatkan makanan itu?" tanya Arga pada Deon.

"Dari Melani," ucap Hugo dengan nada yang sangat dingin. Sewaktu Melani memberikan kotak makan itu pada Vallen, Hugo juga ada di sana, ia  tidak tahu jika makanan itu mengandung udang. Jika saja ia tahu, ia akan langsung membuang kotak makan itu ke tempat sampah.

Hugo mengambil ponselnya dan mencari kontak nama yang ia butuhkan lalu menekan tombol panggil.

"Urus Melani, aku tidak mau tahu, jerat dengan percobaan pembunuhan,"

Another Cannon FodderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang