Halo halo readers kesayangan Inay, bagaimana kabarnya? Sehat, kan?
Jangan lupa jangan kesehatan dan tetap semangat,ya.Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
Vallen terbangun dan mendapati tubuhnya sedang berbaring di sofa yang empuk. Di atas tubuhnya juga terdapat selimut tebal dan lembut. Ia meraba tangannya ke meja sebelahnya untuk mencari kacamatanya. Tapi setelah meraba-raba, ia tidak mendapati kacamatanya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk bersandar. Kesadarannya belum pulih seratus persen ditambah penglihatannya buram tanpa kacamata. Ia samar-samar melihat seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Lalu penglihatan menjadi jelas karena kacamata yang dipakai padanya. Vallen melihat ke atas dan ternyata itu Hector, pamannya.
"Paman."
"Hm."
"Maaf, Vallen tertidur."
"Tidak apa-apa."
"Kenapa Paman tidak membangunkan Vallen saja?"
"Tidak perlu, pekerjaan Paman juga selesai tadi belum lama."
"Sekarang sudah selesai?"
"Hm."
"Sudah bisa pulang?"
"Iya."
"Kalau begitu, ayo kita pulang Paman. Vallen ingin mandi dan berganti pakaian."
"Oke."
Setelah dirasa kesadarannya sudah terkumpul, Vallen berdiri lalu mengambil tasnya. Ia juga melihat jika ponsel pamannya masih ada di atas meja. Ia mengambil dan mengembalikan ke sang paman.
"Paman, ini ponselnya, terima kasih sudah meminjamkannya pada Vallen."
"Hm, bukan apa-apa."
Keduanya berjalan keluar dari ruangan. Ternyata hari masih sore, berarti Vallen tertidur tidak lama.
Setelah masuk ke dalam mobil mereka pulang ke mansion. Keheningan kembali tercipta di dalam mobil. Tapi sekarang Vallen tidak lagi merasa canggung. Keheningan ini malahan seakan menciptakan kenyamanan tersendiri untuk Vallen maupun Hector.
Mobil memasuki pekarangan mansion Martinez. Tidak jauh dari pintu, ada tiga sosok dengan wajah sama menatap datar ke arah mobil. Vallen yang pertama turun. Ia berjalan menghampiri ketiga kakak kembarnya. Ia memeluk secara bergantian ketiganya. Ekspresi si kembar sedikit mengendur setelah mendapatkan pelukan dari sang adik. Tapi ketiganya menatap datar ke arah sang paman. Hector balik menatap ke arah keponakan kembarnya. Tapi ia tidak mau meladeni lebih lama, ia bukan lagi anak kecil dan tidak akan meladeni keponakannya lagi.
Si kembar merasa kesal pada sang paman karena terlalu lama membawa adiknya untuk pulang ke mansion. Padahal ketiganya buru-buru pulang untuk bertemu sang adik. Tapi sesampainya di mansion, mereka mendapati jika sang adik belum pulang. Sang ayah berkata jika pamannya yang me jemput Vallen pulang. Jadi mereka berpikir, kemana pamannya membawa adiknya pergi.
"Kakak, ayo kita masuk."
"Iya," ucap kompak si kembar.
Si kembar dan Vallen berjalan masuk ke dalam mansion.
"Kakak, Ayah belum pulang?"
"Belum," jawab Arga.
"Kak Jovan?"
"Sudah," kali ini yang menjawab Gara.
"Vallen mandi lalu ganti baju dulu, oke?"
"Siap, Kak."
Vallen masuk ke dalam lift meninggalkan kakak kembarnya yang berdiri tidak jauh dari lift. Vallen melambaikan tangan dan tersenyum ke arah sang kakak sebelum pintu lift tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Cannon Fodder
Teen FictionVallen terbangun dan mendapati ia kembali ke masa lalu. Ternyata ia bukanlah anak kandung dari keluarganya saat ini. Saat mengetahui itu ia menolak untuk kembali ke orang tua kandungnya. Jadi Vallen selalu membuat masalah dengan keluarganya dan meno...