Halo apa kabar semuanya? sehat, kan? sehat dong pastinya. Jangan lupa jaga kesehatan, ya.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Semenjak pertama kali kedatangan ke aula, Hugo sudah menjadi pusat perhatian. Bukan apa-apa, tapi Hugo merupakan orang tua si kembar, mereka sekarang sudah di kelas tiga. Sedangkan, pertemuan ini ditujukan untuk orang tua kelas dua. Jadi, mereka mengira jika kehadiran Hugo selaku donatur terbesar sekolah.
Kedatangan Hugo tentu saja disambut dengan baik oleh para dewan sekolah, mereka mempersilahkan Hugo untuk duduk di kursi paling depan yang notabene untuk orang-orang penting. Di salah satu kursi, ada Gerald yang sudah duduk di sana. Keluarga Johnson maupun Martinez sama-sama sponsor besar sekolah tapi hanya petinggi sekolah yang tahu bahwa sekolah swasta ini sebenarnya berada di bawah naungan Martinez.
Untuk para siswa kelas dua, mereka duduk di deretan belakang. Mereka juga diharuskan untuk mengikuti pertemuan. Karena pertemuan ini menyangkut mereka secara langsung.
Vallen dan Deon duduk berdampingan, di pangkuan Vallen terdapat kotak makanan dari Melani. Ryan yang duduk tidak jauh, menyipitkan matanya saat melihat kotak makanan yang sepertinya tidak asing untuknya.
***
Pertemuan di pimpin langsung oleh kepala sekolah, para orang tua dengan serius mendengarkan.
"Sekian yang saya sampaikan, setelah ini akan dibagikan hasil para siswa dari kelas satu. Tapi sebelum itu, saya ingin meminta Tuan Martinez untuk memberikan satu dua katanya untuk dibagikan kepada semua orang tua yang ada di sini. Semua putra beliau juga merupakan siswa unggulan di sekolah kami. Untuk Tuan Martinez, tempat dan waktu di persilahkan."
Hugo tentu saja tidak bisa menolak permintaan sang kepala sekolah. Ia berdiri dan berjalan tegap ke arah podium. Kepala sekolah menyambut dengan senyuman lalu mempersilahkannya.
"Pertama-tama, saya ucapan terima kasih untuk semua staf dan guru yang telah membimbing anak-anak saya sehingga bisa sehebat sekarang. Sebenarnya, saya datang bukan sebagai donatur, tapi sebagai salah satu wali siswa kelas dua."
Ucapan Hugo langsung membuat para guru, orang tua maupun siswa kelas dua bingung. Setahu mereka, Hugo hanya memiliki si kembar yang masih bersekolah di sini. Tapi, bukankah mereka sekarang berada di kelas tiga?
"Vall," bisik Deon.
"Hm?"
"Ini, isinya apa?" tunjuk Deon pada kotak makanan yang ada di tangan Vallen. Ia cukup penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak makanan yang diberikan Melani, ibu kandung Vallen.
"Entah, Vallen belum membukanya."
"Bukalah, aku penasaran."
Vallen membuka pelan kotak makanan yang ada di pangkuannya, di dalamnya ada seperti dimsum kukus, di atasnya terdapat potongan wortel kecil layaknya dimsum pada umumnya.
"Sepertinya enak. Aku coba satu, boleh?"
"Boleh." Vallen mempersilakan Deon untuk mengambil dimsum. Ia juga mengambil satu. Memang tidak ada larangan membawa makanan dan minuman, asalnya tetap tertib dan tidak berisik.
"Vall, om Hugo sepertinya ingin mengumumkan kamu sebagai anaknya."
"Sepertinya."
"Ciye, ada yang mau launching."
"Deon, diam, makan dan dengarkan," ucap Vallen untuk menutupi rasa malunya. Ia juga bisa mendengar dengan jelas ucapan sang ayah, yang mengaku sebagai salah satu wali siswa kelas dua. Siapa lagi jika bukan dirinya? Ia juga bisa mendengar bisikan dari samping-sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Cannon Fodder
Fiksi RemajaVallen terbangun dan mendapati ia kembali ke masa lalu. Ternyata ia bukanlah anak kandung dari keluarganya saat ini. Saat mengetahui itu ia menolak untuk kembali ke orang tua kandungnya. Jadi Vallen selalu membuat masalah dengan keluarganya dan meno...