0. 1. 2. "Aku berbeda dengan yang lainnya. Tapi semua orang menganggapku sempurna, seolah akulah makhluk yang memiliki segalanya. Padahal jika mereka sedikit mengerti, mereka jauh lebih sempurna. "
🌟 Jangan lupa pojok kirinya, sweetie.
📆 Time update: Selasa, 18 Juli 2023.
🖇️ Join in Instagram: its.sfniii
***
Sial! Semalaman Bina tidak bisa memejamkan mata dan berakhir tertidur di meja belajar hingga keesokan paginya. Dan di sini Bina sekarang; tempat lapang; berdiri menghadap tiang menjulang dengan bendera yang berkibar.
Kondisi kulitnya sudah tidak baik-baik saja. Tubuhnya yang tidak bisa berdamai dengan sinar matahari dan kini bercak merah mulai menyebar di seluruh tubuhnya.
Tabir surya yang digunakannya pun sudah tidak bisa melindungi kulitnya lagi dari sengatan bola lampu yang memancarkan cahaya semakin menyengat. Kulitnya terasa terbakar; mata yang semakin memburam dengan kesadaran yang semakin menipis.
"Uhh! " erangnya dengan tubuh ambruk di atas ubin kasar di tengah lapangan.
***
"Siapa pulak itu yang rebahan di tengah lapangan? "
Pertanyaan yang sebenarnya tidak berbobot itu keluar dari mulut seorang wanita gempal dengan kacamata kotaknya. Membenahi kacamatanya, dan berjalan mendekati sang objek.
Semakin dekat, pupil matanya melebar bersiap meloncat dari tempatnya. "Eh, Bina! Ngapain kau tiduran di tengah lapangan panas-panas begini? " Tanya Bu Dona dengan raut cemas.
"Rupanya, pingsan dia. "
Kepanikannya baru muncul tatkala wanita berkacamata kotak itu menyadari Bina tidak menyahuti pertanyaannya.
"Hei, kau Gio, cepat kemari! " Perintahnya dengan intonasi menggelegar.
Sedangkan si empu nama tidak bergeming dari tempatnya berdiri. "Cepat lah kesini! " Ulangnya dengan melambaikan penggaris kayu panjang yang berada di tangan kanannya.
Dengan langkah penuh keraguan pemuda itu mendekat.
"Lama kali kau jalannya, macam siput sawah saja, " dampratnya dongkol dengan tangan yang sudah berkacak pinggang.
"Cepat kau angkat Bina dan bawa dia ke uks! "
Bola mata Gio berputar dan berhenti pada objek yang terkapar di tengah lapangan. O EM-mengapa Gio baru menyadarinya? Dengan segera pemuda itu berjongkok dan memungut tubuh Bina.
Mempercepat tempo langkahnya. Semua pasang mata yang berada di tengah koridor tertuju pada keduanya tatkala bel istirahat berbunyi nyaring satu menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISSTINKA
ChickLitTerlahir dalam sebuah keluarga yang tidak menginginkan keberadaan seorang anak perempuan bukanlah suatu hal yang diimpi-impikan oleh Bina, pun dengan kondisi tubuh yang berbeda dengan yang lainnya. Dituntut menjadi lebih di saat tidak adanya dukunga...