IV 𖤝 4

6K 519 6
                                    

"Ini bahkan belum sampai ke si tokoh utama perempuan nya yang masuk ke sekolah! "

"Tapi kenapa beritanya udah muncul?!"

Geo melihat dengan serius tentang berita tersebut, berita tersebut yang seharusnya tentang korban jiwa ini, saat Dianna masuk di minggu ke enam.

Geo ingat kok bahwa dia membaca paragraf bagian buku tersebut yang awalnya kota ini aman damai tanpa ada nya korban jiwa vampire, pada saat ia baca buku berita pertama tentang vampire ya nanti! Kenapa bisa sekarang?!

Ditengah melamunnya Geo, sang ayah menoleh. "Itu tuh cuman fiksi Ge, palingan juga bukan Vampire. Vampire mana ada."

Geo tersadar dari lamunannya, ia menghela nafasnya. Bagaimana memberitahu ayahnya bahwa ini kenyataan? "Iya ayah, Geo juga.. tak percaya."

Adja mengelus rambut Geo lalu beranjak dari sofanya menuju kamar, Geo menatap kearah televisi yang masih menyiarkan berita tentang vampire.

"Sekian dari saya, sampai bertemu kembali di berita selanjutnya."

Sang penyiar berita telah menyelesaikan penyiarannya, Geo mengganti saluran televisi untuk mencari film film seru. Biasanya film jadul seperti warkop dan sebagainya akan tayang malam hari, atau tengah hari. Geo sangat menyukai film film dahulu kalau kalian tau, yang Geo suka adalah yang putri duyung. Geo menyukai putri duyung tersebut karena mukanya cantik dan juga seperti orang luar.

Geo lupa namanya, tapi jujur ceweknya sangat cantik!

Saat tengah asik menonton, dirinya kembali teringat oleh kedua teman baiknya. Lea dan juga Veli, bagaimana keadaan mereka sekarang ya?

Lagi nangis apa lagi ngedeketin crushnya? Diingat-ingat, ia baru sehari di dunia ini belum beberapa bulan atau minggu, jadi tak mungkinkan temannya langsung melupakan dirinya?

Geo bangun dari sofa dan berjalan kedapur guna mencari makanan, kebiasaan Geo dulu saat malam minggu. Bergadang lalu menonton televisi dan memakan pada saat tengah malam, Geo pun tak memikirkan bagaimana kehidupan Elgar dan juga Dianna.

Geo hanya ingin tenang, hidup kaya, punya keluarga harmonis. Impian yang tercapai untuk mendapatkan hal itu, ditengah melamunnya tanpa sadar tangannya terkena air kuah membuat langsung tersadar dan meringis.

Ia pun menyalakan air wastafel dengan air dingin, Geo yakin tangannya sekarang melepuh karena ini rasanya super sakit! Tanpa sadar matanya berair karena tangannya yang terkena air kuah.

Mengambil kotak p3k yang berada dilemari laci diatas dan memakainya, ia meringis pelan karena rasa sakitnya masih ada. Mengigit bibir bawahnya mencoba mengabaikan rasa sakitnya.

Geo menangis kecil, menghapus air matanya dengan tangan yang bergetar. "Kenapa aku cengeng begini hiks? Padahal ini bukan pertama kalinya! Hiks seperti anak kecil hiks."

Selesai menangis Geo pun mulai melanjutkan kegiatannya memakan mie tentunya, karena hanya itu yang dia inginkan.








Geo terbangun dari tidurnya dengan penuh keringat yang muncul dari kepalanya, ia memegang kepalanya yang terasa sakit. "Apa ini..? Ingatan tentang tubuh ini?"

Ia merasakan kepalanya berdenyut-denyut, Geo memejamkan matanya untuk menghilangkan sakit itu. Tapi tak bisa! Kenapa tubuh ini mengesalkan sekali!

Geo membuka matanya kembali dan melirik kearah jam yang terpampang di dinding. "Jam, 4? Kenapa cepat sekali.." lirihnya lalu dengan langkah malasnya menuju keluar kamar.

Ia ingin meminum air karena tenggorokkannya sangat kering, Geo mengambil satu gelas dan mengisi gelas tersebut dengan air.

"Geo? Kamu tumben udah bangun pagi-pagi buta gini, biasanya masih tiduran sampe siang." Suara sang ibu membuat Geo menoleh, ia tersenyum pada Mooryn yang sedang mengisi air minum juga.

"Ehehe, Geo hanya kebangun Ma.. sekalian lari pagi."

"Lari pagi dengan siapa?" Mooryn mengangkat satu alisnya dengan tangan yang masih memegang gelas penuh.

"Sendiri! hehe lagi pengen aja mah, Soalnya kalau diem aja bosan sih Geo.." Ujar Geo dengan wajah yang dipenuhi keceriaan. Mooryn mengangguk dan meminum airnya.

"Oohh, tumben sekali anak mama lari pagi." Mooryn berujar seraya menaik turunkan alisnya lalu mendekatkan dirinya pada sang anak dengan wajah yang aneh menurutnya.. "lelaki atau perempuan mana yang membuatmu berubah sayangnya mama?"

Geo mengernyit mendengar perkataan Mooryn, ia menggeleng pelan. "Ah, yang benar? Tumben sekali kamu lari pagi, biasanya bermalas-malasan, jujur saja nak. Mama tidak akan marah kok~"

Melihat tatapan aneh dari Mamahnya Geo menggeleng cepat, Mooryn mengangguk. "Yasudah, mau lari pagi jam berapa?"

"Jam 7 ma, masa pas matahari belum muncul?"

Mooryn terkekeh kecil lalu mengusak rambut Geo dengan gemas, ia pun memasuki ruangan dapur dan memasak makanan untuk sarapan. Geo sedang memainkan ponselnya, sebenarnya ia pun penasaran apa yang ada diponsel pemilik tubuhnya ini?

Matanya menyipit saat tak menemukan aplikasi seperti game, matanya mengarah pada chrome. Dulu saat ia tengah bosan bermain, Geo dengan iseng bermain di chrome.

Saat membuka web tersebut Geo membulatkan matanya, banyak sekali video sex dan juga photo wanita seksi disitu. Geo menelan ludahnya dengan pelan dengan rasa penasaran Geo menscroll web tersebut, ia melirik kebawah, KENAPA BISA TEGANG?!

Geo pun dengan segera berlari ke kamar mandi yang berada di kamarnya untuk menuntaskan hasratnya.











07.00

Geo sudah siap untuk lari pagi.

Matanya menatap berbinar melirik kesana kemari, menurutnya dunia fiksi ini indah. Langit yang sangat cerah dan awan yang berbentuk asal membuat kesan indah disana, juga orang-orang disini terlihat saling ramah satu sama lain.

( Kita singkat saja )

Hari semakin panas, Geo berniat beristirahat sebentar di taman. Meminum air mineral yang sebelum nya ia bawa dari rumah, ia melirik jam tangannya. Sudah jam 10 dan sinar matahari sangat terik!

Air minumnya sudah habis, Geo menghela nafasnya. Perjalannya masih jauh padahal, tiba-tiba sebuah tangan dengan air mineral yang ada dipandangannya membuat Geo sedikit terkejut dan menoleh.

"Elgar? Ngapain?" Yang ditanya masih setia menyodorkan mineralnya, Geo melirik lalu mengambil mineral tersebut. "Makasih."

"Gua lagi jalan-jalan aja, lo habis lari pagi? Banyak keringat bener muka lo." Ucap Elgar membuat Geo memegang pipinya dan mengelap dengan tangannya. Geo tersenyum kaku, kenapa harus ia bertemu dengan Vampire ini, bahkan dia tahan matahari!

"Yasudah, Aku akan melanjutkan lari nya. Terima kasih air mineralnya Elgar." Geo tersenyum pada Elgar yang mana membuat wajah lelaki itu memerah, Elgar mengarahkan pandangannya kearah lain. Sedangkan Geo sudah bangun dari duduknya dan berlari untuk kembali berputar, sekitar 1 jam lagi lalu ia akan sampai rumahnya.

Elgar menengok kearah punggung Geo yang semakin lama semakin menjauh dan tak terlihat oleh pandangannya, bibirnya menunjukkan senyum miringnya.

"Apapun yang gua mau harus gua miliki, terutama lo. Walau pake cara kasar, setidaknya lo gak bisa pergi dari gua selamanya."

TBC

Vampire [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang