XIII 𖤝 13

3.4K 279 20
                                    

Sinar matahari memasuki indera pengelihatan seorang pemuda yang kini tengah tertidur pulas akibat pergaulan yang beberapa waktu lalu yang ia lakukan bersama dengan seorang vampir, ia meringis merasakan seluruh bagian tubuhnya nyeri dan lemas.

"Sudah bangun? Mari makan dulu." Mendengar suara bass dari pintu membuatnya tertoleh, di sana ada Elgar yang membawa satu nampan yang berisikan bubur serta air putih dan jangan lupakan ada sebuah pil yang Geo tidak ketahui itu pil apa.

"Jangan bergerak, kamu masih terlalu lemah untuk bergerak sedikit pun." Geo mendengus mendengar ucapan Elgar yang tiba-tiba menjadi lemah lembut seperti itu, padahal dia lemas juga akibat perlakuan Elgar. "Sini, biar aku suapi."

Geo tidak bisa mendekteksi apa kemauan vampir di depannya ini, kadang misterius, kadang dingin, kadang lemah lembut, dan terkadang tidak jelas? Apa semua itu hanya akting belaka saja agar mendapatkan hatinya? Pokoknya apapun itu ia tidak boleh jatuh cinta pada lelaki di depannya ini.

Ia harus membencinya, sebisanya. "Buka mulutmu, biar aku suapi." Geo masih tetap diam, tak menuruti perkataan Elgar membuat lelaki itu keheranan. "Ada yang mengganggu pikiranmu Sweety?"

"Apa niatmu dengan ini semua?" Tanya Geo dengan mata tajam, namun menggemaskan bagi Elgar yang melihatnya. Lelaki itu terkekeh layaknya seorang villain, lalu menaruh bubur di nakas dan menangkup wajah Geo dengan kedua tangannya.

"Aku tidak ada maksud apapun sayang, aku mencintaimu. Ingin kamu menjadi milikku tanpa seorang pun tidak tahu bahwa kau itu milikku, hanya untukku." Jelas sekali bahwa ucapan Elgar itu terlihat begitu obsesi padanya.

Ia melepaskan tangan Elgar dari wajahnya dan masih menatapnya penuh kebencian yang kentara sekali pada tatapan itu. "Hm? Aku tidak menyukai tatapanmu."

"Ada apa denganmu Elgar? Huh? Kenapa kamu menginginkan ku? Apa yang membuatmu menginginkan ku?!" Tanpa sadar oktaf nada bicaranya naik, ia merasakan kesal yang tidak terbatas.

Tatapan Elgar nampak biasa saja, ia menaikkan kedua bahunya. Lalu mengambil bubur yang berada di nakas, kejadian itu seolah-olah bukan apa-apa baginya. "Ayo makan sayangku, nanti kamu sakit."

Elgar memberikan Geo satu sendok suapan, namun Geo menepisnya. Kesabaran Elgar habis sudah, ia pun sekalian melempar piring yang berada di tangannya dengan kuat. Membuat Geo terkejut.

Prang!

"Lo nanya kan apa maksud gue yang sebenarnya tentang ini semua? Ini karena lo! Lo itu berbeda, selain lo itu yang berbeda yang bikin gue tertarik sama lo. Darah lo itu enak, manis seperti sebuah madu.. darah yang pertama kali baru saja keluar seperti berlian. Jelaskan? Gue cuman ngincer darah dan tubuh lo."

Hati Geo berdenyut merasakan nyeri mendengarkan ungkapan kata yang baru saja keluar dari bibir Elgar. Lelaki itu nampak tak peduli dan tertawa keras, lalu mengambil gelas berisikan air putih dan menuangkan air putih itu pada Geo.

Setelah air putih itu menjadi setengah, ia mengambil sebuah pil. Memasukannya kedalam mulut sebelum mentransfer nya ke dalam mulut Geo, lelaki manis itu nampak tersentak. Ia memukul-mukul dada Elgar yang seperti tidak apa-apa nya bagi lelaki berdarah vampir itu.

Elgar melepas pangutannya dan mencengkram kedua pipi Geo dengan kencang, memaksakan Geo untuk meminum air putih itu dengan banyak.

Bisa Geo rasakan dirinya akan tersedak akibat terlalu dipaksakan minum oleh Elgar, matanya berair. Ia menangis, Elgar sangat menyiksa nya. Ia menyesal menuju dunia ini, lelaki itu melepaskan cengkramannya. Geo menunduk seraya menangis terbatuk-batuk.

"Hukumanmu untuk sekarang sayang, lain kali jangan nakal lagi ya? Or you will get a punishment babe." Elgar menepuk nepuk kepala Geo bagaikan anak kecil, mengecupnya sebentar lalu pergi saja. Kekacauannya tak ia bereskan.

Tangan Geo terkepal dan mencengkram sprai dengan kuat, dia tidak berhenti menangis. Dadanya merasakan sesak yang teramat dalam, ia menyesal. Sangat menyesal telah berpindah jiwa dan tidak berhati-hati sehingga dirinya terdampar di dunia mengerikan ini.

Bibirnya bergetar, matanya mengantuk secara perlahan dan dirinya memilih untuk mengistirahatkan diri lebih lama. Mengikuti bagaimana takdir mempermainkan nya di dunia ini, kebahagiaan yang ia dapatkan ternyata hanya sebentar.

Berharap bahwa ia hanya koma dan bermimpi pada koma setelah itu kembali ke dunianya, ini benar-benar sudah sangat buruk.

𖤝

Malamnya, Geo terbangun. Ia melihat sekitarnya sudah rapih seperti semula, tidak seperti sebelumnya yang banyak kekacauan. Tenaganya sudah pulih kembali, ia menyibak selimutnya dan berdiri.

Kakinya berjalan ke arah balkon dengan pandangan kosong, semuanya terasa tidak nyata. Langit begitu sangat indah di temani rembulan juga dihiasi oleh bintang-bintang. Pintu kamarnya terbuka, tapi Geo tidak peduli.

"Sudah pulih?" Geo mengangguk tanpa membuka suaranya, Elgar mendekati Geo dan memeluk lelaki manis itu dari belakang. Menghirup aroma tubuh Geo yang menurutnya sangat harum dan manis, seperti darahnya. "Kamu itu sangat indah, seperti bulan."

"Kenapa bulan?" Tanya Geo tanpa menoleh sedikitpun, suaranya tergagap karena canggung juga mencoba berbicara dengan lelaki mengerikan yang tengah memeluknya saat ini. "Bukankah bintang lebih indah?"

"Bintang memang indah, tapi bulan jauh lebih indah. Bulan itu menyinari gelapnya malam setiap saat, sedangkan bintang hanyalah sebagai hiasan saja. Kadang ada kadang tidak ada. Selain itu, bulan juga banyak di sukai semua kaum mu."

Geo menghela nafas. Elgar ini memiliki bipolar atau apa? Aneh sekali rasanya, ia membalikan badannya. Elgar menatapnya dengan tatapan polos seperti anak kecil, Geo menyukai segala hal yang dilakukan terhadap dirinya, tapi dia selalu menyangkal. Itu menurut Elgar.

"Lepas El, aku mau ke kasur. Pegal berdiri terus." Elgar menggeleng dan malah semakin bermanja pada dada Geo, membuat lelaki manis itu menghela nafasnya yang kesekian kali. "Elll." rengek Geo.

"Tidak mauu Geo, aku ingin memelukmu saat ini." Lagi-lagi Geo hanya bisa mengalah saja dengan tingkah lau Elgar, ia pun membiarkan Elgar memeluknya di balkon seraya menghirup aroma Geo. "Aku minta maaf atas kejadian tadi siang, aku.. hanya kesal padamu."

"Aku pasti tadi sudah terlalu kelewatan, maafkan aku Geo." Pelukannya semakin erat membuat Geo tak bisa bernafas, ia memukul kepala lelaki vampir itu dengan kencang.

"Kau memelukku terlalu erat, aku tidak bisa bernafas." Keluh Geo pada Elgar yang memeluknya erat.

"Maaf." Elgar melonggarkan pelukannya, setelah itu memandang wajah Geo dengan raut wajah memelas. "Geo, bisakah kita menjadi sepasang kekasih? Aku rasa, tidak bisa jika menganggap kau milikku tanpa status apapun."

Geo merasa keheranan, benar-benar lelaki gila pikirnya. Ia terdiam sesaat sebelum mengucapkan kata yang membuat Elgar patah hati saat itu juga.

"Aku sebenarnya sudah memiliki kekasih, aku tidak bisa menerima mu. Maaf."

TBC

Keknya, sad end cocok deh.. yeah..

Aks tadi mau buat yang sulit-sulit tapi gak bisak, fakk aku keburu pengen lihat mereka uwu uwu 🙃🙃

Vampire [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang