Setelah pulang sekolah, Geo langsung tergesa-gesa menuju ke rumahnya. Sesampainya dirumah, ia langsung mengobrak-abrik tasnya dan mengambil surat yang bau tidak sedap.
Tangan lentik Geo membuka surat itu, ia membukanya dengan pelan. Tali yang terikat di surat itu sangat sulit untuk di buka, matanya menelusuri setiap tempat untuk mencari gunting yang biasa Ibu nya taruh di saat keadaan genting.
Ia mengambilnya dan kembali pada kertas itu, tangannya mengelus tanda bunga disertai naga itu dengan elusan yang lembut. Rasa penasarannya jauh lebih besar, sangat besar dibandingkan indra penciumannya yang merasa sudah biasa dengan bau anyir ini.
Geo membukanya, terdapat beberapa tulisan kuno tertera di sana. Ia mengernyit, ini bukan yang ia inginkan. Siapa tau ini adalah sesuatu yang mengejutkan dirinya, namun di sini hanyalah surat-surat dengan tulisan yang bahkan Geo tidak dapat membacanya dengan benar!
"Bahasa macam apa ini? Sungguh tak terduga bahwa ini terisi oleh tulisan-tulisan tak jelas, apakah ini corat-coret biasa?" Tangan Geo membuka surat satunya dan mendapati hal yang sama, namun surat itu berwarna kecoklatan emas sedikit membuatnya tertarik untuk memiliki surat itu.
Geo mengambil sebuah bingkai yang tidak berisikan apa-apa, hanya terisi sebuah kaca kosong tanpa ada sesuatu didalamnya. Lelaki manis itu memasukkan surat itu ke dalam bingkai dan memajangnya dengan hati yang penuh dengan kepuasan melihat sesuatu yang menurutnya indah.
"Ah, aku lupa membereskan tasku, kaos kakiku bahkan sepatu." Lirihnya saat melihat beberapa barangnya tergeletak begitu saja sehingga ruangan sedikit berantakan, seminat itu ia membuka isi surat tersebut.
Pemuda itu mengambil semua barang-barangnya dan membereskannya ke tempat yang seharusnya barangnya di taruh, setelah itu ia menaiki tangga dan memasuki kamar nya untuk membersihkan badannya.
—––
Hari sudah berganti menjadi malam, Geo masih setia dengan layar televisi yang menunjukkan tayangan film kesukaannya. Ditemani dengan beberapa cemilan yang di sediakan Ibu dan Ayahnya untuk dia makan saat sedang malas membuatnya.
Tok tok
Terdengar suara ketukan dari pintu membuatnya menoleh, ia melirik ke arah jam dan di sana tertera sudah jam 10 malam. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, mungkin itu makanan delivery nya yang sudah sampai?
Kebetulan ia memesan sebuah burger dengan double cheese dua untuk nya sendiri, lelaki manis itu menghampiri pintu masuk dan membukanya.
Terdapat seorang lelaki memakai masker dan hoodie yang menutup wajahnya membuat Geo sedikit terkejut dan takut, ia takut jika orang yang di depannya ini adalah seorang criminal seperti film-film lalu membunuhnya.
Pikiran itu hanyut seketika saat menatap manik berwarna merah kelam dari orang tersebut, Geo langsung mengenali orang ini dalam maniknya. Dia adalah Elgar.
Lelaki itu masuk dengan tak sopannya ke rumah Geo dan menatap ke televisi, ia mengubahnya menjadi ke channel berita.
"Warga menemukan seorang mayat lelaki untuk kedua kalinya, mayat itu di temukan banyak sekali gigitan di lehernya. Mereka berkata bahwa itu ada kaitannya dengan hewan buas, namun ada beberapa juga yang menyimpulkan itu adalah ulah vampir."
Elgar menatap ke arah Geo yang nampak shock dengan berita yang baru saja ia dengar, matanya menatap waspada kepada Elgar. Lelaki itu membuka maskernya dan terlihat ada bekas-bekas jejak darah di sana, Elgar tersenyum menyeramkan padanya.
"Ada pencuri kecil, haruskah saya membuatnya seperti mereka?" Geo mengernyit, pencuri kecil apa? Ia tidak menyuri apapun dari Elgar. Ia rasa begitu, ia tak mengambil apapun yang telah menjadi milik Elgar, dan bahkan dirinya bersumpah untuk tidak berkaitan dengan lelaki ini. "Ah, kamu mencuri ini sayangku."
Elgar mengambil sebuah bingkai yang berisikan surat yang menurutnya itu indah, jantung Geo berdebar-debar dengan hebat saat Elgar mengambil bingkai itu dan mengambil kertas yang ia masukkan.
Prang!
Jantung Geo semakin bergetar, matanya ingin mengeluarkan air mata saat ini juga. Sungguh! Ia tak ingin mati untuk kedua kalinya lalu berpindah jiwa lagi, ia takut jika nanti tubuh selanjutnya lebih parah daripada ini.
Elgar mendekat ke arah Geo yang mulai tak bisa bergerak sama sekali, tangan nya mencengkram dagu Geo dengan kedua jarinya. Geo memejamkan matanya takut sesuatu terjadi padanya, namun yang terjadi adalah suara tawa yang menggelora di ruangan tamu.
"Lo takut sama gue?" Tanya Elgar disertai kekehan yang menurutnya sangat amat menyeramkan, seolah-olah hanya dengan sebuah kekehan ia bisa tewas. "Jangan takut, gue cuman milih beberapa aja yang gue suka buat gue minum darahnya."
Geo menegup ludahnya susah, keringat dingin sudah bercucuran hingga dahinya. Wajah Elgar mendekat kearah Geo, lelaki manis itu memejamkan matanya dan Elgar tersenyum miring melihatnya.
Lelaki itu menjilat kuping lalu turun ke leher Geo. Geo langsung dibuat merinding seketika dengan kelakukan Elgar, ia ingin sekali mendorong lelaki ini agar menjauh dan menginjak-injak nya.
Dengan segala keberaniannya, Geo mendorong lelaki itu hingga dia terduduk dan kepalanya tertunduk. Geo hendak berlari namun ia sudah jatuh terlebih dahulu, kakinya di tahan oleh Elgar yang reflek nya lebih bagus dari perkiraannya.
"Jangan tinggalin kekasihmu ini, kau pacar yang buruk meninggalkan kekasihmu ya." Ucap Elgar dengan nada sedih membuat Geo menatap tak menyenangkan kearahnya. "Kau bahkan mendorong kekasihmu, bukan itu sangat jahat?"
Geo melotot mendengar perkataan yang keluar dari mulut orang gila ini, "LEPAS ELGAR!" teriaknya dengan sedikit harapan semoga ia bisa dibantu oleh tetangganya.
Elgar terkekeh dan tertawa kencang. "Rumahmu ini kedap suara, jika kau meminta tolong pada tetangga-tetangga mu itu. Hasilnya akan sama saja, nol. Hahahaha." Ucapnya diiringi tawanya yang menurut Geo adalah tawa ancaman.
"Elgar kumohon, jangan lakukan sesuatu yang membuatku kehilangan nyawaku. Ku mohon Elgar." Ucapnya dengan tangisan yang ia tahankan sejak tadi, Elgar semakin tertarik untuk melihat Geo. Bahkan vampir yang seharusnya tak memiliki jantung, berdebar begitu kencang.
Elgar bangun dan memeluk pinggang Geo. "Jadilah pacarku dan aku, tidak akan membunuhmu Geo."
Itu sebuah perkataan yang mampu membuatnya tak mampu berfikir mana yang lebih baik, dalam keadaan seperti ini. Bisakah dirinya kabur saja? Lalu menjadi tokoh figuran saja seperti hari-hari sebelumnya?
Kenapa bisa sesial ini? Sungguh ia tak menyangka bahwa surat tadi adalah pembawa sial, jika ia tahu begini akhirnya lebih baik ia diamkan saja surat itu tak peduli dengan ke indahan yang ada di surat itu.
"Diam mu itu adalah jawabanmu, jawabannya adalah iya. Mulai sekarang kamu adalah pacarku, bukankah pacar yang jahat dan buruk harus di beri hukuman?"
"Hukuman?" Ucapnya sedikit tergagap.
"Ya, hukuman."
TBC
HAHWHHWHW
See you 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire [BL]
VampireGeo seorang pemuda manis yang memasuki dunia novel bergenre Vampire, dengan cerita klasik dimana cinta antara tokoh utama perempuan dan lelaki (sang vampire) hidup bahagia diakhir cerita seperti kebanyakan Novel dengan ending ya sama antara manusia...