VII 𖤝 7

4.7K 382 0
                                    

Sudah berhari-hari Geo berada di dunia fantasy ini, dan berhari-hari pula ia tak mendapatkan gangguan dari makhluk vampir itu. Bahkan lelaki itu juga jarang memasuki sekolah berhari-hari, entah itu sudah terdapat 5 sampai 6 hari.

Pagi hari ini, Geo mendatangi sekolah dengan hati yang riang gembira. Entahlah, tidak ada angin tidak ada hujan sesuatu telah membuatnya mendapatkan kegembiraan.

"Pagi Geo," sapa seorang gadis berambut bondol dengan kacamata menyapa Geo seraya membungkuk, Geo juga membungkuk membalas sapaan gadis itu walaupun ia tak mengenal siapa perempuan berambut pendek sedagu. "Eh Geo, jangan dulu pergi!"

Geo pun memberhentikan langkahnya, membalikkan badannya. Gadis itu melambai-lambai kan tangannya memberikan kode pada Geo dan Geo dengan segera menghampiri gadis itu, saat Geo mendekat ia melihat Nickname yang terpampang jelas di seragam gadis itu.

Naurea

Namanya unik, tapi menurutnya sedikit kurang. "Nih." Tiba-tiba saja Naurea memberikan secarik kertas dan pulpen pada Geo yang membuat lelaki berwajah manis itu kebingungan dengan maksud Naurea. Alisnya terangkat satu.

"Ini tuh kertas buat isi absen, orang yang sakit, izin atau alpha itu lu tulis disini Yo. Pake nomor ya, sama sekalian beberapa hari yang lalu yang gak masuk di catet disitu juga ya, nanti kalau udah kirim ke ruang piket guru." Jelasnya, saat hendak pergi Geo menahan Naurea membuat tanda tanya besar di atas kepala Naurea.

"Kenapa gak kamu aja yang nulisin? Kenapa harus aku?" Tanya Geo dengan wajah masamnya, ia bukan ketua kelas, sekretaris kelas, wali ketua kelas, bendahara atau orang penting di sekolah kenapa diberikan padanya?

"Ya karena gue ketemu nya elu, ya elu berarti yang harus isi. Cepetan isi ya, gue mau keliling juga buat ngasih lembaran ini." Lelaki itu menghela nafasnya dan kemudian melepaskan genggamannya pada Naurea, ia belum terlalu dekat dengan siapapun di kelas atau lebih tepatnya tak tahu siapa mereka.

Tubuh nya bertukar dengan pemilik asli tubuh ini, entah tertukar atau semacamnya. Intinya tubuhnya berbeda dengan yang dulu.

"Oke-oke, makasih." Naurea hanya memberikan jari berbentuk hati pada Geo dan segera berlari darinya, sedangkan Geo sendiri bingung. Lalu tak lama kemudian seseorang memanggilnya, itu lelaki.

Matanya menatap kearah Nickname yang terpasang di seragam lelaki itu, William. "Ngapain bengong di situ Yo? Megang apaan itu?" William mendekati Geo dan merangkul Geo seolah-olah mereka akrab, sedangkan Geo sendiri membiasakan diri saja dengan tingkah laku William.

"Ini absen, yang gak masuk tulis disini terus dikasih ke ruang piket guru." Jelas Geo dan William membulatkan mulutnya paham dengan yang dikatakan Geo.

"Suruh Amel aja, dia kan sekretaris dikelas. Ayok masuk kelas Yo." William dengan asiknya merangkul Geo, mereka terlihat lebih akrab dengan kelakuan William pada Geo.

—––

Sesampainya di kelas, kertas serta pulpen yang di pegang Geo langsung di rebut oleh William dan diberikan kepada gadis berambut panjang dan jangan lupakan kacamata yang bertengger apik di hidungnya.

Mata yang awalnya tertuju pada soalan yang ada dibuku langsung menatap ke secarik kertas serta pen yang di taruh dengan kasar, matanya melirik ke arah William memberikan pertanyaan lewat mata itu. "Kata Geo, ini buat absen yang kagak masuk siapa aje Mel. Lu catet terus lu kasih ke ruang piket, lu kan sekretaris nih, jadi lu yang isi sama kasih. Btw itu dari Geo."

Mata berbentuk sleepy eyes itu menatap ke arah Geo, Geo sendiri yang di perhatikan seperti itu gugup secara tidak sadar. Tatapannya itu sangat—ah sulit dijelaskan.

"Thanks, ntar gua isi. Balik sono ke meja, gua mau ngerjain soal dulu." Ujarnya seraya memijat pelipisnya karena pusing dengan soalan yang ia kerjakan, William yang penasaran pun bertanya soal apa yang Amel kerjakan. "Fisika tugas kemaren, duh pusing banget gua ngeliat rumus-rumus ini."

Tugas kemarin? Fisika?

"Mau liat yang aku aja gak? Kebetulan aku udah ngerjain tugas Fisika kemarin-kemarin." Mata Amel dan William langsung tertuju pada Geo yang dengan wajah polosnya memegang buku pelajaran bertitle fisika. Mereka berdua saling tatap.

"Boleh gua nyontek ke situ?" Geo tersenyum tulus dan mengangguk, memberikan bukunya pada Amel. Dengan semangat gadis itu memegang buku Geo lalu mencatat apa yang ada di buku itu, William menatap julid ke arah Amel.

Beberapa menit kemudian, setelah Amel selesai dengan tugasnya ia langsung mengabsen seluruh anak ayamnya. "Elgar? Masuk kagak tuh bocah?" Tanya Amel dengan suara yang keras, gadis itu duduk di meja nya. Melipatkan kedua kakinya, seperti vibes-vibes orang penting.

Salah satu siswa menjawabnya, "dih udah berapa hari itu orang kagak masuk anjir, apa gak enek diem dirumah terus. Udah mau seminggu lebih tuh orang alpha, kalau udah dua minggu kagak masuk samperin aja nanti kita kerumahnya, siapa tau ada sesuatu yang kita gak tau."

Anak ayamnya mengiyakan saja dari pada melawan Amel, gadis itu terkenal akan kesadisan serta ketegasannya yang mampu membuat seseorang merinding jika mengalami masalah dengan gadis preman itu.

Tiba-tiba Geo merenung, ia tidak tahu sejauh mana alur ini berjalan dan ia hanya mengikuti alurnya tanpa mengganggu bahkan mengusik protagonis kedua nya. Misella dan Seurie pun tak terlihat beberapa hari lalu, seperti nya ini sudah beberapa bab di dalam novel itu yang ia tidak ketahui apa itu.

Geo menepuk keningnya sedikit kasar, menghela nafasnya dan lebih memilih untuk tidur saja dari pada memikirkan keluarga vampir yang kini menjadi bahan omongan di beberapa sisi dengan suara yang berbisik-bisik.

Saat hendak menyenderkan kepalanya di meja, kakinya mendepak sesuatu yang terasa hampa dan tipis. Dengan segera Geo bangun dari tidurnya dan memilih mengecek apa yang barusan tak sengaja ia senggol.

Matanya membulat kecil saat melihat sebuah surat berwarna putih di campur berwarna surat cokelat, kedua surat itu di tali dan diberikan tanda dengan lambang yang bahkan Geo tidak ketahui lambang apa itu.

Lambang itu berbentuk sebuah bunga, di hiasi dengan naga. Geo mencium surat yang di pegang nya, ia menjauhkan surat itu dari mulutnya karena mendapati bau yang tak sedap dari surat itu, bau anyir yang keluar dan bau nya sangat menyengat.

"Ugh! Woi, ini bau apaan anjir. Gak enak banget!" Salah satu siswi perempuan berteriak seraya berkata demikian membuat Geo dengan rasa penasarannya itu dengan cepat membuka tasnya dan menaruh di dalam tasnya.

Siswi itu terlihat misuh-misuh, namun temannya malah mengomel gadis itu karena temannya tak mencium bau apapun sedangkan siswi itu kekeh dan ia pun menajamkan indra penciuman nya.

"Eh iya, sumpah tapi tadi kerasa banget bjir. Kok sekarang enggak ya? Aneh banget sih."

"Gak ada yang aneh, lu yang aneh. Idung lu noh banyak tai nya makanya bau."

"Sialan!"

TBC

Hai, ehehe maaf baru update..
  Selama aku gak update..

Aku gak ada ide buat ngelanjutin cerita ini dan milih buat cerita baru yang bahkan alurnya aja belum aku tentuin 🙃🙃

Mamasih banget buat kalian yg udah nungguin aks.. mamasih juga udah baca cerita aks, pls ak gx nyangka sebanyak it yang baca.

See you! 💗

Vampire [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang