TIGA

7.2K 219 17
                                    



Di sekolah, Tania orang pertama datang di kelas dan kelas masih sepi. Tania orang pertama datang ke kelas itu. Dia menyimpan kepalanya di atas lipatan tangannya. Semalam setelah usai belajar, Tania memutuskan untuk ke sekolah lebih awal.

Zea yang baru datang menghampiri meja Tania dengan kantung mata yang mulai menghitam. Dia kemudian menepuk pundak Tania membangunkan gadis itu namun tidak ada pergerakan dari gadis itu.

"Tan, rajin bener lo pagi-pagi udah di sekolah aja." kata Zea sembari mengeluarkan sebungkus roti dan ice coffee dari dalam Tote bag.

Pintu kelas terbuka Rega dan antek-anteknya masuk di kelas dengan seragam yang rapi yang sudah melekat di tubuh kekarnya.

Melihat Rega, Tania teringat tentang kemarin. Dia menatap laki-laki itu dengan canggung seulas senyum melengkung di wajah Tania."Makasih, lo udah nolongin gue."

Rega berhenti sejenak, menatap Tania dengan wajah datarnya."Heem." Sahut Rega tanpa melihat ke arah Tania di depannya.

Sean menelisik Tania dari atas sampai bawah dengan mata yang tidak berkedip.

"Mata lo mau gue colok?"

Sean bersedekap diatas dada."Galak bener." Celetuk Sean.

Tatapan Rega beralih menatap gadis di depannya dengan wajah yang datar."Sama-sama, gue gak setega itu buat ninggalin orang gitu aja."

Sean yang tengah menguyah permen karet kini terhenti. "Padahal Mah. Rega gak pernah gitu! Kalo gue dan Galen udah di tinggalin."

Tania mengerutkan kening dengan mata yang tertuju pada Rega. Bertepatan dengan itu mata Rega menatap mata cokelat milik Tania." Sekali lagi gue makasih sama lo, kalo lo gak ada gue gak tahu pulangnya gimana."

"Hm." Potong Rega dengan cepat menyentil dahi Tania lalu beranjak menuju kursinya dengan seulas senyum tipis terbit di wajahnya.

Sean dan Galen saling melirik. Mengerti tatapan Sean, Galen mengedikkan bahu tidak mau ikut campur.

Tania mengusap keningnya dengan satu sudut bibir terangkat. Sepertinya Rega tidak seburuk yang Gadis itu bayangkan. Tania beranjak menuju kursinya dengan hati yang bahagia dia duduk di kursinya menyantap roti dan ice coffee dari Zea untuk mengisi perutnya yang mulai keroncongan. Karena saat hendak ke sekolah ia tidak menyetuh makanan apapun.

Tania dan Zea mendengar bisik-bisikan keduanya saling padang. Kedua gadis itu seolah tidak mendengar apapun memilih melangkah kan kakinya. Di perjalanan kedua gadis itu di cegat oleh dua orang laki-laki yang hendak menuju perpustakaan.

"Nama lo Tania, kan?" Tanya laki-laki itu begitu melihat dua orang gadis yang hendak menuju perpustakaan.

"I--iya, gue Tania. Emang ada apa ya dek?"

"Eh- itu, Tania! Lo pasti suka cokelat, kan? Ini buat lo. Gue beli sendiri di kantin sekolah."

"Tania, aku punya bunga untuk kamu. Terima ya."

"Apa-apaan sih lo Bar! Emangnya Tania pacar kamu. Sejak kapan lo dan Tania pacaran?" Laki-laki itu menatap temannya tidak suka lalu kemudian beberapa detik kemudian menatap Tania dengan senyuman manis. "Taniaa, gue mohon terima punya gue, Gue bela-belain jalan kaki loh hanya untuk beliin cokelat untuk lo. Cokelat punya gue enak kok, gue jamin itu."

Rega Argantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang