bacanya pelan pelan aja biar dapet feel nya⚠️
~selamat membaca~
Jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Chelin menggeliatkan badannya. Ia mulai mengerjapkan matanya perlahan untuk menerima sinar lampu.
Dengan keadaan mata nya yang masih menyipit, Chelin pun mendudukkan dirinya di pinggir kasur dan mencoba untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sebelum ia benar benar bangun dari tempat tidur nya.
Chelin mulai berdiri dan beranjak keluar dari kamarnya menuju lantai bawah. Ia melangkahkan kaki nya perlahan, menuruni anak tangga satu persatu.
Ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum. Ia merasa sangat haus makanya terbangun.
💐💐💐
Setelah selesai minum, Chelin pun beranjak kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.
Ia terus melangkah menuju tangga yang mengarah ke kamarnya.
Baru saja ia melangkah ke satu anak tangga, Chelin dengan terpaksa menghentikan langkahnya ketika ada yang memanggil dirinya dengan sebuah deheman.
Chelin membalikkan badannya malas. Ia langsung terkejut dengan seseorang yang kini sudah berdiri tegap menghadap nya yang membuat rasa kantuknya hilang begitu saja.
Chelin hanya bisa memutar bola matanya malas setelah mengetahui ternyata Rayan lah yang sedang berdiri di depan nya dan ia juga yang memanggil nya tadi.
"Ih.. abang bikin kaget ajah." Gerutu Chelin kesal dan hanya di balas oleh Rayan dengan tatapan datar.
Merasa tidak ada yang penting, Chelin pun membalikkan badannya dan kembali menaiki anak tangga.
"Mau kemana?" tanya Rayan dengan nada yang sengaja ia beratkan.
Chelin membalikkan badannya malas. Menatap sang abang yang terlihat lebih pendek di bandingkan Chelin karena Rayan berada di bawah anak tangga.
Rayan sempat melirik jam di tangannya. "Sholat tahajud dulu yuk, setelah itu kalau mau tidur. tidurlah lagi." titah Rayan dengan nada lembut khasnya.
Chelin berdecak. "Nda deh, adek ngantuk"
"Hey.. ga boleh gitu. Mumpung kebangun.."
Chelin tidak menghiraukan ucapan abang nya. Ia lantas membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan Rayan.
Rayan berdehem singkat. "Yakin ga mau rebut seseorang di sepertiga malam?."
Chelin memberhentikan langkah nya. Ia membulatkan matanya sempurna lalu kembali membalikkan badannya dan melihat Rayan dengan tatapan yang berbinar.
"Serius bisa bang?.." tanya Chelin dan dibalas anggukan kepala oleh Rayan.
💐💐💐
"Assalamualaikum warahmatullah."
Seperti biasa setelah selesai shalat, Rayan menadahkan tangannya dan mulai berdoa. Berbeda dengan Chelin, ia tampak sangat mengantuk. Terlihat beberapa kali kepalanya mengangguk-angguk akibat menahan kantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Yang Mengetahui Takdir
RandomChelin. Seorang gadis kecil yang duduk di bangku sekolah menengah pertama. Cukup susah untuk di atur dan berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik. Tinggal bersama abang nya. Tampan, Paham agama, lembut, penyayang, tegas dan baik pula yang memili...