15. kesal

47 8 0
                                    

Apa kabar kalian man teman ^^

~ happy reading ~

Dania sempat melihat jam di handphone nya beberapa kali.

"Nia. Gue takut.." lirih Sindy. Dia begitu takut karena sedari tadi Chelin belum juga kembali. Ia takut terjadi apa-apa pada sahabat nya itu. Tidak hanya itu saja, jika terjadi apa apa pada Chelin bisa bisa Rayan akan memarahi mereka.

"Tenang aja Sin.. gue yakin dia ga kenapa napa." Dania mencoba menenangkan Sindy dengan mengelus pundaknya.

"Guyssss!!.." teriak seorang gadis dari kejauhan.

Mereka berdua sontak melihat kearah gadis yang tengah berlari ke arah mereka.

"Lo kemana aja sih!?. Gue khawatir tau." ketus Sindy.

Chelin mencoba untuk menetralkan napas nya, karena berlari membuat napasnya terasa sedikit sesak. "Sorry, aku tadi jalan jalan bentar. Jadi ga keinget waktu. hehehe.."

"Iyah iyah, ya udah kita balik yuk. Udah mau sore." ajak Dania.

"Iyah ayo.." balas Chelin.

Mereka bertiga pun bergegas menuju pintu exit diiringi dengan perbincangan.

💐💐💐

Mobil berwarna putih yang di naiki mereka bertiga saat ini sudah sampai dipekarangan rumah yang berwarna kuning itu.

"Gue duluan yah, byee.." pamit Chelin dan di balas kedua sahabatnya itu dengan senyuman serta lambaian tangan.

"Byeee.." ucap mereka serempak.

Chelin membuat senyuman tipis di bibirnya sembari melihat mobil yang dinaiki kedua sahabatnya itu tak lagi nampak di matanya. Ia pun mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya.

*Ceklek

Chelin menutup kembali pintu rumahnya. Ia mengerutkan alisnya melihat tidak ada seorang pun disana. kenapa sepi sekali??.

"Abang?" panggilnya dengan nada pelan tetapi terdengar kuat karena suaranya yang menggema.

Chelin terus menulusuri setiap sudut rumah itu untuk mencari keberadaan abang nya. Beberapa kali ia sempat memanggil sang abang tetapi sama sekali tidak ada jawaban membuat ia merasa khawatir.

Chelin berusaha kuat untuk menahan air matanya yang hampir terjatuh dari pelupuk matanya. Ia mencoba menyusuri setiap tempat.

Tupp

Baru saja Chelin melangkahkan kakinya menuju kamar sang abang. Lampu di rumah nya tiba tiba padam. Membuat keadaan rumah itu menjadi gelap dan semakin mencekam.

Chelin merasa merinding. Ia merasa heran "kenapa lampu rumah tiba tiba mati, apakah ummi belum bayar listrik?" monolognya. Ia berjalan menuju saklar lampu.

Beberapa kali ia meng-on off kan saklar lampu tersebut. Namun hasilnya nihil, lampu nya tetap saja padam membuat Chelin semakin takut.

"Abang dimana??, Chelin takut~" ia terus memanggil abangnya walaupun sang empu tidak menjawabnya.

Tubuh Chelin mulai melemas. Matanya perlahan memburam, membuat ia semakin takut akan kegelapan.

Tiada Yang Mengetahui TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang