Masih stay in my story?
Thank youuu :D
~ happy reading ~
Tiga orang pemuda saat ini tengah berdiri di sebuah ruangan gelap gulita yang hanya diterangi oleh cahaya yang masuk melalui ventilasi ventilasi kecil. Pemuda pemuda itu berpenampilan sangat menyeramkan, mulai dari segi berpakaian, postur tubuh, hingga lukisan lukisan yang terlihat keren bercampur horor berada di area tubuhnya. Mereka bertiga tampak sedang menunggu sesuatu.
Hingga beberapa menit kemudian, bayangan seseorang datang menghampiri mereka. Tampak dari jauh bayangan itu seperti bayangan seorang gadis. Bayangan itu terlihat semakin dekat pada tiga orang pemuda itu hingga akhirnya menampakkan asli dari seseorang yang memiliki bayangan itu.
Saat ini seseorang itu sudah berdiri tepat di depan tiga orang pemuda yang terlihat menyeramkan itu, ia juga di kawal oleh 2 orang pria yang menjabat sebagai bodyguard nya. Gadis tersebut berpakaian seperti seorang wanita mafia. Baju minim berwarna merah dan polesan make up di wajahnya menambahkan kesan cantik pada diri nya. Tak lupa ia juga terlihat memakai kacamata kecil berwarna hitam pekat yang membuat ia tampil dengan arogan.
"Lalu, apa misi kita selanjutnya?" Tanya salah satu dari tiga pemuda itu.
Gadis itu membuka kacamata yang masih menempel di wajah nya. Melirik pemuda itu lalu menyimpulkan senyuman licik nya.
"Tidak usah mengambil tindakan gegabah." Ujar gadis itu santai.
"Jika tidak cepat mengambil tindakan. Dia pasti akan curiga."
Gadis itu kembali menyimpulkan senyuman licik nya yang membuat ia tampak terlihat begitu jahat. "Tidak akan. Dia sudah masuk ke dalam perangkap ku. Dan siapa pun yang sudah memasuki nya, ia pasti akan susah untuk mencari jalan keluar."
💐💐💐
Tanpa terasa tujuh hari ujian Chelin, telah ia lalui dengan cukup mudah. Beberapa kali ia juga bersorak gembira, yah meskipun belum tamat SMP, setidaknya ia bersorak gembira karena tidak lagi bertempur dengan buku buku tebal miliknya saat ingin melaksanakan ujian.
Siang ini, Chelin lebih memilih memakai baju rumahan yang berlengan pendek dan mengikat sanggul surai hitam dan ia jepit menggunakan jepitan rambut miliknya.
Tak biasanya ia memakai baju seperti itu, tetapi tak jarang juga. Hari ini ia merasakan hari yang benar-benar sangat panas dan gerah. Makanya ia memilih untuk memakai baju lengan pendek.
Rayan baru saja keluar dari kamar mandi. Tangan nya terlihat sibuk mengeringkan rambut nya itu dengan menggunakan handuk.
Chelin berbalik arah melihat abangnya yang masih berdiri di ambang pintu kamar mandi sembari tangannya yang masih sibuk mengeringkan rambut panjangnya menggunakan handuk.
Chelin yang menjabat sebagai seorang adik Rayan Syah sempat terpukau dengan pesona abangnya. Rambutnya yang masih basah menambah pesona dari pemuda itu. Chelin sempat tak henti memandangi Rayan dan berdecak kagum di buatnya.
"Hey, ngapain liatin abang sebegitu nya?," ucap Rayan lembut yang berhasil memecahkan tatapan Chelin. Walaupun tutur dari Rayan lembut, tak luput dari rasa kaget Chelin sebelum akhirnya ia memilih berjalan mendekati Rayan.
Entah mengapa terlintas sesuatu di pikirannya yang membuahkan sebuah ide.
"Kenapa abang cape cape ngeringin rambut nya pakai handuk.." ujar Chelin.
"Lalu mau pakai apa lagi?" Tangan Rayan masih setia menggosok rambutnya itu menggunakan handuk agar cepat kering.
"Sini, adek yang keringkan rambut abang pakai hairdryer." tawar Chelin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Yang Mengetahui Takdir
RandomChelin. Seorang gadis kecil yang duduk di bangku sekolah menengah pertama. Cukup susah untuk di atur dan berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik. Tinggal bersama abang nya. Tampan, Paham agama, lembut, penyayang, tegas dan baik pula yang memili...