00

57 7 0
                                    

Di tengah malam yang sunyi sepi, terdapat sekumpulan orang yang tengah bertarung melawan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah malam yang sunyi sepi, terdapat sekumpulan orang yang tengah bertarung melawan satu sama lain. Di tengah hutan itu, sudah penuh oleh pertumpahan darah.

DORR

Satu tembakan itu berhasil membuat seorang wanita menegang, ia meraba dadanya dan melihat tangannya yang penuh akan darah. Pandangannya kini tertuju pada seorang pria yang menatapnya dingin, pria itu adalah kekasihnya. 

Dengan pandangan kecewa ia menatap lekat manik coklat milik kekasihnya itu, terlihat jelas bahwa pria itu sama sekali tidak merasa khawatir terhadapnya.

Perlahan tubuh si wanita ambruk, dengan sisa nafasnya, ia tersenyum getir. "A-aku, kecewa pa-damu!" Tak lama mata wanita itu perlahan tertutup, samar-samar suara tembakan masih terdengar olehnya. Hingga suara salah satu sahabatnya memasuki indra pendengarannya.

"Bagus sayang! Akhirnya dia mati juga

Aku bersumpah akan membalasmu ucapnya dalam hati. Sebelum kesadarannya mulai menghilang.

🖤

DUG

DUG

DUG

Bunyi benturan kepala pada tembok memenuhi ruang gelap dan lembab tersebut, hanya ada beberapa barang yang sudah tidak terpakai disana.

"Dasar culun! Ini hukuman buat lo yang udah berani deketin cowo gue" ujarnya dengan terus membenturkan kepala seorang gadis culun yang sudah mulai mengeluarkan darah.

Dengan bantuan ke dua temannya, ia membenturkan kepala gadis culun itu berkali-kali hingga darah segar mengalir membasahi pelipisnya dan seragam sekolahnya. 

Tidak puas dengan membenturkan kepalanya saja, ia mulai mengambil salah satu bangku yang sudah tidak terpakai, lalu ia lemparkan kursi itu kearah sang gadis yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.

Ia adalah Stella, ratu bullying di SMA Lentera. Serasa belum puas, Stella kembali mencari benda lain untuk ia gunakan, namun salah satu temannya menghentikan pergerakannya.

"Udah Stell, dia pingsan tuh!" ucapnya.

Stella pun menurut di lihatnya si gadis yang sudah tidak berdaya itu, ia tersenyum puas. Ia merasa amarahnya telah selesai ia salurkan hari ini.

"Cabut!" ucapnya berlalu meninggalkan gadis culun itu, seorang diri di dalam gudang sekolah.

Tanpa Stella dan teman-temannya tahu, ada seseorang yang melihat bahkan merekam adegan pembullyan yang di lakukan oleh Stella hari ini. Wait for the time to come, beautiful ucapnya tersenyum smrik.

🖤

"Ketika cinta sudah membuatmu buta, maka hanya ada ke bodohan"

Hi, i'm Kalea not Keira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang