"Mau pesan, apa?" tanya Laras.
Sekitar 1,5 jam mereka menunggu, akhirnya kini mereka sudah mendapatkan tempat duduk. Kino yang sedari tadi menahan kesal, lantaran mengantri cukup lama kini mulai terlihat menghela nafas lega, Aksa dan Keira tentunya juga sama. Mereka merasa lelah karena harus menunggu hingga kakinya, terasa kram.
"Samain, ajalah! Bebas, aja terserah!" jawab Keira, acuh.
Selera makannya hilang karena terlalu lama menunggu, begitupun dengan yang lainnya. Sedangkan Laras, mengangguk paham ia tidak akan bertanya kembali karena dirinya tahu ketiga temannya ini sudah mulai badmood karena ulahnya yang tidak mau ke resto lain.
"Mba, saya pesan… Chicken katsu dua, Spaghetti bolognese dua, Spicy garlic tofu dua sama Onion ring nya dua." tutur Laras.
"Baik, kak! Minumannya?"
"Minumannya.. Air putih aja mba, empat, ya!"
"Baik kak! Saya ulangi pesanannya.. Chicken katsu dua, Spaghetti bolognese dua, Spicy garlic tofu dua, Onion ring dua dan air putihnya empat, ya kak?!
Laras mengangguk sebagai respon, setelahnya waiters tersebut pamit untuk menyiapkan hidangannya. Mendengar pesanan tersebut tidak membuat mereka komplain pada Laras, dan untuk menghindari naiknya gula darah Laras tentunya memilih air kosong untuk kesehatan teman-temannya.
Maklum karena nanti dirinya akan menjadi dokter alih gizi, itu merupakan cita-cita Laras sedari dulu.
•••
"Selesai! Tunggu, gue sister. Gue nggak akan, lepasin lu lagi, kali ini." gumamnya.
Pria dengan setelan casualnya itu, keluar dari cafe menuju mobilnya. Membelah jalanan yang mulai terlihat padat, dengan senyum yang mengembang indah ia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
"Halo?"
"Hai, sis. Dimana, lu?" tanyanya.
"Mall, ada apa?"
"Gue jemput, oke!"
"Okey!"
Sambungan terputus, kembali ia melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Laki-laki itu adalah Zean, ia akan menjemput sang sahabat yang kini tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan. Dengan senyuman yang terukir jelas di wajahnya, ia bergumam lirih menyanyikan lagu favoritnya.
25 menit kemudian mobilnya memasuki area mall, di lihatnya Keira yang sudah menunggu di pintu masuk mall membuat Zean melajukan mobilnya mendekati Keira.
"Kei, ayo!" ujar Zean, sedikit berteriak saat kaca mobilnya sudah ia turunkan.
Keira mengangguk berpamitan pada teman-temannya terlebih dahulu, Keira membuka pintu samping pengemudi dan mendudukkan dirinya dengan nyaman disana.
"Tumben, ada apaan, nih?!" tanya Keira, ketika mobil milik Zean mulai meninggalkan area Mall.
"Ada apaan, apanya?! Salah, gue jemput, lu?" tanya Zean, balik.
"Ya, enggak sih! Tapi, tumben aja… bdw, gimana? Ada perkembangan, nggak?!"
"Nah, karena itu. Gue hubungi, lu Kei.. Nanti, gue jelasin di markas, oke?!"
Keira mengangguk sebagai responnya, mengeluarkan ponselnya ia mengetikkan sesuatu di sana lalu mengirimkannya.
Tentu ia meminta izin kembali pada sang Mommy, dengan alasan ia ingin bermain sebentar di rumah Laras. Tak lupa, ia memberitahukan Laras bahwa ia meminjam nama gadis itu untuk bisa berlama-lama di luar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, i'm Kalea not Keira
Sonstiges•Cerita fiksi hasil pemikiran sendiri• 100% hasil pemikiran yang berawal ke gabutan🙃 Jangan lupa like, vote dan komentarnya yaaa✨ . . . . . Gimana jadinya, ketika Tuhan memberikan kesempatan kedua untuk melanjutkan hidup, namun diraga orang lain? M...