🖤 - 10

33 1 3
                                    

°*Happy reading*°
.
.
.
.
.
.
.
.

°°°°°

Suasana di ruangan itu semakin memanas, tidak ada yang bisa memisahkan keduanya yang tampak mulai menggila. Queen yang kini telah terbangun, tak sedikitpun melunturkan senyuman bahagianya. Berbeda dengan Arlo, yang mulai menatap tajam kearahnya.

Ia bukannya tak tahu, bahwa itu adalah Queen. Ratu mafia yang paling ia hormati, namun ia masih berusaha untuk bersikap normal dan tidak mau mempercayai begitu saja ucapan yang disampaikan oleh Zean padanya.

“ARLO BERHENTI!” teriak Zean keras.

“KAU BISA MATI, ARLO!” teriak Lux tak kalah keras.

BRAK!

DOR

Queen menggunakan kekuatannya, menghempaskan tubuh Arlo dari jarak dirinya yang masih berdiri di depan pintu sedangkan Arlo berada di balik meja. Dan Arlo yang melepaskan pelatuknya ke arah Queen, namun peluru itu berhasil melayang di depan Queen.

“Kau masih sama, saja Biel!” ujar Queen dingin dengan senyuman sinisnya samar.

Queen mengarahkan tangan kanannya ke atas membuat Arlo melayang lalu tangannya membuat cengkraman, Arlo dicekik dengan sangat kuat. Membuatnya memberontak.

“Akkhhh…” Arlo memegang kedua lehernya sendiri, mencoba melepaskan cekikan tersebut. Walau ia sadar hal itu percuma saja, karena kendalinya adalah Queen sendiri.

Zean dan Lux yang berada disana menyaksikan itu semua dengan mulut terbuka sedikit, mereka syok melihat kekuatan baru dari Queen. Ya, sebelumnya Queen tak memiliki kekuatan seperti itu. Queen mereka hanya memiliki keahlian dalam menggunakan senjata dan pedang.

“BERHENTI!” teriak seseorang dari balik tubuh Queen.

Mendengar teriakan itu, Queen langsung menghempaskan tubuh Arlo dengan sangat kuat begitu saja, membuat Arlo yang berada di seberang sana terhempas dengan sangat keras.

BRAK!

•••

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan sejak sore tadi Keira terus dihubungi oleh keluarganya. Beruntung gadis itu sudah bekerja sama dengan Laras, membuat alasan bahwa dirinya akan menginap di kediamannya. Dan berhasil, keluarganya mengizinkan asal esok gadis itu tetap bersekolah seperti biasanya bersama dengan Laras.

M

endengar persetujuan tersebut membuat Keira senang bukan main, karena sungguh dirinya sudah amat sangat bosan berada dirumah setiap harinya.

Kini sehabis membuat kekacauan, Keira dibawa ke ruang santai yang berada di lantai dua sedangkan Arlo dibawa oleh anak buahnya ke kamar untuk segera diobati. Dan disinilah sekarang Keira, berada di ruang santai lantai dua bersama dengan Zean yang duduk disampingnya.

Di depannya sudah ada Lux, disamping Lux. Sudah ada Asher lebih lengkapnya - Asher Ethan Maverick pria tampan berkulit putih seputih susu dengan netra matanya berwarna blue sky. 

Disamping Asher, ada Kaiser - Kaiserslautern Felix pria berambut panjang lurus hingga sepinggang berwarna putih, berkulit putih dengan bulu mata lentiknya berwarna putih dan netranya berwarna green. Ya, Kaiser adalah seorang albino.

Disamping Lux sudah ada, si bontot inti mafia Matteo - Matteo Nathaniel Lucian. Pria berwajah polos serta baby face, dengan tubuh sedikit mungil dengan netra abu-abu itu adalah inti mafia yang paling dijauhi oleh para anggotanya.

Hi, i'm Kalea not Keira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang