🖤 - 08

38 1 0
                                    

"Yang ini, bagus ngga sih?" tanya Laras, menunjukkan sepatu kets merek ternama.

Kini mereka tengah berada di dalam satu toko sepatu, toko pertama yang mereka datangi setibanya di Mall. Menghela nafas panjang Keira mengangguk sebagai jawaban, atas pertanyaan Laras yang kesekian kalinya.

"Semuanya bagus, kenapa lo ngga beli aja semuanya?" pertanyaan konyol tersebut, tercetus begitu saja dari bibir Keira.

Hal itu membuat Laras mengerucutkan bibirnya kesal, menghentakkan kakinya Laras kembali melihat-lihat koleksi sepatu yang tersusun rapih di setiap sudut toko. Sedangkan Aksa dan Kino mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing, ya memilih sepatu sesuai keinginan mereka.

Keira memilih duduk di bangku khusus pengunjung, ia tidak ada niatan untuk membeli sepatu juga seperti yang lainnya. Pikirannya kembali mengingat kejadian semalam, dimana sang Mommy memasuki kamarnya setelah dirinya pamit untuk ke kamar lebih dulu.

Flashback on…

TOK TOK TOK

"Keira, sayang… Ini Mommy, nak?!" 

Mendengar ketukan pintu kamar dan suara sang Mommy, membuat Keira terbangun dari acara tidur tidurannya. Langkahnya mendekati pintu kamar, membukanya untuk sang Mommy.

CEKLEK!

"Ada apa, Mom?" tanya Keira, ketika pintu sudah terbuka sempurna memperlihatkan sang Mommy, yang tengah tersenyum samar padanya.

"Boleh, Mommy masuk, sayang?"

Keira mengangguk menggeser sedikit tubuhnya, mempersilahkan sang Mommy memasuki kamarnya. Setelah Ghina memasuki kamarnya, barulah Keira menutup kembali pintu kamarnya.

"Ada yang, mau Mommy bicarakan, padamu" ujar Ghina, yang kini sudah duduk di tepi kasur milik Keira.

"Kenapa, Mom?" tanya Keira, yang memilih mendudukkan dirinya di sofa sebrang kasurnya.

"Mungkin, kamu belum mengingat siapa itu, Jenna, Grey dan juga Griven." ucap Ghina, "Ya, mommy dan yang lain memaklumi, karena kalian hanya pernah bertemu saat masih kecil saja…" lanjut Ghina.

Keira mengangguk menyimak semua ucapan sang Mommy, dengan fokus. Menurutnya ini merupakan suatu hal yang bagus, agar informasi tentang Keira asli dapat dia ketahui secara keseluruhannya.

"Seingat, Mommy… Kalian berpisah, saat usia kamu memasuki 7 tahun." Ghina sedikit terkekeh, mengingat masa kecil anak semata wayangnya. "Waktu itu, kamu nangis sampai sore. Ngga mau jauh-jauh dari, mereka…"

Keira masih diam menyimak, membiarkan Ghina meneruskan cerita masa lalu dari Keira Asli.

"Begitupun dengan Jenna, Grey dan juga Griven. Mereka nangis, ngga mau pisah sama kamu! Tapi, mau bagaimana, pun kalian memang harus berpisah pada saat itu." jelas Ghina, "Kamu, tau sayang? Kenapa, kalian harus berpisah kala itu?" tanya Ghina, kemudian.

Reflek Keira menggeleng tanpa di tahu, apa alasannya kala itu. Ghina tersenyum teduh, menghela nafas panjang lalu membuangnya membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu sebelum kembali bercerita.

"Itu karena… Mereka, psikopat!" tutur Ghina, pelan.

Keira mengernyitkan dahinya dalam, ia tidak paham maksud dari Ghina barusan. Apa hubungannya psikopat dengan dirinya yang harus berpisah pada teman semasa kecilnya itu.

"Maksud, Mommy? Kei, ngga ngerti, Mom?" tanya Keira, bingung.

Ghina kembali menghela nafasnya, tangannya berkeringat dingin dengan pandangannya yang melihat-lihat ke segala arah menghindar dari pandangan sang putri.

Hi, i'm Kalea not Keira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang