𝐓𝐈𝐆𝐀 𝐁𝐄𝐋𝐀𝐒

99 11 0
                                    

Tiga bulan berlalu sejak Dharma memberikan ikan bernama Djiwantara sebagai motivasi belajar untuk Pramidita. Perkembangan Pramidita dalam tiga bulan ini sangat pesat.

Besok adalah hari di mana kelas 12 akan menghadapi ujian kelulusan. Malam ini di rumah Pramidita, cewek itu ditemani oleh Dharma untuk mengerjakan latihan soal Fisika. Kebetulan, soal ujian dibuat oleh Dharma. Beruntung sekali Pramidita kali ini.

"Jadi, yang ini dinamakan listrik arus searah atau direct current karena bentuk arusnya yang mengalir pada rangkaian listrik dalam satu arah saja," papar Dharma.

Pramidita mengangguk sambil terus memandang bukunya. "Oke, ngerti. Terus?"

"Karena aliran ini, direct current punya nilai dan arah yang tetap." Dharma mengambil highlighter berwarna merah muda dari dalam kotak pensil Pramidita, menyorot satu poin penting pada buku. "Paham?"

"Got it," balas Pramidita.

Hendak memeriksa apakah calon istrinya benar-benar tetap belajar saat dirinya tidak mendampingi, Dharma melontarkan pertanyaan lain, "Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur tegangan maksimum dari listrik arus searah?"

Pramidita melirik ke arah kiri atas, berusaha mengingat sesuatu. "Voltemeter atau osiloskop?"

"Tepat!" sorak Dharma. "Lalu, bagaimana cara menghitung besar tegangan?"

"Menggunakan hukum Ohm?" terka Pramidita.

Dharma menyunggingkan senyum dan mengangguk mantap. Pramidita berhasil menjawab dua pertanyaan Dharma dengan benar. Anak itu benar-benar berusaha untuk belajar dan memperbaiki dirinya.

"Sekarang coba kamu sebutkan contoh dari direct current," pinta Dharma.

"Emm ...," gumam Pramidita, berhenti sejenak untuk berpikir. "Baterai, ya?"

Guru muda itu mengusap kepala Pramidita. "Itu, kan. Kamu bisa kalau kamu mau berusaha."

"Kok sekarang soalnya jadi gampang, ya?" Pramidita mengerutkan kening.

Dharma mendengus geli. "Dari dulu juga gampang kalau kamu paham sama poin-poin di situ."

Pramidita hanya terkikik kecil. Memang dirinya yang malas sejak dahulu. Padahal kalau dia mau belajar seperti ini, pasti mudah.

"Kamu bisa menghitung tegangan listrik arus searah?" tanya Dharma yang dibalas gelengan dari Pramidita.

"Bisa tapi enggak bisa," jawab Pramidita agak ragu.

Dharma mengambil secarik kertas kosong sebagai media pengajarannya. Ia meminjam pensil dari Pramidita untuk menghitung. Digoreskannya kayu panjang berisi grafit itu di atas kertas, menuliskan beberapa rumus.

"Rumus tegangan listrik arus searah adalah V = I × R. V adalah Volt yang artinya besar tegangan. Kalau I artinya Intensity atau kuat arus listrik. Sementara R adalah hambatan. Satuan untuk V, I, dan R berturut-turut adalah volt, ampere, dan ohm," terang guru fisika itu.

Pramidita mengangguk pelan, memperhatikan seluruh gerakan tangan Dharma yang menuliskan penjelasan.

"Satuan dari Volt adalah V, satuan dari Intensity adalah A atau Ampere, dan satuan dari R si hambatan adalah Ohm," urainya.

"Mau dicontohin pakai soal, aja?" Melihat kerutan di wajah anak muridnya, Dharma bertanya. Ia mulai menuliskan sebuah soal. Tapi sebelum itu, ia menggambar sebuah grafik.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐄𝐭𝐞𝐫𝐧𝐢𝐭𝐲 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang