15 : Mimpi Buruk

20 8 0
                                    

Karlina menarik tangan mungil Alkanreya dan dengan gesit segera menghindari kejaran para pengawal. Dia menuju ke ruang rahasia yang hanya bisa diakses oleh keluarga Lavender, untuk sementara menyembunyikan diri bersama Nona mudanya.

"Nona," Karlina mencoba tetap tenang meski sejujurnya dia begitu panik sekarang.  Tangannya yang gemetaran ia hentikan paksa, lalu mengambil jubah hitam yang ada di ruangan dan melingkupinya di tubuh Alkanreya.

"Karlina, apa yang terjadi? Mengapa pengawal istana memburu kita?" Alkanrey yang akhirnya bisa mendapatkan kembali kesadarannya, menatap pelayannya ini dengan takut.

"Nona," Karlina menarik napas sejenak, lalu membelai surai keunguan itu lembut. "Karena ini sudah terjadi, memang tidak ada gunanya lagi untuk menyembunyikannya dari Nona. Aku akan memberitahu apa yang terjadi, tetapi kumohon, Nona tidak boleh ketakutan,"

Alkanrey mengangguk gugup.

"Sebelumnya, apa Nona sudah tahu tentang tragedi 18 tahun yang lalu?"

Alkanrey mengernyitkan dahinya,"apakah tentang kudeta yang dilakukan Keluarga Wintry Sky?"

Karlina mengangguk. "Ya. Sebenarnya, ujung dari permasalahan itu adalah dengan dihapusnya keluarga ibunda Nona, Keluarga Lilac. Tetapi karena Keluarga Lavender memiliki hutang budi dengan Lilac, keluarga Lavender menyelamatkan satu-satunya putri Lilac dan menikahkannya dengan Tuan Arvine, yang tak lain adalah ibunda Nona, Madam Aleana. Dari pernikahan inilah, Nona akhirnya lahir."

"Tetapi, Keluarga Lilac terkena kutukan oleh sihir hitam yang entah siapa yang melakukan. Kutukan Lilac ini terletak di mata orang yang berdarah Lilac, dan jika orang itu membangkitkan kutukan itu, dia akan berubah menjadi iblis dan akan menghancurkan Fuchsia. Kutukan itu  selain bisa bangkit karena dipicu oleh kontak fisik antar keluarga Lilac, tetapi juga bisa dipicu dengan kontak fisik dari penanam kutukan."

"Sejak Nona dilahirkan, Nyonya Aleana menyadari bahwa Nona juga telah terkena kutukan ini. Karena itu Nonya Aleana harus menyingkir dari Nona agar kutukannya tidak bangkit. Tetapi baru-baru ini kutukan di mata Nona itu mulai bangkit, dan bahkan menjadi semakin parah. Setelah Tuan tahu bahwa saat Nona kesakitan kemarin karena kontak mata dengan Pangeran Nathaniel, Tuan Arvine menduga bahwa sejak dulu memang Keluarga Irisia lah pelakunya, karena itu ..."

Karlina menarik napas sejenak. "Karena itu, Tuan Arvine membunuh Yang Mulia Alaric di Istananya."

"Jadi ... saat ini semua anggota Keluarga Lavender harus ditangkap untuk dibawa ke istana, tetapi Nyonya memberiku perintah untuk membawa Nona pergi dari sini ...."

Alkanrey benar-benar tidak bisa bergerak begitu serentetan informasi itu menghantamnya. Seakan-akan nyawanya baru saja meninggalkan tubuhnya, lalu terpaksa ditarik kembali oleh kenyataan. Tubuh mungil ini kemudian ambruk, dan sebelum dirinya jatuh ke lantai, Karlina dengan sigap menangkapnya dan segera mendekapnya erat.

                               〰〰〰

Davin Albiflora tergerak untuk menanggapi intuisi Farell Radiata mengenai kasus Marigold itu, yang jika menurut Farell kasus itu menargetkan adiknya. Sebenarnya Davin belum sempat bertemu dengan Alkanreya, meski dia juga ingin melihat bagaimana sosok yang menjadi target pelaku. Tetapi karena dia harus menguak setiap misteri kasus ini secara diam-diam karena secara sah 'pelaku' kasus ini telah menyerahkan diri, kesempatannya sedikit. Saat ini Davin telah menunggu Farell di bawah jembatan yang menghubungkan Distrik Dandelion dengan wilayah Achillea bagian utara.

"Sudah lama menunggu?" Suara lembut itu membuyarkan lamunan Davin. Sosok bersurai merah panjang yang tampan itu kemudian turun dan menghampiri Davin.

Davin mendengus kesal. "Lama sekali."

Azalea : Tale of AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang