17 : Iblis

13 5 0
                                    

Kelopak bunga Azalea terjatuh dari tangkainya, terbang sesaat sebelum akhirnya mendarat di kaki gadis kecil yang telanjang dengan luka tak terhitung jumlahnya memenuhi tubuh kurusnya. Beberapa kelopak lagi berguguran, seakan tidak kuasa menyaksikan kejamnya perlakuan dari makhluk berakal yang memiliki hati bernama manusia.

(*Azalea bab 4 :
Manusia dan Wujud Iblisnya)

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Serentetan kejadian itu berlalu dengan begitu cepat, bahkan sebelum Alkanrey menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Cahaya kemerahan yang berpendar di atasnya mulai sirna, berganti dengan tetesan merah--itu adalah hujan darah. Keheningan mulai terdengar, jadi Alkanrey menduga bahwa semua prajurit yang menyerangnya telah tewas.

Jantung Alkanrey semakin tidak terkendali ketika menyadari bahwa Karlina yang mendekapnya sudah tidak bergerak. Beberapa panah tertancap di punggungnya, dan salah satunya menembus jantungnya. Darah Karlina membasahi pakaian Alkanrey, tetapi anehnya tubuh Alkanrey sama sekali tidak terluka, bahkan seluruh panah yang mengenainya telah hilang.

Luka dan panah yang hilang, cahaya kemerahan yang berpendar, hujan darah serta bunga lycoris radiata, dan tubuh Karlina yang sudah tidak bergerak--Alkanrey langsung menyadari apa yang sebenarnya terjadi.

Itu adalah sihir bunga kematian dari keluarga Radiata dengan efek samping kematian penggunanya, atau yang biasa dikenal sebagai teknik bunuh diri keluarga Radiata, Seni Sihir Bunga Kematian : Red Spider Lily!

Alkanrey jelas tidak ingin mempercayai hal ini. Dia sekuat tenaga mengguncang tubuh kaku Karlina, yang saat ini mulai terasa dingin. Alkanrey memanggil nama Karlina berulang kali, hingga air matanya mengalir bahkan tanpa ia sadari dan tangannya yang basah oleh keringat dan darah itu memeluk erat tubuh Karlina.

Saat ini Alkanrey tidak ingin menyadari bahwa Karlina mengorbankan nyawanya hanya untuk melindungi dirinya. Ini benar-benar terlalu menyakitkan.

Meski dia sudah mengetahui tentang plot ini, bahwa Karlina akan mati karenanya, tetapi mengalaminya sendiri sebagai tokoh utama terasa sangat menyakitkan. Alkanrey masih menangis tanpa suara. Malam semakin larut, di dalam lubang yang gelap itu hanya ada dirinya dengan memeluk mayat Karlina, tanpa tahu harus melakukan apa.

Alkanrey melihat sekeliling yang gelap, dan tidak menemukan apapun. Kepalanya mulai pening karena belum minum air sejak tadi, dan dia juga kelelahan. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Tanpa Karlina, dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun. Faktanya, Alkanrey adalah gadis yang lemah, yang berlindung dibalik nama keluarganya. Dia tidak bisa menggunakan sihir, dia tidak bisa bertahan hidup di hutan sendirian, bahkan di dunia nyata, dia memang tidak hidup dalam kesulitan. Alkanrey kemudian menyadari bahwa meski ini adalah cerita fiksi, karakter Alkanreya memang berasal dari penggambaran dirinya dari dunia nyata. Alkanreya Lavender adalah dirinya sendiri, Dika Alkareina.

                   〰〰〰〰〰

Istana Irisia.

Kondisi istana saat ini benar-benar kacau dan suram. Edward memerintahkan semua pengawal untuk memburu seluruh keluarga Lavender, tak terkecuali keluarga bagian. Hanya dalam satu hari ini, hampir seluruh anggota keluarga Lavender beserta pelayannya yang tersisa di giring ke tempat penghukuman, sedangkan yang terbunuh dibiarkan begitu saja di tempat.

"Tuan Edward, pasukan yang mengepung di Hutan Wolfsbane telah dihabisi semua," Seorang prajurit melapor kepada Edward yang saat ini berdiri di depan pintu penjara istana bawah tanah.

"Siapa yang menghabisinya?"

"Itu sihir terlarang dari Keluarga Radiata, Tuan. Pelayan Nona Alkanrey, Karlina Radiata menggunakan teknik bunuh diri Radiata, Red Spider Lily untuk menghabisi semua pasukan,"

Azalea : Tale of AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang