4 : Lavender & Blackwater

144 21 57
                                    

Alka membuka matanya perlahan. Rasa sakit karena hantaman tong itu masih samar-samar terasa, membuatnya pusing. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu segera bangun setelah mendapati dirinya berada di sebuah kamar yang luas, bernuansa ungu. Kamar yang mirip dengan kamar tuan putri bangsawan di manhwa yang sering dia baca.

"Nona! Akhirnya Nona sadar juga," suara asing yang terdengar di samping ranjangnya itu seketika mengejutkan Alka. Dia lalu menoleh dan melihat seorang perempuan berwajah cantik, manik matanya yang hitam memancarkan kelembutan. Surai merahnya yang panjang terikat ke samping, dan meski dia mengenakan pakaian pelayan, dia masih terlihat anggun.

Butuh waktu agak lama untuk Alka mengetahui bahwa perempuan ini tak lain adalah pelayan pribadi Nona Alkanreya Lavender, Karlina Radiata.

"Karlina?" Alka berusaha menebak setiap karakter di novel ini karena sama sekali tidak ada sistem yang membantunya, dan mbak-mbak google translate tadi juga sepertinya tertekan sehingga tidak mau merespon mereka, sehingga benar-benar tidak ada sistem seperti halnya novel transmigrasi yang sering dia baca. Tentu saja dia berpikir cukup malas karena walau otaknya cukup encer, dia tidak rajin dan disiplin seperti Valevi. Otak seorang Dika Alkareina 'kan otak maniak cupang. Ah benar, Valevi!

"Karlina, di mana Valevi?"

"Nona, Tuan Muda Valevian telah dibawa pulang ke Mansion Blackwater. Apa ada sesuatu yang penting?" Karlina membalas pertanyaan dengan nada khawatir.

Sepertinya Alka masih butuh waktu untuk menerima semua ini. Valevian Blackwater, itu berarti Valevi benar-benar menjadi tokoh utama laki-laki dalam novel bangsat ini. Dan Alka sudah tidak bisa menyangkal lagi, bahwa dirinya adalah Alkanreya Lavender, female lead yang bakal mati mengenaskan di akhir cerita!

Alka memijat kepalanya, pusing. Dia melirik ke Karlina sebentar, membuat dugaannya kembali benar bahwa dirinya memang telah menjadi Alkanreya Lavender. Di novel, Karlina tidak akan loyal kepada siapapun--kecuali Alkanreya Lavender.

Tetapi, untuk memastikan lagi, Alka memilih untuk bertanya kepada Karlina. "Karlina, siapa namaku?"

Pertanyaan ini sontak mengagetkan Karlina, membuat dia semakin terlihat khawatir. Dia menjawab dengan cemas, "Nona, tentu saja nama Anda adalah Nona Alkanreya Lavender!"

Alka tersenyum miris, kembali menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya dengan keras, lalu membenturkan kepalanya ke kayu ranjangnya, berharap dia pingsan dan bisa kembali ke dunia asalnya. Tolonglah, dari sekian banyak karakter di novel ini, kenapa dia harus menjadi tokoh utama yang bakal mati dengan sadis?

"Nona! Tolong hentikan--Anda bisa terluka!!"

Namun Alka mengabaikan Karlina dan terus berusaha membenturkan kepalanya. Dia benar-benar tidak terima jika dia harus menjadi Alkanreya Lavender, dia tidak ingin mati dengan mengenaskan.

"Nona hentikan!!!"

Alka sudah merasa begitu pusing, dan dia menduga benturan terakhir setelah ini akan membuatnya pingsan. Dengan semangat dia mencoba membenturkan kepalanya sekali lagi, namun saat kepalanya hampir menyentuh dinding, sebuah cahaya keunguan melesat dan seketika menghentikannnya.

"Alkey, tenanglah." Seorang laki-laki bersurai ungu panjang dan berpakaian khas bangsawan tampak berjalan menghampiri Alka dan menyentuh kepalanya dengan lembut, lalu mengalirkan energi keunguan di kepala Alka. Dalam sesaat, rasa pusing dan luka di kepala Alka menghilang.

Alka memandang laki-laki berkacamata ini dengan lekat. Wajahnya begitu tampan hingga menutupi usianya yang sudah tidak muda lagi. Tanpa berpikir lama lagi, Alka mengerti bahwa orang ini tak lain adalah ayah Alkanreya Lavender, pemimpin keluarga bangsawan utama Lavender dan juga Tangan Kanan Yang Mulia, Sir Arvine Lavender.

Azalea : Tale of AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang